DEMOCRAZY.ID - Ramai-ramai lembaga dan media asing mengungkap hasil surveinya menjelang Pilpres 2024. Dalam hasilnya, pasangan capres-cawapres dapat diketahui elektabilitasnya.
Bahkan di antaranya menyinggung pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turut mewarnai konstelasi politik tanah air.
Ada yang menyebut dengan istilah "Jokowinomic" dalam menggambarkan tingkat kepuasan kinerja Jokowi hingga turut mendulang suara untuk Paslon capres-cawapres tertentu.
Selain itu, pasca debat Pilpres juga mengerek perubahan suara bagi pasangan capres-cawapres.
The Economist melalui update hasil survei terbarunya, Jumat 26 Januari 2024 mengungkap, telah memotret kecenderungan suara untuk Pilpres 2024.
Dalam artikel yang berjudul ‘Who will be the next president of Indonesia’ tersebut, The Economist memantau ketiga capres, Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Disebutkan, Prabowo-Gibran unggul dibanding Paslon lain yakni Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin.
Secara berurutan yaitu sebagai berikut:
- Prabowo Subianto rata-rata 47 persen (dengan range antara 42-52 persen)
- Ganjar Pranowo rata-rata 24 persen (dengan range antara 18-31 persen)
- Anies Baswedan rata-rata 24 persen (dengan range antara 18-30 persen)
Unggulnya capres-cawapres Prabowo-Gibran dari hasil survei Media Inggris ini, sebenarnya sempat terjadi penurunan. Penurunan suara tersebut antara periode September hingga Oktober 2023.
Namun elektabilitas Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan pada 31 Oktober 2023 hingga Januari 2024.
The Economist juga menggambarkan sosok Prabowo yang jika terpilih sebagai Presiden Indonesia akan meneruskan program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Prabowo tidak hanya menganut paham ‘Jokowinomics’ yaitu pembangunan berbasis infrastruktur, tetapi juga menggandeng putra Jokowi yang berusia 36 tahun, Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangannya,” tulis The Economist.
Lembaga asing lain yang merilis hasilnya yaitu Utting Research. Lembaga survei dari Australia Utting Research menunjukkan Prabowo-Gibran ungguli Paslon lain. Survei tersebut digelarnya awal Januari 2024.
Prabowo-Gibran meraih 44 persen, Anies Baswedan-Muhaimin 28 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 21 persen.
Namun demikian, Utting Research menyoroti lonjakan dukungan pemilih yang mencolok (a notable surge) untuk Anies Baswedan pascadebat pemilihan presiden pertama.
“Pascadebat pilpres pertama, Utting Research mencatat kenaikan mencolok jumlah pemilih dari calon Presiden Anies Baswedan sebesar 6 persen," terang Managing Director Utting Research John Utting, Kamis 4 Januari 2024.
"Hasil survei menunjukkan bahwa (Anies) Baswedan mendapatkan 28 persen suara. Kenaikan ini menjadi titik balik (turning point) dalam pilpres, menjadikan Anies sebagai penantang utama dalam pemilihan," papar John.
Menurut Utting Research, Prabowo Subianto, mengalami penurunan dukungan signifikan. “Prabowo suaranya turun 6 persen menjadi 44 persen. Sedangkan Ganjar tertahan di 21 persen.
"Debat pertama pilpres telah menjadi peristiwa yang pivotal (titik balik penting) di dalam rangkaian pilpres, menarik perhatian hampir setengah total pemilih, yang menonton keseluruhan ataupun sebagian debat tersebut," papar John.
"Sebanyak 41 persen pemilih menganggap Anies Baswedan sebagai kandidat paling impresif (mengesankan) dalam debat, melampaui Prabowo 36 persen dan Ganjar 20 persen," ujar John Utting.
Utting Research selama ini berpengalaman menangani riset pemilu dan kampanye di Australia, Selandia Baru, Asia Pasifik, Amerika hingga Uni Eropa.
Sumber: Disway