POLITIK

Soal Alutsista Rahasia Negara, JK: Untuk Menutupi Harga Beli Tidak Wajar!

DEMOCRAZY.ID
Januari 11, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Soal Alutsista Rahasia Negara, JK: Untuk Menutupi Harga Beli Tidak Wajar!

Soal Alutsista Rahasia Negara, JK: Untuk Menutupi Harga Beli Tidak Wajar!


DEMOCRAZY.ID - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan pernyataan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait data alutsista adalah rahasia negara merupakan upaya untuk menutup-nutupi harga pembelian alutsista yang yang tidak wajar.


"Rahasia itu hanya untuk menutupi harga yang tidak wajar. Selalu begitu. Kalau soal pesawat, kita punya sekian Sukhoi, sekian F16, itu bukan rahasia," ujar JK di jakarta, Rabu (10/1).


Kalau hanya soal alutsista, ucapnya, itu sama sekali bukan rahasia. Baik dari segi jumlah, jenis, dan lain sebagainya, itu sudah diketahui negara-negara lain. 


Lagi pula, lanjutnya, alutsista yang dimiliki Indonesia juga selalu dipamerkan setiap tanggal 5 Oktober, dan itu menunjukkan bahwa tidak ada rahasia terkait alutsista.


"Rahasia apa sih pertahanan kita? bagian apa yang perlu dirahasiakan kalau hanya alutsista?" tanya JK.


Indonesia, imbuhnya, juga tidak mempunyai nuklir atau senjata-senjata hebat lain yang harus dirahasiakan tempatnya.


"Kalau ada senjata rahasia yang hebat biasanya itu dirahasiakan, tapi kan kita tidak punya nuklir yang harus dirahasiakan di mana tempatnya," ucap JK.


JK: Pesawat Bekas Jadi Masalah karena Harganya Terlalu Mahal


Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan pembelian pesawat bekas menjadi persoalan karena harganya yang terlampau mahal. Itu yang menjadi esensi masalah dalam debat ketiga Pilpres, Minggu (7/1) malam lalu.


JK mengatakan pemerintah mengeluarkan uang terlalu besar, yakni rata-rata Rp1 triliun hanya untuk satu pesawat yang sudah berusia 25 tahun.


"Masalahnya bukan di bekasnya, melainkan berapa harga bekas itu? Itu kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat yang umurnya 25 tahun. Harga tersebut tentu sangat tidak laik mengingat teknologi yang didapatkan juga telah tertinggal jauh," kata JK di Jakarta, Rabu (10/1).


Ia mengatakan Indonesia bukan kali pertama ini saja membeli pesawat bekas. Itu sudah sering dilakukan sebelumnya. 


Hanya saja, saat itu, harganya sesuai dengan kondisi pesawat bekas, tidak seperti saat ini.


"Saya kira pemerintah tidak satu kali ini saja beli bekas. Dulu juga pernah tapi selalu murah. Murah sekali barang bekas itu sebetulnya apalagi kalau sudah tua," jelasnya.


JK menjelaskan, ketika orang ingin membeli pesawat, ada dua hal yang menjadi pertimbangan, pertama umur, kedua jam terbangnya. 


Untuk umur, ia mengatakan, sangat memengaruhi teknologi yang ada di dalam pesawat.


"Kalau beli baru pasti teknologi baru. Di samping itu jam terbangnya berapa, semua ada aturannya kalau pesawat terbang, yang penting itu," terang JK.


Sumber: MediaIndonesia

Penulis blog