DEMOCRAZY.ID - Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah beberapa kali membuat heboh karena cuitan-cuitannya.
Salah satu cuitan yang sempat membuat heboh adalah soal ada Calon Presiden atau Capres 2024 yang diam-diam menandatangani surat perjanjian utang untuk biaya kampanye.
Selasa, 9 Januari 2024 lalu, hal ini disampaikan Fahri Hamzah sebagai balasan kepada orang yang menyinggung kekayaan pribadi Prabowo.
“Yang kita perlu persoalkan dari capres bukan kekayaan pribadinya yang banyak,” katanya melalui akun X @Fahrihamzah, sebagaimana dikutip pada Selasa, 23 Januari 2024.
“Tapi jika dia berhutang diam-diam dan ditandatangani tanpa sepengetahuan kita,” sambungnya.
Saat diwawancarai dr. Richard Lee, Fahri Hamzah ditanya soal siapa Capres 2024 yang ia maksud berutang diam-diam.
Fahri Hamzah tak menjawab langsung pertanyaan tersebut. Ia justru mengawali jawabannya dengan menyinggung soal pentingnya seorang Capres memiliki banyak harta pribadi.
Menurutnya, seorang Capres memang sebaiknya punya harta banyak agar bisa membiayai kampanye sendiri.
Semenyata, Capres yang tidak kaya akan mengandalkan sumbangan sehingga banyak berutang budi pada orang lain.
Oleh sebab itu, Fahri Hamzah justru heran mengapa orang mempersoalkan Prabowo yang merupakan Capres 2024 terkaya.
“Padahal memang kita maunya presiden kita itu orang yang hartanya banyak sehingga dia enggak hutang budi sama orang, gitu loh,” kata Fahri Hamzah, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube dr. Richard Lee pada Selasa, 23 Januari 2024.
“Mohon maaf ya, kalau anda gembel, ya nanti ongkos Pemilu Anda siapa yang bayar? Gitu loh. Oh, dia bilang sumbangan-sumbangan, sumbangan siapa?” sambungnya.
Fahri Hamzah melanjutkan bahwa salah satu dampak jika Capres tak memiliki banyak harta adalah diam-diam mengutang. Padahal, menurutnya, berutang diam-diam ini justru sangat berbahaya.
“Ternyata kan ada orang yang tanda tangan utang diam-diam di belakang layar. Lah, itu yang berbahaya dong,” katanya.
dr. Richard Lee sempat memancing-mancing Fahri Hamzah untuk menyebut siapa Capres yang diam-diam berutang tersebut.
Fahri Hamzah enggan menjawab. Akan tetapi, ia menyebut salah satu klausul dalam perjanjian utang tersebut.
“Ditulis di dalam klausulnya itu, ‘Kalau saya menang, utang saya lunas’,” ujarnya.
Fahri Hamzah menilai klausus ini bermakna buruk. Menurutnya, syarat itu berarti bahwa sang Capres akan mengutus orang untuk menyelesaikan persoalan utang jika nanti menang.
Utang itu pun kemungkinan akan dibayar lebih; bukan hanya dalam bentuk uang, tapi juga dalam bentuk izin-izin, misalnya izin tambang.
“Artinya apa? Saya akan mengutus orang untuk ngurusi pembayaran utang itu. Itulah namanya ordal, orang dalam,” kata Fahri Hamzah.
“Orang dalam ini nanti ngurusin bagaimana supaya utang yang saya ambil dari Anda itu dibayar tidak saja lunas, tapi lebih. Dari perkara, perizinan, ya kan, pertambangan, macam-macam itu,” tambahnya.
Fahri Hamzah mengaku bisa mengetahui soal ini, sebab dirinya bukanlah orang baru dalam dunia politik.
Sebagai politisi senior yang lama menjabat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ia mengetahui permainan-permainan seperti ini.
“Akal-akal gini kita sudah tahu semua, kan kita udah bukan orang baru dalam politik, tahu kita permainan-permainan,” ujarnya.
Ketika ditanya berapa jumlah uang yang dipinjam Capres tersebut, Fahri Hamzah tak menjawab langsung.
Ia memilih membahas bahwa Prabowo adalah Capres yang berwibawa secara finansial sehingga tak perlu dikhawatirkan.
Namun, Fahri Hamzah lalu menyinggung kisaran jumlah dana yang dibutuhkan untuk Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres.
“Yang kita khawatir kalau orang terlalu banyak hutang. Ini yang jadi masalah di masa yang akan datang,” kata Fahri Hamzah.
“Karena kalau ongkos Pilkada DKI aja tu bisa ratusan miliar. Kalau presiden itu bisa triliunan. Dan ini yang kita mesti khawatirkan gitu,” sambungnya.
Sumber: HOPS