POLITIK

[ANALISIS] Mesra Kubu Ganjar-Anies dan Sinyal Koalisi di Putaran 2

DEMOCRAZY.ID
Januari 12, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
[ANALISIS] Mesra Kubu Ganjar-Anies dan Sinyal Koalisi di Putaran 2

[ANALISIS] Mesra Kubu Ganjar-Anies dan Sinyal Koalisi di Putaran 2


DEMOCRAZY.ID - Wacana bergabungnya partai koalisi pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD andai Pilpres 2024 berlangsung dua putaran lamat-lamat mulai terdengar.


Sinyal kongsi antara dua poros ini kian menguat bersamaan dengan sejumlah prediksi lembaga survei yang menyebut pilpres bakal dua putaran.


Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjojanto, sempat mengungkap data mereka menunjukkan Ganjar-Mahfud akan berhadapan dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di putaran kedua.


"Kalau tidak terjadi sesuatu yang signifikan, maka peluang putaran dua tampaknya akan terjadi antara pasangan 02 dan 03," kata Andi akhir Desember lalu.


Terkini, kedekatan antara Ganjar dan Cak Imin di media sosial pun mulai tampak. Selain itu, Anies-Cak Imin bahkan sempat terlibat perbincangan hangat dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani usai debat ketiga Pilpres 2024.


Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 ini juga secara khusus juga memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada PDIP yang berulang tahun ke-51 pada 10 Januari lalu.


Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif'an menilai dari sinyal yang terlihat, sangat mungkin kedua poros ini bersatu di putaran kedua.


Namun, Ali tak bisa memprediksi siapa yang akan lolos ke putaran kedua dan berhadapan dengan Prabowo-Gibran. Sebab, Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud masih bersaing dalam sejumlah hasil survei.


"Kalau melihat beberapa pertanyaan elite dan kemudian sinyal yang diberikan, secara predictable mereka akan menyatu," ucap Ali saat dihubungi, Jumat (12/1).


Di lain sisi, Ali mengingatkan bahwa koalisi partai pengusung capres-cawapres tak serta merta diikuti dukungan akar rumput. Ia memprediksi akan terjadi 'split ticket voting', alias perbedaan dukungan antara elite dan masyarakat.


Menurutnya, survei Arus Survei Indonesia menunjukkan split ticket hampir terjadi di semua partai. Artinya, dukungan satu partai kepada capres dan cawapres tertentu tak 100 persen diikuti pendukung partai tersebut.


Ia menuturkan hanya PKS yang 80 persen pendukungnya ikut mendukung Anies-Cak Imin. Sedangkan PKS dan NasDem hanya 60 persen, sementara 40 persen sisanya menyebar ke paslon lain.


"Partai-partai yang sekarang saja sudah jelas mengusung capres katakanlah di kubunya AMIN, PKB, NasDem itu tidak 100 persen, 80 persen pun tidak ada yang memilih AMIN. Itu 60-an persen, 40 persen menyebar. Hanya PKS yang 80 persen," ucap Ali.


Hal serupa terjadi pada Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran. Ali mengatakan tak semua simpatisan PPP mendukung Ganjar-Mahfud.


Kemudian, pendukung Gerindra yang mendukung Prabowo-Gibran pun hanya 80 persen.


Namun, Ali berpendapat tak mustahil dukungan akar rumput bisa menyatu. Partai politik perlu menciptakan suatu isu bersama yang bisa menghadirkan konsolidasi nasional.


"Kalau misalnya ada isu yang bisa menjadi lem perekat grass root untuk menyatu dan melawan Prabowo-Gibran, itu bisa. Kalau tidak ada, rasa-rasanya bergabungnya elite tak akan diikuti," kata dia.


Panas dingin PDIP-PKS


Secara historis, sikap PDIP dan PKS selalu berseberangan. Kedua partai tak pernah berkoalisi di tingkat nasional.


Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bahkan pernah mengakui bahwa PDIP secara kultural sulit bergabung dengan PKS. Menurutnya, ideologi PDIP dan PKS berbeda.


"Kami menghormati posisi PKS yang berada di luar pemerintahan, tetapi untuk bekerja sama dengan PKS, ditinjau dari aspek ideologi, aspek historis, ada hal yang memang berbeda," kata Hasto pada Juni 2022.


Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengibaratkan PKS dan PDIP bagai minyak dalam air. Meski memiliki perbedaan yang tegas, tapi kedua partai sama-sama memiliki kader dan simpatisan yang ideologis dan mengakar.


Menurut Pangi tak ada yang mustahil dalam politik. Selama masih dalam satu kepentingan, dia menilai segalanya bisa terjadi.


"Dalam politik itu selalu ada pendekatan kepentingan. Kalau sama-sama menguntungkan maka mereka akan bergabung walaupun banyak mengatakan PKS sama PDIP seperti minyak dan air, dan sulit digabungkan. Satu basis pemilih nasionalis, satu islamis," kata Pangi saat dihubungi.


Hal senada disampaikan Ali. Dia menyebut basis komunikasi politik di antara partai-partai di Indonesia saat ini lebih banyak didasari kepentingan.


Maka, meski PKS dan PDIP punya basis pendukung yang berbeda, keduanya tetap memiliki peluang bergabung.


Menurutnya, hal yang sama juga terjadi antara PKS dan PKB. Meski keduanya secara ideologis berbeda, pada akhirnya mereka bersama-sama mengusung Anies-Cak Imin.


"Karena itu kerangka bangunan koalisi kita di partai tidak kemudian ideologi harga mati. Karena nyatanya PKB dan PKS tidak bertemu ideologi, tapi bisa nyatu," kata Ali.


PKB-PKS bisa pisah jalan


Sementara itu, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda ragu partai pengusung Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud bisa bekerja sama jika Pilpres 2024 melaju ke putaran kedua.


Menurutnya, PKB dan PKS bisa saja pisah jalan jika yang saling berhadapan adalah Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran.


"Saya masih ragu. PKB dan PKS bisa jadi terbelah juga," kata Hanta dalam program CNNIndonesia News Room, Kamis (11/1).


Hanta mengatakan putaran kedua bisa memunculkan peta koalisi baru. Partai-partai pengusung Anies-Muhaimin kemungkinan punya sikap berbeda.


Ia melihat bahwa isu yang beredar saat ini adalah mengenai konsolidasi antara pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud melawan Prabowo-Gibran.


Namun, Hanta menganggap bahwa pertarungan sebenarnya terjadi antara pasangan Anies-Muhaimin melawan Ganjar-Mahfud. Dua pasangan itu bertarung agar bisa lolos ke putaran kedua Pilpres 2024.


"Kalau peta politik per hari ini Prabowo-Gibran adalah yang paling potensial Menunggu di putaran kedua, kalau kita asumsikan sekarang pilpres berlangsung dalam dua putaran, yang sedang bertarung adalah pasangan Nomor satu dan nomor tiga sebenarnya," ucap Hanta.


Pada kesempatan yang sama, Dewan Pertimbangan Timnas Pemenangan Anies-Cak Imin, Hermawi Taslim, mengungkapkan koalisi AMIN menjalin hubungan baik dengan semua pihak, termasuk dengan Ganjar-Mahfud MD.


Dia juga tak membantah jika ada kemungkinan komunikasi antara koalisi AMIN dan Ganjar-Mahfud. Namun, menurutnya hal itu biasa.


Sumber: CNN

Penulis blog