DEMOCRAZY.ID - Jalan Kemang Utara IX, Jakarta Selatan, jadi salah satu wilayah yang kerap mengisi data titik banjir Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta belakangan ini.
Banjir di ruas jalan ini, dan lingkungan sekitarnya, akibat hujan juga luapan Kali Mampang.
Paling baru adalah ketika hujan lebat mengguyur ibu kota pada Kamis lalu.
"Kalau hujan lebat banget, setengah jam saja jalanan sudah tergenang," ujar Mohammad Muksin, warga setempat, saat ditemui pada Jumat, 12 Januari 2024.
Muksin adalah Ketua RT 01/05, Kelurahan Duren Tiga. Dia menyebut wilayah permukimannya,
"Kemang pinggiran, ya. Beda dengan Kemang Raya."
Menurutnya, banjir dan jalanan tergenang di wilayahnya itu sudah jadi hal lumrah tiap musim hujan.
Sebagai warga yang telah mendiami bantaran Kali Mampang sejak kecil, ia menyebut telah kenyang akan cerita banjir di pemukimannya.
Ia menilai peristiwa banjir paling parah ketika periode 2002 sampai 2008. Tidak hanya ketinggian genangan yang jadi masalah. Lamanya genangan surut selalu jadi pekerjaan rumah pemerintah kala itu.
Bagi warga bantaran kali di Kemang, Muksin mengungkapkan, kondisi kini dinilai membaik.
"Ketika Jakarta dipimpin Pak Ahok, Pak Anies, dan sekarang Pak Heru, ya ada perubahan yang meningkat," katanya.
Banjir memang masih selalu ada, tapi, Muksin menambahkan, genangan menjadi lebih cepat surut saat ini.
Menurut dia, mustahil bagi mereka yang tinggal di dekat kali tidak terkena banjir, apalagi ketika memasuki musim hujan seperti sekarang.
"Maka itu tadi saya bilang sudah lumrah," katanya,
"Kalau ada yang kaget, mungkin dia warga baru."
Pada musim hujan tahun ini, ia mengatakan ketinggian genangan berkisar di 60 sampai 80 sentimeter.
Ia menyebut dengan ketinggian tak lebih dari satu meter, genangan itu bisa surut total dalam waktu tiga jam.
Untuk ketegori yang membaik sekarang ini, Muksin mencatat banjir pada 2021 yang paling parah.
Waktu itu genangan sampai 190 sentimeter atau hampir dua meter. Meski parah, banjir saat kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan itu cepat surut.
Sepengetahuan dia, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI rutin melakukan pengerukan kali, lumpur, dan sampah untuk mengatasi masalah banjir di wilayah Kemang dan sekitarnya.
Adanya perubahan juga semakin mereka rasakan setelah pengajuan pintu air di aliran Kali Mampang direalisasikan oleh penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Sebenarnya, ucap dia, pengajuan pintu air itu sudah mulai diurus sejak Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Akan tetapi baru dapat terealisasi di masa sekarang.
"Baru dua bulan kemarin akhirnya dibikinkan pintu air. Bersyukur banget, jadi air luapan kali itu enggak langsung semua meluber ke permukiman," kata Muksin.
Meski begitu, ia berharap agar turap pintu air bisa dibuat lebih tinggi agar fungsinya optimal.
Sumber: Tempo