POLITIK

Komentar Jenderal Dudung Soal Anggota TNI Aniaya Relawan Ganjar, Beri Nasihat Bijak Kepada Andika Perkasa

DEMOCRAZY.ID
Januari 17, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Komentar Jenderal Dudung Soal Anggota TNI Aniaya Relawan Ganjar, Beri Nasihat Bijak Kepada Andika Perkasa

Komentar Jenderal Dudung Soal Anggota TNI Aniaya Relawan Ganjar, Beri Nasihat Bijak Kepada Andika Perkasa


DEMOCRAZY.ID - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman turut mengomentari kasus pengeroyokan relawan Ganjar-Mahfud oleh sejumlah anggota TNI.


Sebelumnya, pihak TNI membenarkan adanya pengeroyokan yang dilakukan oleh anggotanya terhadap sejumlah orang di Boyolali yang merupakan pendukung Ganjar-Mahfud.  


Terdapat 7 orang yang mengalami kekerasan, 2 di antaranya harus dirawat ke rumah sakit. Pihak TNI menyebut anggotanya terganggu dengan suara knalpot brong milik para korban yang sedang melintas di depan markas.


Dandim 0724/Boyolali, Letkol inf Wiweko Wulang Widodo, memaparkan bahwa kejadian itu berawal ketika anggota TNI Raider 408/Sbh sedang bermain voli pada Sabtu (30/12).


Kemudian mereka merasa terganggu konvoi knalpot brong berulang-ulang hingga pemukulan pun terjadi. 


"Ada sebab ada akibat, jadi unsur lalu lintas kegiatan konvoi knalpot brong itu sangat mengganggu masyarakat dan mengganggu, khususnya prajurit di Batalyon Raider 408/Sbh," ujar Wiweko dalam konferensi pers di Makodim 0724/Boyolali, Minggu (31/12). 


"Sehingga tindakannya berlanjut pada tindakan kekerasan," imbuhnya.


Menyikapi soal kasus pengeroyokan oleh oknum perjurit TNI, Jenderal Dudung Abdurachman turut berkomentar saat hadir di podcast Close The Door milik Deddy Corbuzier.


"Sekarang gini lah, di depan kita ada knalpot brong lewat bolak-balik, pasti kita juga akan marah kan, begitu juga di asrama militer," ujar Dudung dilansir dari Youtube Deddy Corbuzier, Rabu (16/1/2024).


"Nah mungkin anak-anak muda Tamtama-tamtama baru itu emosinya juga (lagi tinggi), dan mereka sedang kegiatan, mungkin merasa terganggu," lanjut jelasnya.


Dudung juga menerangkan bahwa tindakan yang diambil para staf TNI AD untuk menghukum sejumlah anggota yang terlibat pengeroyokan telah sesuai prosedur.


Mengenai hal itu, Dudung meminta supaya persoalan ini tidak ditarik menjadi ke ranah politik.


"Hukumannya terhadap militer itu, menurut saya setiap hukuman itu lebih berat daripada orang sipil, satu, biasanya karena putusan hukum maka dia akan dipecat, dan hukuman pidananya sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.


Kemudian, Jenderal Dudung juga merespons  pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Andika Perkasa yang menyatakan bahwa pengeroyokan tersebut tidak disebabkan oleh kesalahpahaman.


Di mana hal itu bertentangan dengan pernyataan Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol (Inf) Wiweko Wulang Widodo. Dia menyatakan bahwa pengeroyokan itu terjadi akibat kesalahpahaman.


"Pak Andika kan menanggapinya tentang Dandim ya, pernyataan tentang adanya perselisihan. Artinya kalimat ini bisa dijabarkan, kalau perselisihan timbul dari dua sisi yang terjadi konflik, mungkin kalimat itu yang kemudian beliau melihat tidak terima dengan adanya perselisihan," kata Dudung.


Mantan Pangdam Jaya, Dudung juga mengaku lebih memihak dengan apa yang disampaikan oleh Dandim O724/Boyolali ketimbang pernyataan Andika Perkasa.


Alasannya karena menurut Dudung bahwa Letkol Wiweko selaku Dandim sangat mengetahui situasi di lapangan, dan pernyataannya didukung sejumlah bukti mendasar dari anggotanya di bidang intelijen.


"Saya (lebih memihak pernyataan) ke Dandim, menurut saya Dandim kan yang tahu situasi lapangan, mereka paham betul apa yang dikatakan sesuai dengan informasi. Informasi itu dari Intelijen, dari anggota, dilihat juga dari lapangan. Saya lebih yakin dengan Dandim," ungkapnya.


Dudung juga mengungkapkan pesan kepada Andika Perkasa, eks Panglima TNI yang kini Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.


"Tapi kalau menurut saya, ya sikapi dengan bijak lah, kan mantan tentara juga," paparnya.


"Berpolitiklah dengan bijak lah, silakan, kan sama-sama udah orang sipil kita (udah purnawirawan) artinya kalau kita menyikapi adanya gesekan di masyarakat terutama anggota TNI. Jangan lupa kita masih melekat Sapta Marga sumpah prajurit, jadi jangan terkesan anggota dipojokkan seperti itu," sambungnya.


Sumber: TvOne

Penulis blog