HOT NEWS

KISAH Tragis Istri Soekarno Asal Jepang, Sakiko Kanase Yang Bunuh Diri Karena Cemburu

DEMOCRAZY.ID
Januari 31, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
KISAH Tragis Istri Soekarno Asal Jepang, Sakiko Kanase Yang Bunuh Diri Karena Cemburu

KISAH Tragis Istri Soekarno Asal Jepang, Sakiko Kanase Yang Bunuh Diri Karena Cemburu


DEMOCRAZY.ID - Sudah banyak yang tahu bahwa Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, memiliki banyak istri. 


Menurut catatan sejarah, sang Proklamator memiliki 9 istri di antaranya Siti Oetari Tjokroaminoto, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo, dan Heldy Djafar.


Di antara 9  nama yang tercatat, ada satu nama istri Soekarno yang tidak tercatat dalam sejarah namun kisahnya terkenal yakni, Sakiko Kanase alias Saliko Maesaroh. 


Banyak informasi menyebutkan, Sakiko memilih bunuh diri karena cemburu dengan Naoko Nemoto alias Ratna Sari Dewi. 


Ya, Sakiko dan Naoko adalah 2 wanita Jepang yang memikat hati 'Bung Besar'. 


Sakiko yang terlebih dahulu dinikahi Soekarno, sebelum Soekarno menikah dengan Naoko Nemoto. 


Soekarno pertama kali bertemu dan jatuh hati pada pandangan pertama dengan Sakiko Kanase saat melawat ke Jepang tepatnya di Kyoto.


Pernikahan Soekarno dengan Sakiko Kanase berlangsung di Hotel Daiichi, Kota Ginza, Jepang pada tahun 1958.


Akun Twitter Sejarah Nusantara @indo_history101 menulis “Ia (Sakiko Kanase) adalah seorang wanita Jepang yang berhasil meluluhkan hati Soekarno. 


Pada awal pertemuannya dengan Soekarno, Sakiko Kanase adalah seorang model kala itu,” tulis akun tersebut.


Sakiko  dengan nama panggilan Keiko Kondo, wanita Jepang pertama yang dinikahi Soekarno. 


Setelah resmi menjadi istri ke-5 Presiden RI Pertama, Sakiko kemudian memeluk Islam dan tinggal di Menteng, Jakarta Pusat. 


Soekarno kemudian memberi nama Indonesia Sakiko menjadi Saliku Maesaroh.


Lalu bagaimana hingga Sakiko Kanase akhirnya bunuh diri ?


Semua berawal dari lobi-lobi bisnis. Perkenalan dengan Sakiko Kanase pun bagian dari lobi bisnis perusahaan Jepang kala itu.


Saat itu, ada 2 perusahaan Jepang yang sedang proses lobi bisnis dengan Soekarno. 


Lobi tingkat tinggi untuk proyek pembangunan Indonesia dari hasil pampasan perang Jepang. 


Ada Perusahaan Jepang bernama Kinoshita Grup dan Tonichi Trading Company milik Kubo Masao. 


Saat berkenalan dengan Soekarno, Sakiko adalah model dan guru privat Kinoshita Grup. 


Singkat cerita, setahun setelah Soekarno dan Sakiko menikah, Kubo Masao mulai melancarkan aksinya, mengenalkan Soekarno dengan Naoko Nemoto, bagian dari lobi bisnis. 


Sejarawan Jepang Aiko Kurasawa menyebutkan, Naoko juga merupakan bagian dari lobi Tonichi Trading Company yang merupakan saingan 


Kinoshita Group dalam perebutan proyek-proyek bisnis di Indonesia.


Naoko Nemoto merupakan gadis Jepang cantik yang saat itu masih berusia 19 tahun. 


Dalam beberapa informasi menyebutkan bahwa Naoko seorang 'Geisha' namun hal itu dibantah oleh Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. 


Pertemuan dengan Naoko membuat Soekarno kembali jatuh cinta. Dua kali Soekarno bertemu Naoko di Hotel Imperial sebelum Soekarno pulang ke Indonesia.


Hubungan dengan Naoko rupanya terus berlanjut dengan surat menyurat. Soekarno pun mengundangnya ke Indonesia. Naoko Nemoto tiba di Indoensia pada 14 September 1959. 


Di Indonesia, Naoko kemudian tersadar jika Kubo memanfaatkannya untuk melancarkan bisnisnya di Indonesia. 


Namun, Soekarno bergeming lantaran sudah terlanjur jatuh hati pada Naoko.


Nah, kehadiran Naoko di Indonesia inilah yang membuat Sakiko Kanase cemburu. Sakiko merasa tercampakkan dan terbuang. 


Sebab, Soekarno yang baru menikahi Naoko pada 1962 telah menjadikan perempuan senegaranya itu sebagai perempuan favorit.


Enam belas hari usai kedatangan Naoko, Sakiko memutuskan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.


Dia nekat mengiris urat nadinya hingga tewas mengenaskan di kamar mandi.


Saat kejadian itu, Soekarno dan Naoko Ratna Sari Dewi sedang berkunjung ke Bali sekitar 30 September 1959.


"Dan tragis, Sakiko Kanase mengiris nadinya. Kejadian itu persis enam tahun lebih dulu dari Gerakan 30 September 1965,” tulis akun Twitter Sejarah Nusantara.


Kabar Sakiko tewas bunuh diri membuat Soekarno kaget bukan kepalang. Soekarno pun menangis mendengar istrinya dari Jepang itu tewas.


Soekarno lantas meminta bawahannya untuk mengurus pemakaman istri Jepangnya itu dengan baik tanpa menarik perhatian orang-orang dan media.


Sakiko dimakamkan di Blok P, Jakarta Selatan. Namun sekitar akhir 1970-an kabarnya pihak keluarga memindahkan kerangka Sakiko ke Jepang.


Sumber: Disway

Penulis blog