DEMOCRAZY.ID - Ternyata, pemecatan yang dilakukan PBNU atas Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar berbuntut panjang.
Tidak saja mengundang tanda tanya dan polemik di tingkat para kiai, tetapi juga menghidupkan gema MLB (Muktamar Luar Biasa) dari akar rumput Nahdliyin untuk melengserkan Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf).
Menurut Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon KH Imam Jazuli Lc MA, gema MLB terkait pemecatan KH Marzuki Mustamar oleh PBNU adalah gerakan moral yang dilandasi oleh tiga alasan yang sangat kuat.
Ketiga alasan itu menurut kiai penyuka kaos oblong ini terkait dengan tradisi penghormatan di Nahdliyin terhadap posisi kiai sepuh.
“Salah satu bentuk penghormatan terhadap Kiai Sepuh adalah tidak adanya sejarah pemecatan pengurus NU,” jelasnya serius.
Kiai Jazuli menambahkan, peran para alim ulama dan kiai dalam tradisi NU sangat sentral, yakni sebagai kompas kehidupan warga Nahdliyin dan panutan dalam setiap tindakan.
Karena itulah, lanjut Imam jazuli, memuliakan alim ulama dan kiai sepuh seperti Marzuki Mustamar adalah kewajiban moral semua warga Nahdliyyin.
Alasan kedua, Kiai Jazuli melihat ada ketidakadilan yang dilakukan PBNU. Selama ini, dukungan KH Marzuki Mustamar terhadap paslon nomor urut 1 (AMIN), yang dinilai berseberangan dengan ketum PBNU, lebih bersifat dukungan pribadi.
Kiai Marzuki tidak mengerahkan instrumen dan fasilitas PWNU. Banyak kiai, bahkan pengurus PBNU melakukan itu.
Apa yang dilakukan oleh Kiai Marzuki Mustamar tidak separah yang dilakukan oleh para pengurus NU yang nyata-nyata gabung ke TKN.
“Andaikan Kiai Marzuki Mustamar memang salah di mata ketua umum PBNU, mengapa pemecatan yang sama tidak dilakukan kepada elite-elite dari Banom NU? Padahal, mereka juga memiliki posisi yang sama seperti Kiai Marzuki di NU, walaupun posisinya di Banom. Ketidakadilan dan inkonsistensi ketua umum terhadap aturan AD/ART organisasi tercium publik,” jelasnya kepada wartawan.
Terakhir, menurut Pengasuh Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 ini bahwa di AD ART PBNU memungkinkan terjadinya MLB, sebab Pasal 74 ayat (1) menyebutkan bahwa Muktamar Luar Biasa (MLB) dapat diselenggarakan apabila rais am dan/atau ketua umum Pengurus Besar melakukan pelanggaran berat terhadap ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Dan dalam ayat (2), MLB bisa diselenggaran atas usulan 50+1% dari jumlah wilayah dan cabang.
Tren menguatnya gema MLB atas kepemimpinan Gus Yahya, khususnya terkait perlakuannya terhadap KH Marzuki dan KH Abdus Salam Shohib, menurut Kiai Imam Jazuli dapat dilihat dari reaksi netizen.
Menurutnya, banyak komentar dari netizen pada siaran TV nasional yang ditonton 923.573 ribu, di mana ada 67 ribu komentar yang arahnya meminta Gus Yahya dievaluasi, bahkan meminta MLB.
Begitu juga polling yang diselenggarakan Padasuka TV terhadap Warga NU. Ada 24.000 suara lebih responden dan 87 persen menghendaki segera MLB PBNU.
Selain itu, majelis ta'lim Langgher Konah yang berbasis di Madura juga telah menyuarakan MLB secara gamblang.
Terkait dengan desakan MLB di PBNU itu, Prof A.S. Hikam, anggota Mustasyar PBNU dan mantan Menteri Riset dan Teknologi Indonesia dalam wawancaranya mengingatkan,
“Kalau isu MLB ini dianggap sepele oleh PBNU, maka ini akan jalan terus. Meski tidak diinginkan, tapi ini akan terjadi apabil PBNU tidak pandai mencari solusi konflik.”
Bahkan kader NU, Mukhlas Sarkun, dalam diskusi publik menyatakan telah menengarai ada sebuah gerakan yang dilakukan beberapa PCNU dan PWNU untuk menggelar KLB NU.
"Setelah isu MLB NU ini bergulir, saya menengarai ada beberapa PCNU dan PWNU sudah melakukan konsolidasi untuk MLB NU," katanya.
Sumber: Disway