HOT NEWS POLITIK

Heboh Gibran vs Tom Lembong, Anak Buah Luhut Turun Gunung!

DEMOCRAZY.ID
Januari 23, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
Heboh Gibran vs Tom Lembong, Anak Buah Luhut Turun Gunung!

Heboh Gibran vs Tom Lembong, Anak Buah Luhut Turun Gunung!


DEMOCRAZY.ID - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) turun gunung. 


Lembaga yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan ini buka suara perihal hebohnya pernyataan Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong/Tom Lembong perihal mobil Tesla yang tidak lagi memakai komponen nikel dalam pembuatan baterai listriknya.


Sebelumnya, dalam sebuah acara Podcast, Tom Lembong menyebutkan bahwa semua mobil Tesla yang dibuat di China tak lagi memakai nikel melainkan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP).


Pernyataan Tom Lembong itu lantas menuai polemik baru, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto menyatakan bahwa pernyataan Tom Lembong tidak benar.


"Mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok ada yang pakai nikel disuplai dari LG Energy Solution. Terutama untuk model yang long range," ungkap Seto kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/1/2024).


Seto menegaskan bahwa pernyataan Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka benar bahwa Tom Lembong membohongi publik.


Cawapres Gibran Rakabuming Raka dalam debat Cawapres pada Minggu (21/1/2024) menyebutkan bahwa timses dari Cawapres AMIN yakni Tom Lembong menyebutkan perihal baterai mobil Tesla tak lagi memakai nikel. 


"Tesla gak pakai nikel ini kan kebohongan publik. Mohon maaf Tesla itu pakai nikel pak," kara Gibran dalam debat cawapres yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1/2024).


Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah mengungkapkan saat ini Tesla memang tercatat masih menggunakan nikel sebagai komponen pembuatan baterai kendaraan listrik.


Agus mengatakan model mobil listrik yang ada saat ini masih menggunakan jenis baterai Nickel-Mangan-Cobalt (NMC). 


"Artinya yang model (EV Tesla) sekarang masih pakai NMC," jelas Agus saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (22/1/2024).


Dia menambahkan, model mobil listrik Tesla S, X, 3, dan Y masih menggunakan tipe baterai NMC. 


"Model S, X, 3 dan Y masih pakai NMC," tambahnya.


Walaupun saat ini Tesla masih menggunakan komponen nikel untuk jenis baterai kendaraannya, dia mengatakan bahwa Tesla ke depannya akan menggunakan baterai baru tipe prismatik atau LFP yang akan diaplikasikan di semua jenis EV Tesla. 


"Tapi all future model akan menggunakan prismatic dari LiFePO (LFP)," tandasnya.


Asal tahu saja, melansir history-computer, secara keseluruhan, Tesla EV saat ini mengandalkan tiga jenis katoda baterai yang berbeda: NCA (nickel-kobalt-aluminium), NCM (atau nikel-kobalt-mangan), dan LFP (atau litium-besi-fosfat).


NCA dan NCM dinilai cocok untuk kepadatan energi tinggi dan pengisian daya jarak jauh, sedangkan LFP cocok untuk biaya lebih rendah dan peningkatan stabilitas. Seperti disebutkan sebelumnya, perusahaan berencana untuk lebih condong ke katoda LFP.


Hal ini berkaitan dengan perkiraan peningkatan permintaan kobalt, belum lagi dampak negatif NCA dan NCM ini terhadap reputasi Tesla di masa lalu. 


Sejarahnya, kendaraan listrik Tesla yang terbakar atau terbakar secara spontan karena panas yang sangat besar dari baterai jenis NCA dan NCM. 


Jadi, Tesla akan beralih ke jenis baterai LFP yang dinilai bebas dari nikel dan kobalt.


Adapun, Tesla menggunakan baterai lithium-ion di mobilnya karena beberapa alasan. 


Namun, faktor terpentingnya adalah mereka memiliki kepadatan energi yang tinggi dan dapat menyimpan energi dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan ukurannya. Hal itu juga berarti mobil Tesla dapat mencapai jarak tempuh yang lebih jauh.


Baterai lithium-ion juga memiliki kemampuan pengisian daya yang cepat, sehingga cocok untuk kendaraan listrik sehingga pengemudi dapat mengisi ulang mobilnya dengan cepat dan dapat melanjutkan perjalanan, terutama bila baterai tersebut digabungkan dengan jaringan Supercharger Tesla.


Sumber: CNBC

Penulis blog