DEMOCRAZY.ID - Dalam Debat Cawapres, Gibran Rakabuming Raka berhasil membuat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mati kutu dengan pertanyaan soal SGIE.
Lantaran Gibran Rakabuming memberi pertanyaan yang tidak lengkap dan tidak menjelaskan kepanjangan dari SGIE.
Oleh karena itu, Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming mendapat kritikan keras dari Peneliti Ahli Utama BRIN Prof Siti Zuhro.
Peneliti BRIN ini bahkan berani menyebut Gibran Rakabuming ini tidak fasih dalam berbicara.
Adapun kritikan tersebut dilontarkan Siti Zuhro ketika menghadiri acara diskusi seperti dilihat dari YouTube tvOneNews pada Senin, 1 Januari 2024.
“Pertanyaan yang berkualitas itu adalah pertanyaan yang tidak berhenti di tengah jalan, pertanyaan itu tidak boleh menggantung, pertanyaan itu harus full stop sampai titik,” jelas peneliti BRIN.
“Jadi bukan hanya bertanya tentang singkatannya, untuk RI 1 RI 2 ini pemimpin nasional. Jadi bukan tanya tentang singkatan tapi kedalaman dari singkatan itu berkaitan dengan tema tentang ekonomi,” lanjutnya.
Menurut Prof Siti Zuhro, Gibran merupakan ahli ekonomi karena sudah menjadi walikota dan mengeksekusi berbagai program.
Oleh karena itulah, kata peneliti BRIN ini pertanyaan yang dilontarkan itu bukan singkatan saja, melainkan harus detail dan diberi satu prolog.
“Dia pun tidak tahu kepanjangannya dan masih melihat SGIE itu apa, dia masih melihat dan menterjemahkan itu, juga melihat setiap kosakatanya lah itu artinya dia sendiri gak fasih,” terangnya.
“Ketika kita bertanya sesuatu kita sendiri tidak fasih ini bumerang untuk kita gitu ya,” tandasnya.
Adapun pertanyaan tentang SGIE ini ditanyakan Gibran Rakabuming ke Cak Imin pas Debat Cawapres perdana.
Kala itu, Walikota Solo ini mendapat kesempatan untuk bertanya sehingga muncul pertanyaan soal SGIE yang tidak dijelaskan tuntas dan berhenti pada singkatannya saja.
“Gus Muhaimin ini adalah Ketua Umum PKB, saya yakin sekali Gus Muhaimin paham sekali untuk masalah ini,” katanya, dikutip dari YouTube KPU RI.
“Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE,” terusnya. [Democrazy/Kilat]