POLITIK

Gerakan Jombang Menggugat, Ajak Generasi Muda Tolak Prabowo: Lihat Pemimpin dari Rekam Jejaknya

DEMOCRAZY.ID
Januari 17, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Gerakan Jombang Menggugat, Ajak Generasi Muda Tolak Prabowo: Lihat Pemimpin dari Rekam Jejaknya

Gerakan Jombang Menggugat, Ajak Generasi Muda Tolak Prabowo: Lihat Pemimpin dari Rekam Jejaknya


DEMOCRAZY.ID - Sejumlah Kelompok Gerakan Jombang Menggugat bersama Gerak 98 menggelar Tadarus Awal Tahun Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98.


Diskusi ini diawali dengan pembukaan yang disampaikan oleh Syahrozi selaku Inisiator Jombang Menggugat.


Di mana dirinya mengatakan Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98, bisa menjadi pembuka cakrawala, khususnya generasi muda untuk melek dan sadar bahwasanya dalam memilih pemimpin itu harus dilihat dari rekam jejaknya.


"Kita merasakan situasi hari ini banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran mulai dari konstitusi yang ditabrak hingga adanya upaya untuk melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara yang sangat di luar nalar," kata Syahrozi selaku Inisiator Jombang Menggugat, Rabu (17/1/2024).


Sementara itu, Sadat Al-Mahiri sebagai tokoh masyarakat Jombang menuturkan dengan adanya buku hitam Prabowo Subianto ini banyak generasi muda kembali melek terhadap sejarah.


Apalagi peristiwa Orde Baru banyak generasi muda yang belum paham dan tidak merasakan langsung peristiwa tersebut.


"Sehingga ini penting bagi mahasiswa yang mendapatkan mandat sebagai agen intelektual untuk sama-sama membangkitkan nalarnya agar sama sama kita memperjuangkan cita-cita reformasi yang masih belum terlaksana dengan baik," tuturnya.


Selanjutnya Joko Fatah yang merupakan Ketua dari Forum Rakyat Jombang, mengingatkan kepada semua masyarakat bahwa jangan sampai Indonesia memiliki pemimpin yang tempramental seperti Prabowo Subianto dan cenderung bisa otoriter.


Sebagai aktifis yang merasakan langsung peristiwa Malari hingga Peristiwa 98, sangat trauma bila otoritarianisme yang pernah terjadi di Orde Baru kembali bangkit.


"Kita lihat seksama adanya upaya tersebut ketika Prabowo berpasangan dengan Gibran yang notabenenya adalah Putera Mahkota Jokowi untuk bisa melanggengkan rezim ini. Sehingga penting bagi kita untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin," tuturnya.


Selanjutnya Muhammad Sutisna selaku Pengamat Militer mengatakan Indonesia sedang mengalami kemunduran demokrasi.


Bahkan kemunduran demokrasi ini sepertinya sedang melanda di negara-negara Asia Tenggara. Ketika sejumlah negara mulai mengupayakan kelanggengan kekuasaannya dengan melibatkan keluarga.


Apalagi dalam melihat strategi politik yang dipakai oleh salah satu Paslon meniru gayanya Presiden Terpilih Filipina Bongbong Marcos yang notabenenya adalah Putera dari Ferdinand Marcos Mantan Presiden Filipina yang terkenal dengan kekejamannya pada waktu menjabat.


"Mirip-mirip Soeharto. Tapi berkat kampanye gimmick dan kekuatan media sosial berhasil menutupi kejahatan kejahatan bapaknya di masa lalu," tuturnya.


Oleh karena itu, kata dia, apa yang terjadi di Filipina jangan sampai terulang di Indonesia. Sehingga dengan adanya Buku Hitam Prabowo Subianto bisa membuka akal nurani untuk melihat calon pemimpin dari rekam jejaknya.


"Buku ini menjelaskan secara rinci bagaimana kekejaman yang dilakukan oleh Rezim Soeharto yang notabenenya adalah mertuanya," tuturnya.


Sumber: PojokSatu

Penulis blog