DEMOCRAZY.ID - Kalangan ekonom sepakat bahwa pemilihan presiden atau pilpres 2024 satu putaran akan lebih memberikan kepastian ekonomi dan efisien bagi keuangan negara ketimbang dua putaran. Namun, mereka mengingatkan satu putaran itu harus dilaksanakan secara demokratis, transparan, dan berjalan dengan jujur serta adil sesuai aspirasi masyarakat Indonesia. Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin mengatakan, pemilu atau pilpres satu putaran sebetulnya sudah berlangsung di berbagai negara, meski calonnya lebih dari dua pasang, seperti di Taiwan. "Jadi buat keuangan negara tentu kepastiannya lebih tinggi, efisiensi lebih tinggi kalau satu putaran, makanya saya kira di kemudian hari Indonesia butuh itu," ucap Eddy kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/1/2024). Eddy mengatakan, sistem batasan perolehan suara harus di atas 50% memang sebetulnya bisa lebih memberikan legitimasi bagi presiden dan wakil presiden terpilih. Namun, biaya politiknya lebih besar jika h
DEMOCRAZY.ID - Kalangan ekonom sepakat bahwa pemilihan presiden atau pilpres 2024 satu putaran akan lebih memberikan kepastian ekonomi dan efisien bagi keuangan negara ketimbang dua putaran. Namun, mereka mengingatkan satu putaran itu harus dilaksanakan secara demokratis, transparan, dan berjalan dengan jujur serta adil sesuai aspirasi masyarakat Indonesia. Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin mengatakan, pemilu atau pilpres satu putaran sebetulnya sudah berlangsung di berbagai negara, meski calonnya lebih dari dua pasang, seperti di Taiwan. "Jadi buat keuangan negara tentu kepastiannya lebih tinggi, efisiensi lebih tinggi kalau satu putaran, makanya saya kira di kemudian hari Indonesia butuh itu," ucap Eddy kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/1/2024). Eddy mengatakan, sistem batasan perolehan suara harus di atas 50% memang sebetulnya bisa lebih memberikan legitimasi bagi presiden dan wakil presiden terpilih. Namun, biaya politiknya lebih besar jika h