EKBIS

Wow! Demi Memuluskan Pogram Susu Gratis, Prabowo Siap Pesan 1,5 Juta Sapi Perah Dalam 3 Tahun Dari Luar Negeri

DEMOCRAZY.ID
Januari 05, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Wow! Demi Memuluskan Pogram Susu Gratis, Prabowo Siap Pesan 1,5 Juta Sapi Perah Dalam 3 Tahun Dari Luar Negeri

Wow! Demi Memuluskan Pogram Susu Gratis, Prabowo Siap Pesan 1,5 Juta Sapi Perah Dalam 3 Tahun Dari Luar Negeri


DEMOCRAZY.ID - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, berencana mengimpor 1,5 juta sapi perah demi memenuhi kebutuhan program pemberian susu gratis untuk anak-anak.


Prabowo menjelaskan dari 1,5 juta ekor sapi itu nantinya akan dikembangbiakkan hingga mencapai 2,5 juta ekor sapi. Sehingga, target 82 juta susu untuk anak Indonesia bisa terpenuhi.


Program makan siang dan susu gratis masuk dalam '8 program hasil terbaik cepat' dalam visi dan misi Asta Cita yang diusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.


Namun Prabowo mengatakan dirinya ingin susu yang diberikan kepada 82 juta anak Indonesia adalah susu murni, bukan susu kemasan yang mengandung banyak gula dan pengawet.


Dengan asumsi setiap anak membutuhkan 500 mililiter, maka setiap hari harus disediakan sekitar 40 juta liter susu dari sapi langsung.


"Kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita 82 juta anak. Kalau mereka minum 500cc, kita butuh berarti sekitar 40 juta liter. Berarti kita minimal perlu sapi perah ya minimal, mungkin dua setengah juta ekor," kata Prabowo saat menyampaikan paparan di acara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (4/1).


Masalahnya, kata Prabowo, produksi susu sapi di Indonesia saat ini hanya mampu mencukupi sekitar 15 persen dari total kebutuhan nasional.


Untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri agar bisa memenuhi kebutuhan 40 juta liter per hari, diperlukan tambahan paling sedikit 2,5 juta ekor sapi perah.


"Jadi, kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta. Kira-kira begitu strategi kita," kata Prabowo. ”Ini tidak instan, tapi ada will, ada kehendak," imbuhnya.


Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu juga menjelaskan rencananya mendatangkan 1,5 juta ekor sapi perah itu bukan dari Brasil, melainkan dari India.


Pasalnya, harga sapi dari India lebih murah karena pengirimannya tidak terlalu jauh.


"Kalau dari India mungkin hanya 20 hari dan harganya saya kira memadai. India lebih banyak kita bisa impor, kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita," ucapnya.


Prabowo menekankan, program pemberian susu dan makan siang gratis bagi siswa dan santri penting dilakukan untuk meningkatkan gizi anak Indonesia.


Dia yakin program tersebut bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak Indonesia karena sudah melakukan eksperimen di sebuah sekolah.


Eksperimen itu, kata Prabowo, dilakukan dengan memberikan susu setiap hari dalam lima hari kepada seluruh siswa. Diberikan pula satu telur kepada siswa setiap dua hari.


"Setelah enam bulan, semua nilai akademiknya naik. Jadi, ini terbukti. Anak-anak kita harus kita intervensi sekarang. Kita tidak bisa bicara teori-teori, ya, kan," ujarnya.


Soal pembiayaan program makan siang dan susu gratis itu yang mencapai Rp 440 triliun per tahun, Prabowo menyebut kebutuhan anggarannya memang terlihat besar. Namun ia yakin Indonesia mampu menyediakan anggarannya.


Pasalnya, anggaran bantuan sosial (bansos) saja saat ini mendekati angka Rp 500 triliun per tahun. Sementara anggaran pendidikan per tahun mencapai Rp 600 triliun.


"Jadi yang saya tanya adalah kalau kita kasih makan ke anak-anak kita, ini boleh tergolong bantuan sosial atau tidak. Yang kedua, ini boleh tergolong pendidikan atau tidak kasih makan di sekolah," kata Prabowo.


Dia menjelaskan, pembiayaan program itu juga bisa berasal dari peningkatan penerimaan pajak.


Prabowo menargetkan tax ratio Indonesia naik dari 12 persen menjadi 18 persen per tahun seperti negara Vietnam dan Thailand.


Peningkatan sebesar enam persen itu setara dengan 90 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.394 triliun.


Program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 ini digagas guna mengentaskan stunting di Indonesia.


Mereka menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029.


Selama masa kampanye, Prabowo-Gibran mulai gencar mensosialisasikan program tersebut. Mereka dan tim kerap membagikan susu gratis ke masyarakat.


Disorot Cak Imin


Di sisi lain calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyoroti program tersebut.


Cak Imin menilai dalam program susu gratis ini bahan baku yang tersedia belum mencukupi dan berkemungkinan akan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut.


”Isu makan gratis itu memang menarik, susu gratis, menarik. Itu susunya nggak ada, pasti impor, dan menguntungkan orang-orang yang mengimpor susu,” kata Cak Imin dalam agenda Slepet Imin di Garut dikutip, Kamis (4/1).


Kemungkinan impor tersebut bukan tanpa sebab. Cak Imin melihat untuk memenuhi kebutuhan satu juta liter susu pihak dari pengusung program ini harus melakukan impor.


"Kalau sekarang susu butuhnya satu juta liter, yang tersedia hanya 300 liter, bagaimana kalau enggak impor?" ujarnya.


Dikritik Sekjen PDIP


Sedangkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kristiyanto mengklaim program kerakyatan yang diusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih efisiensi ketimbang satu program makan siang dan susu gratis yang diusung pasangan Prabowo-Gibran.


"Maka bisa dilihat rakyat bisa membandingkan kalau program makan gratis itu pun dengan susu impor itu mencapai lebih dari Rp400 triliun, bandingkan dengan program kerakyatan Pak Ganjar jangkauan bansos BLT yang lebih luas, penciptaan lapangan kerja, satu rumah miskin satu sarjana, kemudian beli tanah dapat rumah dan berbagai program KTP sakti itu hanya 506 triliun rupiah," kata Hasto, Selasa (2/1)


Hasto mengklaim program Ganjar-Mahfud dirancang efisien dengan memperhatikan pemberdayaan perekonomian nasional.


Dia pun menyindir program pembagian susu gratis Prabowo-Gibran sebagai kebijakan pro-impor.


"Contohnya, kalau Pak Prabowo dengan susu gratis itu impor, kemarin kita membagi telur yang diproduksi oleh rakyat sendiri. Ternyata khasiatnya itu jauh lebih (baik)," kata dia.


Sumber: Tribun

Penulis blog