DEMOCRAZY.ID - Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan menyelenggarakan pemilu serentak, termasuk Pilpres 2024.
Calon presiden dan wakil presiden ada tiga, yakni Anies – Cak Imin, Prabowo – Gibran, Ganjar – Mahfud MD.
Pada topik tersebut, pendakwah Buya Yahya memberikan ceramah dan menjelaskan tiga cara memilih presiden. Cara ini bisa digunakan bagi mereka yang ragu dengan pilihannya.
Sebut Buya Yahya, Jika Anda menggunakan ketiga metode ini dalam pemilihan Anda, bahkan jika pemimpin seperti Abu Jahal terpilih, Anda tidak akan berdosa , karena Anda telah melakukan semua yang Anda bisa.
Dilansir dari kanal YouTube Al Bahjah, Jumat (26/1/2023), Buya Yahya membagikan tiga cara dalam memilih pemimpin.
Adapun tiga cara tersebut meliputi:
Pertama, Buya Yahya menekankan saat memilih pemimpin, maka hal pertama yang harus anda lakukan adalah bebaskan dirimu dari kepentingan pribadi.
Hal tersebut bisa ditempuh dengan cara yang anda mampu untuk mengetahui atau mencari tahu lebih lanjut tentang sosok dari masing-masing para pasangan calon (Paslon).
“Diantara tiga paslon itu anda bandingkan mana yang terbaik, selesai sampai di situ,” kata Buya Yahya.
Kedua, setelah anda mengetahui siapa yang terbaik dari pilihan sebelumnya, maka lanjut dengan shalat istikharah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah.
Kemudian dilanjutkan dengan meminta ampun kepada Allah, minta petunjuk.
Jika hal ini sudah anda lakukan, maka siapapun paslon yang anda pilih sekalipun tingkahnya seperti Abu Jahal, anda tidak berdosa karena sudah melibatkan Allah dan meminta petunjukNya dalam menentukan pilihan.
“Kemudian anda minta ampun, ististikharah, minta inta petunjuk kepada Allah, setelah itu besok anda pilih selesai. Biarpun ternyata yang keluar adalah Abu Jahal anda tidak berdosa karena anda waktu memilih sudah dengan kejeujuran itu saja,” timpal Buya Yahya.
Terakhir, Buya Yahya mengingatkan, pilihlah pemimpin bukan karena ada kepentingan, bukan karena anda diberi hadiah dan sebagainya, sekalipun dijanjikan sebuah pembangunan pondok pesantren.
Tapi kata Buya Yahya, pilihlah pemimpin karena dengan petunjuk usai shalat istikharah. pilihlah pemimpin karena hasil kejujuran.
Mintalah petunjuk kepada Allah, karena sejatinya Allah maha memberi petunjuk.
“Pilih dia (pemimpin) karena seusia dengan petunjuk, Allah memberikan petunjuk kepada anda bahwasannya dia terbaik, kemudian harapannya baik,” pungkas Buya Yahya.
Hindari Tiga Hal Ini Saat Memilih Pemimpin, Buya Yahya : Jangan Sampai Jadi Dosa Besar
Mendekati Pemilu serentak termasuk pemilihan Presiden 2024, dimana ada tiga calon Presiden dan wakil Presiden yaitu Anies – Cak Imin, Prabowo – Gibran, Ganjar – Mahfud MD.
Terkait hal tersebut, pendakwah Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya mengingatkan kita tentang dosa besar yang perlu dihindari saat memilih seorang pemimpin.
Penunjukan pemimpin bukan hanya masalah dunia semata, tetapi menurut Buya adalah pemimpin yang menyangkut soal amanah dan keadilan.
Dosa besar yang perlu dihindari saat memilih seorang pemimpin tak hanya berlaku untuk pemilihan calon Presiden saja tetapi juga berlaku pada pemilihan Legislatif.
Dilansir dari laman Al Bahjah, berikut adalah penjelasan dan panduan yang disampaikan oleh Buya Yahya terkait hal-hal yang harus dihindari saat memilih pemimpin.
1. Hindari Memilih Pemimpin karena Kepentingan Dunia
Buya Yahya menegaskan bahwa memilih pemimpin semata-mata karena kepentingan dunia, seperti mendukung bisnis atau proyek pribadi, adalah dosa besar.
Bahkan jika misalnya pemilik pondok ataupun ustad, memilih pemimpin hanya karena dijanjikan untuk dibantu dibangunkan mesjid atau pondoknya padahal kita tau bahwa pemimpin tersebut tidak baik, maka kita berdosa besar.
Pemimpin seharusnya dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan, integritas, dan keadilan, bukan semata karena janji dukungan bisnis yang diberikan oleh calon pemimpin.
2. Pemilihan Pemimpin Harus Berdasarkan Kepantasan
Buya Yahya memberikan nasihat bahwa pemilihan pemimpin harus didasarkan pada kepantasan dan kesesuaian dengan tugas kepemimpinan.
Tidak pantas jika seseorang dipilih hanya karena janji untuk mendukung proyek pondok atau masjid, tetapi tidak memiliki kualifikasi atau integritas yang diperlukan untuk memimpin dengan adil.
3. Berbeda Pilihan, Tapi Tanpa Dosa di Hadapan Allah
Buya Yahya menyampaikan bahwa jika terjadi perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin antara sesama umat, hal tersebut bukanlah dosa di hadapan Allah.
Perbedaan ijtihad dan keyakinan antarindividu dalam menilai kualitas calon pemimpin diperbolehkan. Yang terpenting adalah niat yang tulus karena Allah.
Berbeda pilihan boleh boleh saja, asalkan dalam memilih pemimpin didasari oleh pertimbangan dan pemikiran yang matang dan kita yakini bahwa calon pemimpin tersebut adalah bagus, ingat yang penting memilih pemimpin bukan karena kepentingan pribadi.
Di akhir ceramahnya, Buya Yahya menekankan pentingnya memilih pemimpin dengan penuh pertimbangan, integritas, dan kesadaran akan tanggung jawab agama.
Memilih pemimpin yang benar-benar pantas dan berkomitmen untuk keadilan adalah langkah yang tidak hanya mendukung kepentingan dunia, tetapi juga mendapat ridha Allah.
Sebagai umat, kita diminta untuk berijtihad dengan hati yang tulus agar pemimpin yang dipilih mampu memberikan manfaat dan keadilan bagi masyarakat.
Sumber: HajiNews