DEMOCRAZY.ID - Ketegangan geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia telah meningkatkan peluang pecahnya Perang Dunia 3 pada tahun ini.
Survei yang dilakukan media Inggris, Express, mengungkapkan negara yang paling berpeluang memicu konflik global tersebut.
Banyak pakar, komentator, dan anggota masyarakat di seluruh dunia khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang merencanakan invasi terhadap sisi timur NATO.
Hal ini mendapat peringatan dari para pejabat pertahanan di Swedia, Jerman, Norwegia, dan Inggris, yang mengatakan bahwa negara mereka harus mengambil langkah perang untuk dapat menghadapi skenario terburuk yang mungkin terjadi.
Pada Rabu (24/1/2024), Kepala Staf Umum Inggris Jenderal Sir Patrick Sanders menyerukan pembentukan "tentara warga" di Inggris, yang akan melatih para sukarelawan untuk menghadapi musuh di medan perang.
Banyak yang sepakat Putin adalah ancaman besar bagi perdamaian dunia, karena ia telah membawa perang kembali ke Eropa dengan menginvasi semenanjung Krimea pada 2014 dan banyak wilayah lain di Ukraina pada Februari 2022.
Menjawab jajak pendapat yang dilakukan secara online antara tanggal 22 dan 25 Januari yang menanyakan "Menurut Anda siapa yang paling mungkin memulai Perang Dunia 3?", 24% memilih Presiden Rusia sebagai jawaban mereka.
Namun, negara yang memperoleh suara terbanyak dari responden survei ini, yakni 30%, adalah Iran.
Rezim Iran yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei secara teratur mengeluarkan ancaman terhadap Barat, dan dalam beberapa tahun terakhir mereka makin dekat dengan Rusia, di mana Teheran memasok drone kamikaze yang digunakan untuk melawan Ukraina.
Selain itu, Iran bertindak di Timur Tengah melalui tiga kelompok militan yang didukungnya secara militer dan ekonomi, yakni Hizbullah, Hamas, dan Houthi.
Ketiga kelompok bersenjata ini saat ini terlibat dalam konflik. Sementara Hamas menghadapi militer Israel di Gaza, militan Hizbullah bentrok dengan tentara Tel Aviv di Israel utara.
Sementara itu, sejak November, kelompok Houthi, yang dipilih oleh 1% responden jajak pendapat, telah mengancam dan menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah untuk mengganggu perdagangan global.
Manuver-manuver ini, yang memicu serangkaian serangan udara gabungan AS dan Inggris terhadap sasaran-sasaran Houthi di Yaman, dilakukan untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza, kata kelompok itu.
Adapun Korea Utara dipilih oleh 8% responden. Sama seperti Iran, negara terpencil ini juga makin dekat dengan Rusia dalam beberapa bulan terakhir dan diketahui menyediakan amunisi untuk digunakan di Ukraina.
Pyongyang, yang tahun lalu berhasil mengirim satelit mata-mata ke luar angkasa, telah mengambil sikap yang lebih agresif terhadap AS dan Korea Selatan.
Pekan lalu, pemimpin negara itu, Kim Jong Un, mengatakan kebijakan AS membuat perang tidak bisa dihindari dan menggambarkan Seoul sebagai "musuh utama" yang dengannya penyatuan tidak mungkin lagi dilakukan.
Sementara itu, AS mendapat 14% suara, dan sebanyak 15% menjawab bahwa Perang Dunia 3 sudah terjadi.
Sumber: CNBC