DEMOCRAZY.ID - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, dicurigai memiliki agenda politik sendiri karena memilih diam ketika diserang Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat debat Cawapres.
Bahkan, menurut komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, Cak Imin dan Mahfud MD seolah-olah tidak mampu melawan Gibran saat debat Cawapres yang digelar KPU RI pada Jumat lalu (22/12).
"Tidak ada kemenangan yang disampaikan Gibran atas kedua tokoh tadi (Cak Imin dan Mahfud), tapi kedua tokoh tadi memilih untuk tidak menyerang, atau memilih untuk diam. Nah ini yang menjadi tanda tanya," kata Kang Tamil, Senin (1/1).
Dosen Universitas Dian Nusantara ini melihat, stigma di publik saat ini adalah, seolah-olah Cak Imin dan Mahfud MD mempunyai deal politik sendiri di luar deal politik mereka sebagai pasangan calon masing-masing.
"Kenapa? Karena sangat mudah untuk mematahkan apa yang disampaikan Gibran itu. Salah satu contoh, Gibran katakan bahwa wisatawan ke Solo lebih banyak daripada ke Jogja. Ini kan anak kecil juga tahu, enggak mungkin wisatawan ke Solo itu lebih besar daripada wisatawan ke Jogja. Nah ini hal yang sangat mudah bisa dipatahkan, tapi kita melihat tidak dipatahkan," terang Kang Tamil.
Jika Cak Imin dan Mahfud disebut tidak berpikir untuk menyerang balik dengan data-data yang ada, Kang Tamil tidak percaya.
Mengingat, Cak Imin sebagai seorang politikus senior dan Mahfud sebagai seorang profesor, pasti mampu menyerang Gibran dengan argumentasi dan data yang konkret.
"Saya justru melihat, ada kesengajaan dari diri Cak Imin, dan ada kesengajaan dari diri Mahfud MD yang kira-kira membiarkan Gibran menari-nari berdendang atas debat Cawapres kemarin. Justru pertanyaan kritisnya, ada apa di balik kediaman Mahfud MD dan Cak Imin itu?" tanya Kang Tamil.
Padahal menurut Kang Tamil, sikap diam Cak Imin dan Mahfud tersebut berisiko sangat besar.
Yakni elektabilitasnya bisa tergerus, seperti yang sudah disampaikan beberapa lembaga survei belakangan ini.
"Tapi kalau dari kacamata saya ya, ini permainan politik. Terlepas dari kepentingan politik mereka sebagai capres dan cawapres, saya melihat ada kepentingan politik pribadi Cak Imin dan Mahfud MD. Karena mungkin mereka menilai siapapun nanti yang jadi presidennya, mereka harus tetap mendapat tempat," pungkas Kang Tamil. [Democrazy/RMOL]