EKBIS POLITIK

Bangganya Luhut Atas Nikel Ditampik Bosman: Kita Produsen Terbesar Tapi Yang Nentuin Harga Tiongkok!

DEMOCRAZY.ID
Januari 26, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Bangganya Luhut Atas Nikel Ditampik Bosman: Kita Produsen Terbesar Tapi Yang Nentuin Harga Tiongkok!

Bangganya Luhut Atas Nikel Ditampik Bosman: Kita Produsen Terbesar Tapi Yang Nentuin Harga Tiongkok!


DEMOCRAZY.ID - Eksplorasi nikel yang menjadi salah satu andalan dari Gibran Rakabuming Raka menjadi bahan pembicaraan di berbagai media.


Bahkan Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia atau Menko Marves ikut bicara dan mengatakan bahwa eksplorasi nikel merupakan salah program hilirisasi yang berhasil.


Akan tetapi bangganya Luhut atas nikel ditampik Bosman yang mengatakan meskipun kita produsen terbesar namun yang nentuin harga Tiongkok.


Menurut Bosman Merdiguna salah satu penggiat media sosial dan pengamat politik yang juga pengusaha mengatakan bahwa Indonesia harus sangat berhati-hati dalam mengelola nikel.


Hal itu karena Tiongkok mempunyai kepentingan yang sangat besar atas nikel, di mana saat ini negara Tirai Bambu tersebut merupakan salah satu produsen baterai dan mobil listrik terbesar di dunia.


Bosman dalam perbincangan di akun youtube R66 Newlitics mengakui jika dirinya tidak anti hilirisasi namun dirinya sangat tidak setuju jika hilirisasi dikelola asing.


Dari data ekspor nikel Indonesia pada 2023 sebesar 73.91 persen mengalir ke Tiongkok dengan nilai mencapai Rp 1.14 triliun, sedangkan sisanya ke Jepang dan Korea Selatan.


Sedangkan Luhut mengklaim bahwa sejak 2014 hingga 2019 harga nikel dunia rata-rata 15 ribuan dolar Amerika per ton


Namun pada periode Januari - November 2023 harga nikel telah melonjak sangat tinggi mencapai 31.30 miliar dolar Amerika per ton.


Luhut juga mengomentari jika Tesla telah meninggalkan baterai yang menggunakan nikel dan pindah menggunakan teknologi lithium iron phosphate atau LFP dan mengatakan jika LFP sejauh ini belum bisa diisi ulang.


LFP sendiri saat ini dikembangkan oleh BYD yang merupakan salah satu produsen baterai dan mobil listrik terbesar di Tiongkok.


Bahkan pada taun 2023, BYD telah melampaui penjualan dari mobil listrik Tesla yang sempat merajai pasar mobil listrik dunia.


Menurut BYD penggunaan LFP karena memiliki karakter yang sangat cocok sebagai pemasok daya mobil listrik karena tidak cepat panas serta lebih aman dari resiko terbakar.


Dengan dimensi persegi panjang yang rata sehingga memiliki kemampuan pendinginan yang sangat baik.


Bahkan 3 mobil listrik dari BYT yang diusung ke Tanah Air semuanya menggunakan baterai jenis LFP, di mana batarai ini diklaim mampu di charging hanya 15 menit untuk kebutuhan perjalanan 100 km.


Sedangkan Elon Musk yang merupakan pemilik Tesla mengatakan bahwa pihaknya memilih menggunakan LFT untuk beberapa mobil listrik yang diproduksi di Megafactory Tiongkok kerana keterbatasan serta harga nikel serta lithium yang sudah tidak masuk diakal.


“Kita tidak bisa selamanya bergantung pada nikel dan lithum karena sumbernya akan semakin menipis dan habis karena eksplorasi yang besar-besaran, untuk itu LFP menjadi salah satu pilihan yang rasional,” papar Elon.


Namun sayangnya hilirisasi yang digadang-gadang oleh Gibran dan dapat pembelaan dari Luhut masih sebatas smalter yang ampas dari pengolahan nikel tersebut masih menumpuh di negeri ini.


Bahkan hingga saat ini rencana pembanggunan pabrik baterai listrik lokal Indonesia Battery Corporation atau IBC yang didukung oleh 4 BUMN diantaranya PLN, Pertamina Power Indonesia, Mind ID dan Antam yang hingga saat ini masih belum produksi.


Sumber: Disway

Penulis blog