DEMOCRAZY.ID - Debat Capres-Cawapres ketiga, Capres nomor urut 3 dan 1, Anies Baswedan kerap senggol-senggol soal alutsista hingga diplomasi, pada Minggu (7/1/2023) malam.
Seperti diketahui, tema debat ketiga yang diselenggarakan KPU RI itu meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Dari pantauan, Anies mengucapkan kata "alutsista" kurang lebih 11 kali.
Berikutnya, "diplomasi" dan "ASEAN" menjadi kata kedua yang kerap disebut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu, yakni kurang lebih sebanyak 10 kali.
Bahkan dia senggol kata "pertahanan" sebanyak sembilan kali dan siber sebanyak lima kali.
Namun, ihwal alutsista menjadi menarik dibahas karena dari pantauan tvOnenews, Anies selalu melemparkan pertanyaan itu ke Prabowo.
Bahkan dia singgung negara memerlukan sistem pertahanan yang nyata dan sedang terjadi, baik secara global maupun domestik atau dalam negeri, sehingga penguatan alutsista harus sesuai dengan kondisi saat kini.
"Ancaman ini seperti peretasan, penipuan online, judi online, dan terorisme; jadi, itu semua butuh perhatian dan bukan memutuskan untuk belanja alutsista berdasarkan selera dan preferensi masa lalu, melainkan untuk kebutuhan masa depan," kata Capres dari AMIN, Anies Baswedan.
Selain itu, Anies juga menekankan bahwa pemerintah harus secara serius dan berkesinambungan untuk meningkatkan investasi sumber daya manusia (SDM) melalui pengiriman calon ilmuwan ke luar negeri untuk belajar tentang ilmu alutsista.
"Negara harus memanfaatkan sumber daya lokal dan membangun investasi SDM (sumber daya manusia) untuk belajar ilmu alutsista untuk pengembangan industri pertahanan domestik," pungkasnya.
Sementara itu, terkait diplomasi, Anies menyatakan bahwa seorang presiden harus menjadi panglima diplomasi, seperti berjuang dalam upaya menghapus penjajahan di muka bumi.
"Presiden menjadi panglima diplomasi Indonesia, bukan hanya hadir dalam forum-forum, tetapi juga hadir serius memperjuangkan amanat, termasuk amanat terpenting menghapus penjajahan di muka bumi; bukan sekadar statement dalam upacara, tetapi juga presiden dan seluruh jajaran diplomasi bekerja keras untuk itu, khususnya untuk Palestina," katanya.
Menyikapi soal alutsista, ternyata bukan hanya Anies saja yang mengomentari Menhan, Prabowo saat debat Capres ketiga.
Akan tetapi, Pengamat Hubungan Internasional (Pengamat HI), Teuku Rezasyah juga turut mengomentari hasil debat soal alutsista hingga komentari langkah Prabowo menjawab soal keterbukaan data alutsista.
Dia mengatakan degan tegas, bahwa capres sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tak bisa sembarangan membuka data Kementerian Pertahanan (Kemhan) kepada publik, karena ada data yang bersifat konfidensial.
Rezasyah katakan hal itu untuk merespons Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (7/1), ketika capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendesak Prabowo untuk membuka data terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan beberapa kebijakan lain di Kemhan.
"Pak Prabowo pasti punya data. Beliau sangat tegas menafsirkan data itu konfidensial. Sebenarnya, beliau bisa saja mengatakan data itu bisa dibagi dua, mana yang konfidensial untuk umum dan mana yang harus terbuka dalam negeri," pungkas Rezasyah, Senin (8/1/2023).
Data konfidensial adalah data yang bersifat rahasia dan hanya boleh diakses oleh orang-orang tertentu dengan kepentingan untuk mengaksesnya.
Rezasyah menjelaskan bahwa data konfidensial juga hanya dapat dibuka oleh orang-orang tersumpah serta memiliki kompetensi dan keahlian untuk mengelola data tersebut.
"Betul, enggak bisa (sembarangan). Orang tersebut harus tersumpah untuk membaca data itu dan tidak semua orang Kemhan bisa membaca data (konfidensial), dan menhan juga tersumpah untuk tidak membuka data itu ke kalangan umum," pungkas dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran itu.
Seperti diketahui, dalam debat ketiga dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri tersebut, beberapa kebijakan pertahanan Prabowo menjadi sasaran kritik oleh Anies dan Ganjar.
Selama debat, Ganjar dan Anies beberapa kali mengkritik kebijakan pengadaan alutsista oleh Prabowo.
Ganjar dan Anies juga kompak mengkritik proses perencanaan pertahanan Kemhan hingga masalah kesejahteraan prajurit TNI.
Prabowo merespons kritikan kedua rivalnya itu dengan mengatakan bahwa data yang disampaikan oleh kedua pasangan calon tersebut keliru. Prabowo menyatakan bahwa dia bersikap transparan dan mengajak keduanya bertemu di luar sesi debat.
"Penjelasannya, ya, di tempat ini, bukan di ruang tertutup yang tidak diketahui publik. Kalau Bapak ketahui datanya salah, tunjukkan di tempat ini, sehingga publik bisa mengetahui," kata Anies merespons ajakan Prabowo.
Namun, Prabowo menilai bahwa membahas masalah internal pertahanan suatu negara adalah tidak pantas dilakukan secara terbuka.
"Sekarang waktunya enggak ada. Jadi, saya mengundang kita bicara, terbuka. Masa kita mau buka semua kekurangan kita di depan umum? Apakah itu pantas? Di negara yang baik, negara maju, masalah rahasia ada," ujar Prabowo.
Sumber: TvOne