DEMOCRAZY.ID - Relawan Alumni Universitas Gadjah Mada atau Relagama mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden-calon wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Relagama akan menggalang dukungan alumni kampus itu untuk mendukung Anies.
Deklarasi dukungan berlangsung pada Jumat (13/1/2024) di Posko Pemenangan Anies-Muhaimin di Jalan Diponegoro Jakarta Pusat.
Deklarasi itu dihadiri puluhan relawan dan Kapten Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) Muhammad Syaugi Alaydrus.
Deklarasi diawali dengan pembacaan aspirasi yang disusun Relagama kepada Anies-Muhaimin.
Beberapa benang merah dalam dokumen aspirasi yang dibacakan Sudarmanto, alumnus fakultas teknik itu, Relagama menaruh harapan kepada Anies-Muhaimin agar menegakkan konstitusi, melakukan revisi UU ITE, dan menghadirkan kesejahteraan bagi semua warga.
”Anies-Muhaimin harus mengembalikan marwah penegakan hukum Komisi Pemberantasan Korupsi,” kata Sudarmanto.
Presidium Relagama Sulthon M Nashier mengatakan, Anies dan Muhaimin merupakan alumni terbaik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sebagai sesama alumni, Sulthon mengatakan, mereka memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung pasangan Amin itu.
Anies menyelesaikan S-1 di Fakultas Ekonomi UGM. Selama di kampus dia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa UGM.
Sementara Muhaimin menempuh pendidikan S-1 di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Saat masih di bangku kuliah, Muhaimin kian aktif berorganisasi.
Ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), mulai dari menjadi Ketua Korps Fisipol PMII UGM pada 1988.
Kemudian ia menjadi Ketua Umum PMII UGM pada 1990-1991 dan Ketua Umum PMII Cabang Yogyakarta (1991-1997).
Muhaimin terpilih sebagai anggota DPR RI pada usia 33 tahun. Perjalanan karier politik Muhaimin Iskandar terbilang lengkap.
Ia membangun karier politiknya mulai dari menjadi aktivis, pengurus partai, anggota dewan, hingga menjadi menteri.
Sulthon mengatakan, deklarasi dilakukan untuk menyatakan secara terbuka bahwa alumni UGM berjuang bersama Anies-Muhaimin memenangi Pemilu 2024.
Sulthon mengatakan tidak semua alumni tergabung dalam Relagama, tetapi dia optimistis seiring waktu kian banyak alumni yang bergabung.
“Relagama ini dibentuk untuk dapat memberikan kontribusi kepada pemimpin bangsa,” kata Sulthon.
960 simpul relawan
Kapten Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) Muhammad Syaugi Alaydrus mengatakan, deklarasi Relagama semakin menambah daftar simpul relawan Anies-Muhaimin.
Syaugi menyebutkan, mereka sebagai pejuang perubahan. Saat ini relawan pasangan nomor urut 1 itu sebanyak 960 simpul yang tersebar di seluruh Indonesia.
Syaugi mengatakan, relawan menjadi ujung tombak dalam perjuangan memenangkan Anies-Muhaimin dalam Pemilu 2024.
Selain mengampanyekan program yang diusung, relawan juga diminta mengawasi proses pemilu agar berjalan tanpa kecurangan.
”Jagain kotak suara, bila perlu ikuti ke mana dibawa, foto, dan merekam semua kecurangan, laporkan kepada Timnas Amin,” katanya.
Syaugi menambahkan setiap hari dukungan terhadap Anies-Muhaimin terus bertambah. Hal itu terjadi karena para relawan dan Timnas bekerja untuk menjemput dukungan publik.
Program ”Desak Anies” dan ”Slepet Cak Imin” membuka ruang bagi publik untuk berdialog dan menguji gagasan pasangan AMIN.
”Ini support berharga luar biasa, yang belum bergabung ajak merapat ke sini,” kata Syaugi.
Syaugi mengatakan, dukungan dari relawan datang dari hati karena menghendaki adanya perubahan sesuai dengan yang ditawarkan, yakni pendidikan yang murah, perumahan yang murah, lapangan pekerjaan, (biaya) kesehatan yang murah, dan harga barang yang terjangkau.
”Gaungkan program Amin kepada pelosok-pelosok Tanah Air, tetapi jangan menjelekkan calon lain,” kata Syaugi.
Ia mengatakan, relawan Amin datang dari banyak kalangan, seperti kaum santri, petani, pedagang, dan alumni kampus.
Menanggapi adanya relawan Anies-Muhaimin yang pindah haluan mendukung pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran, bagi Syaugi itu tidak akan menyurutkan semangat relawan yang lain.
Menurut Syaugi, relawan yang masuk jauh lebih besar dibandingkan relawan yang pindah ke gerbong lawan.
Sumber: Kompas