DEMOCRAZY.ID - Pasca debat Cawapres, berbagai komentar masih bertebaran di jejeringan media sosial, salah satunya tentang Gibran Rakabuming Raka.
Performa Gibran dikuliti oleh netizen, salah satunya adalah Melki Sedek Huang yang merupakan Ketua nonaktif BEM UI.
Terdapat 4 komentar Melki Sedek Huang pada Gibran saat debat Cawapres, di mana nomor 2 seperti kata netizen yang tersebar di media sosial.
Melki melalui akun X@namasayamelki menuliskan komentarnya tentang penampilan Gibran di debat Cawapres kedua yang digelar pada Minggu 21 Januari lalu.
Dalam postingannya Melki mengakui jika dirinya kembali melihat debat Cawapres tersebut pada Selasa 23 Januari.
Setelah menonton ulang debat Cawapres tersebut Melki mengatakan bahwa performa Gibran jauh menurun dari pada debat Cawapres pertama.
“Pagi ini gue mutusin untuk nonton ulang Debat Cawapres beberapa hari lalu,” tulisnya.
“Simpulannya, Mas @gibran_tweet kalah total dan turun bobot juga kualitasnya dibanding Debat Cawapres pertama,” tambah mahasiswa jurusan Administrasi Hukum Fakultas Hukum (FH) UI angkatan 2019 ini.
Mahasiswa FH UI yang fokus pada Ilmi Hukum Hak Asasi Manusia, Hukum Pidana dan Hukum Administrasi tersebut juga menjabarkan 4 komentaer penampilan Gibran dalam debat tersebut.
“Menurut gue ini alasan2 kenapa Gibran cupu banget kemarin,” papar Melki.
Adapun 4 komentar Melki atas penampilan Gibran dalam debat Cawapres:
1. Ga belajar dari pengalaman
Debat pertama, Mas Gibran hadir dengan senjata pamungkasnya, yaitu terminology-terminology dan singkatan-singkatan untuk terlihat teknokratis.
Beliau harusnya tahu kalau Cak Imin dan Prof Mahfud sudah menyiapkan penawarnya, malah Gibran jadi kena savage beberapa kali.
2. Tengil
Gue ga mau berkomentar soal sopan santun, adab, dan etika-etika itu.
Tingkah Mas Gibran yang nyentil-nyentil terus lawan bahkan gimmick nyari-nyari jawaban Prof Mahfud malah berdampak negatif.
Citra santun yang selama ini dihadirkan musnah. Gimmicknya juga ga total, jadi keliatan cringe.
3. Ga paham masalah
Disuruh ngomong reforma agraria, malah bahas tanah dibagi-bagi dan diusahakan ke pengusaha lokal.
Disuruh ngomong pembangunan bioregional malah ngebahas pembangunan tidak boleh Jawasentris.
4. Cuma paham hilirisasi
Dikit-dikit hilirisasi, dikit-dikit hilirisasi. Bukannya hilirisasi ga penting, tapi Mas Gibran gagal menjelaskan pada kita apa itu hilirisasi dan meyakinkan kita kenapa itu penting.
Cuma omon-omon doang soal hilirisasi, tapi ga komprehensif.
Pagi ini gue mutusin untuk nonton ulang Debat Cawapres beberapa hari lalu.
— Melki Sedek Huang (@namasayamelki) January 23, 2024
Simpulannya, Mas @gibran_tweet kalah total dan turun bobot juga kualitasnya dibanding Debat Cawapres pertama.
Menurut gue ini alasan2 kenapa Gibran cupu banget kemarin. pic.twitter.com/lj96Crgc6W
1. Ga belajar dari pengalaman
— Melki Sedek Huang (@namasayamelki) January 23, 2024
Debat pertama, Mas Gibran hadir dengan senjata pamungkasnya, yaitu terminologi2 dan singkatan2 untuk terlihat teknokratis.
Beliau harusnya tahu kalau Cak Imin dan Prof Mahfud sudah menyiapkan penawarnya, malah Gibran jd kena savage bbrp kali.
2. Tengil
— Melki Sedek Huang (@namasayamelki) January 23, 2024
Gue ga mau berkomentar soal sopan santun, adab, dan etika2 itu.
Tingkah Mas Gibran yang nyentil2 terus lawan bahkan gimmick nyari2 jawaban Prof Mahfud malah berdampak negatif.
Citra santun yg selama ini dihadirkan musnah. Gimmicknya jg ga total, jadi keliatan cringe.
3. Ga paham masalah.
— Melki Sedek Huang (@namasayamelki) January 23, 2024
Disuruh ngomong reforma agraria, malah bahas tanah dibagi2 dan diusahakan ke pengusaha lokal. Disuruh ngomong pembangunan bioregional malah ngebahas pembangunan tidak boleh Jawasentris.
Mas @gibran_tweet coba daftar Inten atau GO dulu.
4. Cuma paham hilirisasi.
— Melki Sedek Huang (@namasayamelki) January 23, 2024
Dikit-dikit hilirisasi, dikit-dikit hilirisasi. Bukannya hilirisasi ga penting, tapi Mas Gibran gagal menjelaskan pada kita apa iti hilirisasi dan meyakinkan kita kenapa itu penting.
Cuma omon-omon doang soal hilirisasi, tapi ga komprehensif.
Sumber: Disway