DEMOCRAZY.ID - CALON anggota legislatif (caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) III Camelia Panduwinata menyambut baik wacana debat atau diskusi antar istri capres-cawapres Pemilu 2024 secara nonformal.
"Sah-sah saja sih jika ingin mengadakan debat atau diskusi istri-istri capres atau cawapres. Mungkin, publik nantinya bisa melihat bagaimana cara atau kesiapan pendamping ini untuk menyertai sang suami mengemban tugas-tugasnya dalam melaksanakan visi misi untuk negeri ini," ungkap perempuan yang akrab disapa Camel Petir ini, dalam keterangannya, Jumat (29/12).
Camel yang yang juga selebritas tersebut melihat acara semacam itu tidak akan mengalihkan perhatian dari isu-isu kunci yang berkaitan dengan kepemimpinan.
"Acara seperti ini bisa memberikan wawasan tambahan tentang karakter dan kapabilitas pendamping calon pemimpin, walau fokus publik tetap pada kemampuan dan visi misi calon pemimpin itu sendiri," ujar Camel.
Ia memaparkan tema yang menarik untuk debat atau diskusi ini dapat mencakup isu-isu sosial, pendidikan, perempuan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan.
Selain itu, dapat dibahas mengenai peran dan kontribusi istri calon pemimpin serta visi dan misi mereka dalam mendukung program-program pemerintahan.
Mengenai siapa yang paling seru atau diinginkan publik untuk diadu pemikirannya, Camel menyebut ini tergantung pada preferensi masing-masing individu.
"Setiap istri calon pemimpin memiliki latar belakang, pengalaman, dan pemikiran yang berbeda-beda, sehingga setiap debat atau diskusi dapat menarik perhatian publik dengan cara berbeda pula. Publik dapat memiliki preferensi berdasarkan pemahaman mereka tentang isu-isu yang relevan dan kemampuan istri calon pemimpin dalam mengatasi tantangan yang ada," beber Camel.
Secara terpisah, mantan presenter berita sejumlah TV nasional, Astri Megatari, melihat keluarga paslon yang di dalamnya ada istri paslon merupakan sebuah side story yang menarik untuk disajikan pada publik.
"Side story ini bisa dikembangkan tim kampanye paslon untuk membangun image atau mem-branding diri mereka sendiri agar related dengan target audiens mereka," ujar Astri.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto mengatakan faktor para istri paslon bisa menjadi insentif elektoral kuat karena menampilkan harmonisasi keluarga, influence ke keluarga-keluarga muda dan basis massa perempuan. Apalagi, jika tema debat atau diskusi menyentuh pada isu-isu tersebut.
"Bisa menjadi insentif elektoral jika tepat guna dan sasaran, misalnya kalau anak-anak paslon untuk mempengaruhi milenial dan gen Z," imbuhnya.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat istri capres dan cawapres peserta Pemilu 2024. Namun, kabar ini dipastikan hoaks.
Pasalnya, dalam UU 17/2017 dan PKKPU No 15/2023 tidak ditemukan aturan dan keterangan adanya debat istri para paslon di Pemilu 2024. [Democrazy/MI]