POLITIK

Pilpres 2024 Makin Sulit Satu Putaran, Begini Analisa Pengamat

DEMOCRAZY.ID
Desember 03, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Pilpres 2024 Makin Sulit Satu Putaran, Begini Analisa Pengamat

Pilpres 2024 Makin Sulit Satu Putaran, Begini Analisa Pengamat


DEMOCRAZY.ID - Kurang tiga bulan lagi pelaksanaan Pemilu/Pilpres dilaksanakan yakni tepatnya pada 14 Februari 2024 mendatang. 


Aneka kampanye tim pasangan capres-cawapres terus berjalan, menjual gagasan hingga melempar aneka isu termasuk isu satu putaran. 


Pengamat Politik Ras MD menyebut diksi kuat satu putaran terutama datang dari kelompok pasangan Prabowo-Gibran. 


“Kadang juga datang dari faksi Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin namun tak selantang dan seberani faksi Prabowo-Gibran dalam menyuarakan narasi satu putaran,” kata Ras MD, Minggu, (3/12/2023). 


Hingga saat ini, di banyak lembaga survei kredibel, tak ada satupun kondisi yang menggambarkan salah satu pasangan capres-cawapres menembus angka aman satu putaran atau angka di atas 50 persen. Semuanya masih di bawah 40 persen.


Contoh saja dalam temuan Survei Indikator Politik Indonesia di bulan November. Pasangan Prabowo-Gibran hanya mampu meraih 39.7 persen. 


Disusul Ganjar-Mahfud 30.0 persen. Terakhir pasangan Anies-Muhaimin diangka 24,4 persen. Undecided voters 5,9 persen. 


“Artinya, jika saja undecided voters dibagi habis ke pasangan Prabowo-Gibran, pasangan ini hanya mampu meraup 45,6 persen saja. Tapi kondisi itu mustahil terjadi, tak mungkin mereka yang belum menentukan pilihan bersikap yang sama terhadap satu pilihan saja. Pasti akan terdistribusi kesemua pasangan kandidat,” jelasnya. 


Menurutnya, potret tahapan awal saja gambarannya seperti di atas, Prabowo-Gibran masih di bawah 40 persen. 


Bagaimana dengan fase penentuan dalam dua bulan ke depan. Fase dimana kampanye debat dan dialog capres-cawapres akan ramai mengisi aneka media. 


Alumni Ilmu Hukum UMI Makassar ini menyebut, mayoritas publik akan tertuju pada kualitas masing-masing pasangan capres-cawapres. 


Lebih lanjut kata Ras yang juga merupakan Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia ini, swing voters yang jumlahnya masih tergolong tinggi berpotensi mengubah iman politiknya. 


Jika pasangan capres-cawapres yang awalnya dijagokan, lantaran gagasan dan kualitas debatnya lemah, potensi bermigrasinya cukup besar.


“Sedangkan kita pahami, posisi pasangan Prabowo-Gibran tidak begitu diuntungkan oleh kondisi ini. Insentif elektoral terhadap kegiatan debat akan lebih banyak menguntungkan posisi elektoral Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud,” tutur pria kelahiran Kolaka Utara ini.


Kecuali jika KPU RI betul-betul menghilangkan jatah debat cawapres, kondisinya akan berbeda.


“Sehingga saya berkesimpulan, dari aneka data dan momentum politik disisa waktu yang ada, sulit jika Pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran. Masih banyak indikator lain yang menguatkan jika Pilpres sulit satu putaran,” tandas Mantan Manager Strategis Nasional KCI-LSI Denny JA ini. [Democrazy/Fajar]

Penulis blog