DEMOCRAZY.ID - Debat cawapres yang diselenggarakan KPU RI di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (22/12) malam, menuai sorotan dari sejumlah unsur masyarakat.
Mulai dari paslon menggunakan tiga mic hingga suara perempuan menyebut 'udah' saat cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka debat dengan cawapres 03 Mahfud MD.
Suara 'udah' ini terdengar dalam live debat yang disiarkan KPU RI di Youtube tepatnya pada menit 2.22.29.
Kala itu, Gibran sedang menjelaskan soal bagaimana upaya mereka meningkatkan pajak kepada Mahfud. Namun, terdengar ada suara perempuan menyebut 'udah'.
Suara 'udah' yang terdengar samar-samar ini kemudian memicu tudingan bahwa Gibran mendapatkan petunjuk dari timnya lewat peranti komunikasi yang digunakannya selama debat.
Konsorsium TV penyelenggara debat cawapres menegaskan, tidak ada keistimewaan apa pun yang diberikan kepada paslon tertentu selama debat. TV penyelenggara debat cawapres yakni Transmedia, Kompas TV, dan BTV.
"Konsorsium penyelenggara yang terdiri dari Transmedia, KompasTV, dan BTV tidak memberikan keistimewaan/preferensi perlakuan pada calon mana pun," tulis pernyataan bersama mereka pada Selasa (26/12).
Khusus terkait suara 'udah', mereka menegaskan itu adalah suara dari salah satu moderator, yakni Liviana Cherlisa — presenter KompasTV.
"Kami juga menerima pertanyaan terkait suara "udah" yang diduga merupakan suara perempuan pada menit 2.22.29 menjelang berakhirnya acara yang terekam dalam tautan KPU berikut: https://www.youtube.com/live/YzC828FYrwM?si=-3C-qXlwxa_v3nvm. Hasil pengecekan tim menunjukkan, suara tersebut adalah milik moderator debat perempuan Liviana Cherlisa yang sedang berkoordinasi dengan mitra moderatornya, Alfito Deannova," jelas mereka.
Berikut penjelasan tertulis konsorsium TV penyelenggara debat cawapres, Selasa (26/12):
Melanjutkan komunikasi kami bersama Ketua KPU dengan melihat perkembangan dinamika publik pasca-penyelenggaraan debat cawapres 22 Desember 2023, di mana kami bertindak sebagai konsorsium penyelenggara, berikut penjelasan kami sesuai dengan pelaksaan teknis di lapangan.
Konsorsium penyelenggara yang terdiri dari Transmedia, KompasTV, dan BTV tidak memberikan keistimewaan/preferensi perlakuan pada calon mana pun.
Segala hal-ihwal menyangkut persiapan debat dilaksanakan terbuka di bawah arahan KPU, dengan mengundang semua tim paslon dengan diskusi yang sangat rinci menyangkut materi debat, panelis, desain panggung hingga pengaturan lighting dan bahkan jenis mikrofon yang akan dipakai. Prinsip utama yang dimintakan KPU adalah kesetaraan dan keadilan bagi seluruh peserta, untuk memastikan pesan dalam debat sampai pada publik dengan cara sebaik-baiknya. Ini termasuk jatah waktu penyampaian, jumlah tim pendukung, sampai dengan tone dan volume mikrofon.
Ketiga cawapres memakai alat pengeras suara yang sama meliputi 3 lapis devices sekaligus yakni:
Mikrofon skin tone countryman yang menempel di pipi melalui cantolan telinga dan kabelnya melingkar di belakang leher peserta serta transmitter bodypack yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta.
Clip-on bodypack menempel di baju juga dengan transmitter bodypack yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta.
Mikrofon tangan WHM (wireless handheld microphone) diletakkan di tiap podium peserta.
Pemakaian tiga lapis device ini juga telah menjadi standar yang makin banyak dipakai penyelenggara siaran live event prominent sebagai bentuk kewaspadaan bilamana terjadi malfungsi alat saat acara berlangsung.
Dari evaluasi pelaksanaan debat perdana sebelumnya, KPU juga meminta disiapkan antisipasi akses audio berlapis untuk memastikan problem audio tidak terjadi.
Dinamika debat dan mobilitas peserta di atas panggung, bisa saja jadi penyebab malfungsi alat sehingga mikrofon terpasang tak bisa berfungsi normal. Keputusan memakai 3 lapis device sekaligus ditujukan agar tiap lapis alat dapat menjadi cadangan, jika alat yang lain bermasalah.
- Dalam konteks Debat Cawapres lalu, mic clip-on milik Cawapres 01 sempat lepas beberapa saat, diduga karena Cawapres 01 mengalungkan sarung di leher. Meski demikian, kualitas suara yang tersaji di layar tetap prima, karena tersedia 2 cadangan mic yang langsung menggantikan fungsi clip-on.
- Ketiga tim peserta memahami dan menyepakati seluruh detail pengaturan event yang telah didiskusikan berkali-kali secara maraton dengan konsorsium penyelenggara.
- Kami juga menerima pertanyaan terkait suara "udah" yang diduga merupakan suara perempuan pada menit 2.22.29 menjelang berakhirnya acara yang terekam dalam tautan KPU berikut: https://www.youtube.com/live/YzC828FYrwM?si=-3C-qXlwxa_v3nvm. Hasil pengecekan tim menunjukkan, suara tersebut adalah milik moderator debat perempuan Liviana Cherlisa yang sedang berkoordinasi dengan mitra moderatornya, Alfito Deannova.