DEMOCRAZY.ID - Kandidat calon presiden (capres) Indonesia Anies Baswedan kembali disorot media asing. Kali ini media Hong Kong, daerah otonomi khusus China, South China Morning Post (SCMP).
Laman itu memuat artikel khusus soal Anies, 'Indonesia election 2024: can attacking Jokowi's legacy Nusantara project help Anies Baswedan in the polls?'. Diterbitkan Mingg, SCMP menyoroti kritikan Anies terhadap IKN Nusantara.
"Proyek warisan terbesar Presiden Indonesia Joko Widodo adalah pembangunan ibu kota baru, Nusantara, yang dimaksudkan untuk menggantikan kota Jakarta yang padat dan tenggelam sebagai pusat pemerintahan negara," tulisnya, dikutip Senin (4/12/2023).
"Namun visi besar Widodo untuk ibu kota baru mungkin akan gagal jika Anies Baswedan, salah satu dari tiga kandidat yang bersaing untuk menjadi penggantinya dalam pemilihan presiden bulan Februari, mampu mengubah kritiknya terhadap Nusantara dan mengubahnya menjadi strategi kampanye yang mengubah keadaan," muatnya.
"Jika semuanya berjalan sesuai rencana Widodo, proyek senilai US$32 miliar ini akan mengubah 2.560 km persegi (988 mil persegi) lahan yang terletak di antara hutan hujan Kalimantan Timur menjadi pusat politik Indonesia pada akhir tahun 2024," muat media tersebut lagi.
"Namun Anies, yang merupakan mantan gubernur Jakarta, secara langsung menargetkan warisan Nusantara dan Widodo pada hari Minggu, dengan alasan bahwa proyek tersebut dapat memperburuk kesenjangan yang sudah mendalam di Indonesia."
Media tersebut pun memuat alasan Anies. Bagaimana menurutnya, yang dibutuhkan RI saat ini adalah pemerataan pertumbuhan.
Di mana pembangunan dilakukan tidak hanya di satu lokasi tapi di banyak lokasi. Ia menyinyalir pembangunan di satu tempat saja malah menimbulkan ketimpangan baru.
"Kami sedang menyiapkan struktur program untuk bisa mendorong desa untuk lebih berkembang, kota kecil menjadi menengah, dan kota menengah menjadi besar di seluruh Indonesia," tulis SCMP mengutip Anies.
Dipaparkan pula, ini bukan pertama kalinya Anies, mengkritik IKN Nusantara. Tapi, menurut SCMP, pernyataan baru-baru ini adalah "salah satu serangan paling tajamnya terhadap presiden yang sangat populer itu".
Bahkan dimasukkan juga ucapan salah satu petinggi partai yang menyokong Anies, Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu.
SCMP memuat bagaimana ia mengatakan kepada media jika Anies memenangkan pemilu tahun depan, rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta akan dibatalkan.
"Sejak masa kampanye resmi dimulai akhir bulan lalu, Anies dan anggota koalisinya menjadi semakin vokal dalam kritik mereka ketika mereka berupaya untuk menyedot dukungan dari calon presiden utama, Prabowo Subianto dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra Jokowi. Pasangan ini secara resmi didukung oleh presiden dan secara luas dipandang sebagai kelanjutan pemerintahannya," lapornya menyebut capres lain.
SCMP kemudian mengaitkannya dengan bagaimana Nusantara memang menjadi isu kontroversial menjelang pemilu RI Februari 2024 mendatang.
Dikatakan survei selama setahun terakhir menunjukkan hasil yang beragam dalam hal dukungan masyarakat terhadap Nusantara.
"Pada Juli, jajak pendapat yang dilakukan Indostrategic menunjukkan hanya 40,1% responden yang setuju dengan pemindahan ibu kota. Dari 57,3% responden yang tidak setuju, alasan utamanya adalah bahwa dana untuk proyek tersebut dapat digunakan untuk isu-isu pembangunan yang lebih mendesak di Indonesia," tulis media tersebut.
"Survei lain yang dirilis pada Oktober oleh Indikator Politik menunjukkan 56,2% masyarakat mendukung rencana pemindahan tersebut," tambahnya.
Oleh karena itu, menurut para pengamat, isu Nusantara merupakan isu yang cukup kontroversial untuk dikampanyekan oleh Anies. Karena kritiknya mungkin "dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat".
"Meskipun kemenangan Anies pada bulan Februari tampaknya tidak mungkin terjadi, mengingat ia selalu menempati posisi ketiga dalam jajak pendapat baru-baru ini, ia telah meraih kemenangan pemilu sebelumnya dengan memanfaatkan isu irisan," muat media itu menyinggung pilkada DKI Jakarta.
"Selama pencalonannya sebagai gubernur Jakarta pada tahun 2017, Anies mengalahkan gubernur sementara Basuki Tjahaja Purnama dalam putaran kedua, setelah kalah dalam pemungutan suara awal. Dengan mempolitisasi komentar yang dibuat oleh politisi Kristen keturunan China yang dianggap menghujat Islam oleh beberapa orang," tulisnya.
"Di Nusantara, Anies mungkin menemukan isu lain yang memecah belah yang menjadi fokus kampanyenya," tambahnya.
"Saya pikir ketika tekanan biaya hidup dan berbagai masalah lainnya berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, melihat jumlah uang yang dibelanjakan untuk (Nusantara) adalah sesuatu yang bisa ditangkap oleh lawan politik," kata tulis SCMP memuat pengamat Indonesia di Australia, Ian Wilson. [Democrazy/CNBC]