DEMOCRAZY.ID - Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, curiga ada intervensi Presiden Jokowi dalam laporan Dosen UNJ Ubedilah Badrun ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diketahui Ubedilah Badrun melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, dua anak Jokowi, ke KPK soal dugaan tindak pidana korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Menurut Badrun, kebenaran pernyataan mantan Ketua KPK Agus Raharjo soal ada intervensi Jokowi ke KPK semakin nyata saat ini.
Ketika KPK saat ini tidak memproses laporan Ubedilah Badrun soal dugaan tindak pidana korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) oleh Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, maka dugaan intervensi itu makin nyata.
Bukan hanya kasus KTP elektronik atau E-KTP, Presiden Jokowi dicurigai juga mengintervensi KPK untuk melindungi anak-anaknya yang dilaporkan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun.
Direktur Gerakan Perubahan ini ikut menanggapi pernyataan mantan Ketua KPK, Agus Rahardjo yang menyatakan bahwa pernah diintervensi Presiden Jokowi untuk menghentikan kasus KTP-el yang menjerat Ketua DPR RI saat itu, Setya Novanto (Setnov).
"Menurut saya, klaim Agus Raharjo sebagai mantan Ketua KPK itu benar adanya. Tidak mungkin tidak ada asap kalau tidak ada api,” jelas Muslim Arbi, Minggu (3/12).
“Apalagi Agus juga singgung revisi UU KPK. Di mana KPK di bawah presiden seperti saat ini, itu benar adanya," katanya.
Apalagi, kata Muslim, saat ini Ketua KPK non aktif, Firli Bahuri menjadi tersangka di Polda Metro Jaya.
Kemunculan Agus Rahardjo diyakini sengaja untuk membuka kasus yang selama ini tertutup terkait kasus KTP-elektronik.
Kebenaran pernyataan Agus soal ada intervensi Jokowi ke KPK semakin nyata ketika KPK saat ini tidak memproses laporan Ubedilah Badrun soal dugaan tindak pidana korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) oleh Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
"Jadi Jokowi berhasil lindungi anak-anaknya, Gibran dan Kaesang dalam laporan Ubedilah itu bukti intervensi Jokowi langsung ke KPK," kata Muslim Arbi.
Dosen UNJ Ubedilah Badrun Dapat Ancaman Setelah Laporkan Dua Putra Jokowi Kaesang dan Gibran ke KPK
Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun disebut mengalami ancaman setelah melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik-baik saja," kata Badrun, Minggu (16/1/2022).
Selain ancaman ia juga mengalami sejumlah kejanggalan seperti ada yang mengintai rumahnya hingga dihubungi nomor tidak dikenal.
Adapun, Badrun melaporkan Gibran dan Kaesang karena diduga memiliki relasi bisnis yang erat dengan anak petinggi PT SM, induk dari PT PMH yang terlibat kasus pembakaran hutan di tahun 2015.
Badrun menyebut, laporan tersebut merupakan itikad baik untuk kepentingan nasional. Namun, buntut dari laporan tersebut, Badrun justru mengalami sejumlah kejanggalan.
Ia mengaku diteror di media sosialnya, diintai oleh orang tak dikenal hingga dituding ada keterlibatan dengan partai politik tertentu.
Berikut penjelasan lengkap terkait sejumlah hal yang dialami Ubedilah Badrun setelah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK:
Diteror di Media Sosial
Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun angkat suara soal adanya dugaan teror atau ancaman terhadap dirinya.
Badrun menyebut, ancaman itu ia rasakan baik di jagat maya dan dalam kesehariannya. Meski begitu, dugaan ancaman psikologis itu ditanggapi santai oleh Aktivis Reformasi 98 ini
"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik-baik saja," kata Badrun kepada Tribunnews.com, Minggu (16/1/2022).
Adapun bentuk teror psikologis yang dialami Badrun di antaranya kontak yang tak dikenal kerap menghubunginya.
"Kontak yang tidak dikenal memang ada yang menghubungi saya di malam hari, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror," beber Badrun.
Kediamannya Diintai Orang Tak Dikenal
Selain diteror di media sosial, rupanya Badrun juga mengalami kejanggalan di kediamannya. Ia mengaku menemui orang tak dikenal yang diduga mengintai kediamannya.
"Dua hari lalu memang ada orang yang tidak dikenal dan tidak pernah terlihat sepanjang saya tinggal 13 tahun lebih di sini."
"Orang itu menggunakan kendaraan roda dua dan duduk ditempat istirahat lapangan basket, terlihat mengamati rumah sekitar 20 menit."
"Kehadiran sopir tetangga ke lokasi itu yang membuat ia pergi dari lokasi duduknya, selebihnya wallahua'lam," jelasnya.
Meski ada beberapa kejanggalan yang ia alami setelah melaporkan putra presiden ke KPK, Badrun berharap hal itu bukan bagian dari ancaman.
Ia tetap berpikir positif dan menyatakan bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja.
"Semoga motifnya bukan dalam rangka teror psikologis, saya positive thinking saja bahwa itu semua jauh dari motif teror. Alhamdulillah saya saat ini baik baik saja," ujar Badrun. [Democrazy/PojokSatu]