DEMOCRAZY.ID - Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau akrab disapa Dokter Tifa merasa calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka hanya sok-sokan melontarkan pertanyaan SGIE (State Global Islamic Economy) dalam debat cawapres Jumat (22/12/2023). Pasalnya di Solo, kota yang dipimpin Gibran sejak 2021, berdasarkan investigasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), diketahui 13 ribu ekor anjing setiap bulan dibantai untuk memenuhi kebutuhan bisnis kuliner dari daging anjing, sehingga aneh putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu membicarakan SGIE dalam debat cawapres. "Sok-sokan ngomong SGIE. State Global Islamic Economy. Ribuan anjing dibantai buat jadi Sengsu di Solo. 13.000 per bulan! Dan itu di Solo, lho. Di Solo," u ngkap Dokter Tifa dikutip dari akun X pribadinya, Selasa (26/12). Ditambah, menurut Dokter Tifa, hanya Solo yang menjadikan anjing sebagai kuliner secara bebas. "Ngga kejadian di kota lain anjing sampai jadi sate & tongseng di jual
DEMOCRAZY.ID - Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau akrab disapa Dokter Tifa merasa calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka hanya sok-sokan melontarkan pertanyaan SGIE (State Global Islamic Economy) dalam debat cawapres Jumat (22/12/2023). Pasalnya di Solo, kota yang dipimpin Gibran sejak 2021, berdasarkan investigasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), diketahui 13 ribu ekor anjing setiap bulan dibantai untuk memenuhi kebutuhan bisnis kuliner dari daging anjing, sehingga aneh putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu membicarakan SGIE dalam debat cawapres. "Sok-sokan ngomong SGIE. State Global Islamic Economy. Ribuan anjing dibantai buat jadi Sengsu di Solo. 13.000 per bulan! Dan itu di Solo, lho. Di Solo," u ngkap Dokter Tifa dikutip dari akun X pribadinya, Selasa (26/12). Ditambah, menurut Dokter Tifa, hanya Solo yang menjadikan anjing sebagai kuliner secara bebas. "Ngga kejadian di kota lain anjing sampai jadi sate & tongseng di jual