POLITIK

Analis Ini Setuju Anies Atasi Kemacetan Jakarta Daripada Pindah ke IKN, Begini Solusinya

DEMOCRAZY.ID
Desember 17, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Analis Ini Setuju Anies Atasi Kemacetan Jakarta Daripada Pindah ke IKN, Begini Solusinya

Analis Ini Setuju Anies Atasi Kemacetan Jakarta Daripada Pindah ke IKN, Begini Solusinya


DEMOCRAZY.ID - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan memilih menyelesaikan masalah di Jakarta dibandingkan dengan pindah ibu kota ke IKN, Kalimantan Timur. 


Salah satunya dengan membangun transportasi umum dan menambah taman untuk mengatasi kemacetan dan polusi udara.


Hal tersebut ungkap Anies dalam acara debat pertama calon presiden di Gedung KPU, Selasa malam, 12 Desember 2023 lalu. 


Sikap Anies ini berbeda dengan dua calon presiden lainnya yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang sama-sama menyatakan mendukung dan akan melanjutkan proyek IKN.


Menanggapi itu Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P. Sasmita mengatakan transportasi massal yang baik adalah salah satu solusi yang masuk akal untuk mengurangi kemacetan. 


Menurut dia, target utamanya sebenarnya bukan saja itu, tapi juga mengubah perilaku bertransportasi masyarakat Jakarta.


“Mengubah pola pikir dan habit ini yang susah, jauh lebih susah ketimbang membangun transportasi massal,” ujar Ronny saat dihubungi pada Jumat, 15 Desember 2023.


Ronny menjelaskan pola pikir masyarakat Indonesia dalam memandang kendaraan pribadi berbeda dengan masyarakat barat. 


Bagi masyarakat umum, kendaraan pribadi tidak hanya berupa moda transportasi untuk bergerak dari titik A ke titik B, tapi juga bagian dari simbol keberhasilan dalam merantau.


Hasilnya, dia menjelaskan, memiliki kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, dianggap bagian penting dari perjalanan karir dan perjalan hidup agar dianggap sukses dan makmur. 


“Dan mengubah pola pikir seperti ini tidak mudah,” tutur dia.


Di sisi lain, secara ekonomi industri otomotif Indonesia juga menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional. 


Salah satu pasar utamanya adalah Jakarta. Artinya, pendekatannya harus benar-benar multidimensi, tidak hanya soal transportasi massal. 


Namun, Ronny mengatakan apa yang disampaikan Anies tdak ada salahnya. Karena, ada negara-negara yang berhasil membangun sistem transportasi massal yang terintegrasi bisa mengatasi kemacetan. 


“Seperti Jepang, Singapore, dan negara-negara Eropa,” ucap Ronny.


Anies Baswedan maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Mereka akan berhadapan dengan dua calon lain yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.


Sebelumnya, pada acara debat pertama calon presiden di Gedung KPU, Selasa malam, 12 Desember 2023, Anies menjelaskan soal kelanjutan pembangunan IKN. Pernyataan itu menjawab pertanyaan itu dilayangkan oleh calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo. 


Menurut Ganjar, IKN merupakan proyek pembangunan Indonesia sentris dan mimpi besar anak bangsa sejak presiden sebelumnya untuk mengatasi polusi hingga kemacetan.  


Kemudian, Anies mengungkapkan Jakarta memiliki masalah mulai dari lingkungan hidup, lalu lintas, hingga kepadatan penduduk. 


Sehingga, kata Anies, apabila itu ditinggalkan dengan memindahkan ibu kota ke IKN, maka kata dia, masalah di Jakarta tidak akan otomatis terselesaikan. 


"Kalau ada masalah jangan ditinggalkan, diselesaikan," kata Anies saat itu.


Anies menjelaskan begitu bicara lalu lintas kontribusi aparat sipil negara di dalam kemacetan itu hanya 4-7 persen. Sehingga tidak akan mengurangi kemacetan di Jakarta, jika ibu kota pindah. 


Lalu, mengenai lingkungan hidup, jika bisnis dan keluarga masyarakat umum tetap di Jakarta, maka masalah pun akan tetap ada .


"Karena itu, kami berpandangan masalah yang di Jakarta harus diselesaikan dengan transportasi umum yang dibangun. Kemudian menambah taman yang dibangun," ucap Anies. 


Transportasi umum yang dibangun harus berbasis elektrik, dan itu semua dikerjakan untuk membuat Jakarta menjadi kota yang nyaman, aman, dan sehat. Itu terkait dengan Jakarta. 


"Jadi jangan meniru pemerintah Belanda, mereka punya kota tua. Ketika kota tua turun permukaan pindah ke selatan bikin di sekitarMonas ditinggalkan. Masalah tidak diselesaikan. Kami harus menghadapi masalah dengan menyelesaikan," tutur dia. [Democrazy/Tempo]

Penulis blog