HOT NEWS

Tiga Mahasiswa Palestina Jadi Sasaran Tembak di AS, Diduga Motif Kebencian

DEMOCRAZY.ID
November 27, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
Tiga Mahasiswa Palestina Jadi Sasaran Tembak di AS, Diduga Motif Kebencian

Tiga Mahasiswa Palestina Jadi Sasaran Tembak di AS, Diduga Motif Kebencian


DEMOCRAZY.ID - Aksi kekerasan dialami oleh warg Muslim di Amerika Serikat (AS). Kali ini tiga mahasiswa Palestina ditembak di Burlington, Vermont, pada Sabtu malam, memicu seruan dari organisasi hak-hak sipil dan keluarga korban agar pihak berwenang melihat kemungkinan bias yang dilakukan penyerang.

 

Pelaku berusia 20 tahun tersebut membuat  semua korban menerima perawatan medis, menurut pernyataan Minggu 26 November  dari Departemen Kepolisian Burlington. 


“Dua orang dalam keadaan stabil, sementara satu orang menderita luka yang jauh lebih serius," ucap pihak kepolisian Seperti dikutip CNN, Senin 27 November 2023.

 

"Para siswa tersebut sedang berjalan di Prospect Street saat mengunjungi seorang kerabat di Burlington untuk liburan Thanksgiving ketika mereka dihadang oleh seorang pria kulit putih dengan pistol,” kata rilis tersebut.


“Tanpa berbicara, pelaku melepaskan sedikitnya empat peluru dari pistolnya dan diyakini melarikan diri dengan berjalan kaki,” kata polisi.

 

Polisi mengatakan dua korban adalah warga negara AS dan satu lagi merupakan penduduk sah. Dua dari tiga siswa mengenakan keffiyeh, syal tradisional Palestina, menurut departemen kepolisian. Dua orang ditembak di bagian batang tubuh dan satu lagi di “ekstremitas bawah”.

 

Pihak berwenang mengatakan bahwa “tidak ada informasi tambahan yang menunjukkan motif tersangka.” 


Detektif menemukan bukti balistik dari penembakan tersebut, yang akan diserahkan ke database federal, menurut polisi Burlington.

 

FBI mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya “siap untuk menyelidiki” insiden tersebut.

 

Kepala Polisi Jon Murad mengatakan,dalam rilis berita sebelumnya bahwa petugas menanggapi panggilan dan menemukan dua korban penembakan, yang ketiga tidak jauh dari lokasi kejadian, semuanya dekat dengan kampus Universitas Vermont.

 

"Para korban diangkut ke University of Vermont Medical Center," kata rilis berita tersebut.

 

Adapun pelaku penembakan belum teridentifikasi atau ditangkap, kata Murad, dan departemen kepolisian “sedang berada pada tahap paling awal untuk menyelidiki kejahatan ini.”


Penembakan yang ditargetkan


Sementara penyelidikan terhadap pelaku dan motif di balik serangan tersebut sedang dilakukan, kelompok hak-hak sipil serta keluarga korban meminta perhatian terhadap bias yang mungkin terjadi dalam penembakan tersebut.

 

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, pengacara keluarga korban menggambarkan insiden tersebut sebagai “penembakan yang ditargetkan dan kejahatan yang ditargetkan.”

 

“Tersangka menghampiri mereka dan menembak mereka,” kata pengacara Abed Ayoub. 

 

"Mereka tidak dirampok, tidak dirampok," tegas Ayoub.

 

Ayoub yakin para siswa tersebut menjadi sasaran karena dua di antara mereka mengenakan keffiyeh atau syal khas Palestina.

 

Dalam pernyataan bersama, keluarga korban mendesak penegak hukum untuk menyelidiki serangan tersebut sebagai kejahatan rasial.

 

“Kami tidak akan merasa nyaman sampai pelaku penembakan diadili,” kata pihak keluarga.

 

“Tidak ada keluarga yang harus menanggung rasa sakit dan penderitaan ini. Anak-anak kami adalah siswa berdedikasi yang berhak untuk dapat fokus pada studi dan membangun masa depan mereka," imbuh mereka.

 

Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan oleh Institute for Middle East Understanding, mengidentifikasi para mahasiswa tersebut sebagai Hisham Awartani, seorang mahasiswa di Brown University di Rhode Island; Kinnan Abdalhamid, seorang mahasiswa di Haverford College di Pennsylvania; dan Tahseen Ahmad, seorang mahasiswa di Trinity College di Connecticut.

 

Marwan Awartani, mantan menteri pendidikan Palestina dan paman buyut Hisham Awartani, mengatakan kepada CNN bahwa para siswa tersebut mengunjungi nenek Hisham di Burlington.

 

Haverford College di Pennsylvania mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Abdalhamid, sedang dalam masa pemulihan dari luka tembak di rumah sakit.

 

Ketiga siswa tersebut telah lulus dari Ramallah Friends School, sebuah sekolah nirlaba swasta yang dikelola Quaker di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki.

 

Senator AS Bernie Sanders dari Vermont menggambarkan penembakan itu sebagai “mengejutkan dan sangat mengecewakan” dalam sebuah postingan di X. “Kebencian tidak memiliki tempat di sini, atau di mana pun. Saya menantikan penyelidikan penuh,” tulisnya.


Kejahatan kebencian 


Husam Zomlot, duta besar Palestina untuk Inggris, memposting di X tentang insiden tersebut, menyebutkan nama para siswa tersebut dan mengidentifikasi mereka sebagai “tiga pemuda Palestina.”

 

“Kejahatan kebencian terhadap warga Palestina harus dihentikan. Warga Palestina di mana pun membutuhkan perlindungan,” tulis Zomlot di X.

 

Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab mengatakan dalam siaran persnya bahwa mereka “memiliki alasan untuk percaya bahwa penembakan ini terjadi karena korbannya adalah orang Arab.”

 

Sementara Dewan Hubungan Amerika-Islam mengumumkan bahwa mereka menawarkan hadiah USD10.000 untuk “informasi yang mengarah pada penangkapan dan hukuman terhadap pelaku atau pelaku penembakan".

 

Penembakan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan kejahatan rasial di AS dalam beberapa minggu sejak 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan serangan mematikan di Israel dan Israel membalasnya dengan serangan udara yang menghancurkan di Gaza. 

 

Pada Oktober, seorang anak laki-laki Palestina-Amerika berusia 6 tahun ditikam sampai mati oleh pemilik rumah keluarganya dalam kasus yang oleh pihak berwenang disebut sebagai kejahatan rasial. [Democrazy/Medcom]

Penulis blog