POLITIK

PDIP dan PKS Kompak Sentil Jamuan Makan Siang 3 Capres di Istana, Begini Katanya

DEMOCRAZY.ID
November 01, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
PDIP dan PKS Kompak Sentil Jamuan Makan Siang 3 Capres di Istana, Begini Katanya



DEMOCRAZY.ID - Elit kader PDIP dan PKS mengkritisi jamuan makan siang Presiden Jokowi bersama tiga bakal capres Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10).


Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan partai, Komarudin Watubun mengungkap makna terbalik dalam sejumlah pernyataan Presiden Joko Widodo terkait sejumlah isu.


Komar dalam hal ini justru melihat makna terbalik dari ucapan Jokowi terkait pertemuan itu.


"Jadi kalau saya lihat kebalik ya, lihat pertemuan itu, lihat terbalik," kata Komar di kompleks parlemen, Selasa (31/10).


Komar mengaku telah belajar selama sembilan tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Dalam beberapa kasus, pernyataan Presiden justru bermakna sebaliknya.


Dia mencontohkan ucapan Jokowi saat menolak maju sebagai capres dan memilih mengurus DKI Jakarta. 


Ujungnya, Jokowi justru maju sebagai capres. Menurut Komar, ucapan Jokowi yang bermakna terbalik, termasuk menyangkut soal Gibran.


"Berapa waktu lalu ditanya soal anak-anaknya, 'lah mereka baru berapa tahun jadi wali kota" khusus Mas Gibrannya, kan tidak mungkin harus sekarang, dia dukung juga kan," ucap Komar.


"Pak Jokowi selama sembilan tahun ini biasa buat statement itu dia bilang menolak berarti dia terima, dia bilang terima berarti dia tolak," imbuhnya.


Oleh karena itu, Komar menilai pernyataan Jokowi soal pertemuannya dengan Prabowo, Ganjar, dan Anies harus diwaspadai bermakna sebaliknya. Menurut dia, pertemuan itu bisa sekaligus menjadi peringatan kepada Ganjar dan Anies.


"Jadi kalau saya ditanya itu, saya melihat justru itu sikap Pak Jokowi bagus juga warning buat Ganjar dan Pak Anies. Kamu siap-siap gitu loh, apalagi ini pertemuan di Istana, beliau punya perangkat jelas," kata Komar.


"Saya tidak yakin Pak Jokowi besok tidak dukung anaknya. Makanya tadi saya bilang, saya tadi bilang, beberapa waktu lalu kan bilang begitu tapi terakhirnya dukung," imbuhnya.


Cuci piring Jokowi


Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera sementara itu mengaku maklum jika ada pihak yang menuding Jokowi hanya ingin cuci piring dengan mengundang tiga bakal capres makan siang di Istana.


Menurut Mardani, tudingan cuci piring itu dilakukan untuk membersihkan citra usai pencalonan putranya, Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto.


"Sekarang sudah bagus. Tetapi wajar juga kalau ada yang berpendapat ini aksi cuci piring, sesudah gonjang-ganjing anak beliau jadi cawapres beliau ingin membersihkan citranya dengan menjadi seorang negarawan," ucap Mardani di kompleks parlemen.


Namun, tudingan tersebut menurut Mardani hanya bisa dibuktikan oleh waktu dan langkah Presiden selanjutnya. Menurut dia, Presiden harus benar-benar netral dan tidak memihak kepada siapapun di Pilpres.


Anggota Komisi II DPR itu mengaku sering mengingatkan Jokowi, bahwa dia bukan saja sebagai kepala pemerintahan, namun juga kepala negara. 


Sehingga, Presiden mestinya berdiri di atas semua golongan. Terlebih, Mardani mengaku tak menampik dirinya kerap menangkap kesan Presiden sebagai lawan Anies Baswedan.


"Apakah akan jadi cuci piring atau ini niat baik, kita lihat langkah selanjutnya. Dalam hal ini netralitasnya. Bagaimana aparat, bagaimana anggaran, bagaimana kebijakan, bagaimana seluruh perangkat negara tidak digunakan untuk memenangkan satu pasang calon," ucap Mardani.


Sebab, di sisi lain, Mardani juga sering mendengar pandangan bahwa sulit jika Presiden tidak memihak, karena Gibran juga maju dalam kontestasi. Apalagi, setelah Gibran juga maju lewat proses yang tidak wajar.


"Apalagi majunya tidak dengan, kalau bahasa saya, agak ini, lahirnya tidak normal pake sesar, sesar pisaunya lagi dicek," kata dia.


Sementara terpisah, Jokowi mengungkap isi obrolan bersama Anies, Prabowo, dan Ganjar dalam makan siang di Istana kemarin. 


Jokowi mengatakan bahwa dirinya meminta kepada tiga bakal capres untuk meminta bersama-sama menjaga pemilu di 2024 agar berjalan damai.


"Iya saya mengajak untuk menjaga bersama-sama agar pemilu berjalan damai," kata Presiden Jokowi saat mengunjungi Pasar Batu Bulan, di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10).


"Tidak ada saling fitnah-memfitnah, tidak ada kampanye negatif, tidak ada saling menjelekkan, tidak ada saling merendahkan, tetapi dengan adu program, adu gagasan, saya kira itu, rakyat menginginkan itu," imbuhnya. [Democrazy/CNN]

Penulis blog