DEMOCRAZY.ID - Selain sang arsitek Frederich Silaban, ada tokoh lain yang juga dianggap berperan penting dalam pembangunan Monumen Nasional (Monas). Ia adalah Teuku Markam. Namun namanya tidak begitu dikenal. Tapi banyak sumber menyebut dia menyumbang 28 kilogram (kg) emas untuk pembangunan tugu api Monas. Benar atau tidaknya klaim ini memang masih menjadi perdebatan. Namun, satu hal yang pasti dari sosok Teuku Markam adalah, fakta kalau dirinya merupakan pengusaha kaya era Sukarno. Dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia (1984), diketahui kalau Teuku Markam lahir di Panton Labu pada 12 Maret 1924 dari keturunan bangsawan (uleebalang). Meski punya keistimewaan, dia memilih untuk tidak bersekolah. Memasuki usia 20 tahun, Markam memutuskan untuk berjuang angkat senjata melawan Belanda. Di usia tersebut dia memilih untuk menjadi penyelundup senjata dari Singapura ke Pekanbaru. Perjuangan ini dijalankannya selama 10 tahun. Bahkan, dia termasuk dalam golongan perwira meneng...
DEMOCRAZY.ID - Selain sang arsitek Frederich Silaban, ada tokoh lain yang juga dianggap berperan penting dalam pembangunan Monumen Nasional (Monas). Ia adalah Teuku Markam. Namun namanya tidak begitu dikenal. Tapi banyak sumber menyebut dia menyumbang 28 kilogram (kg) emas untuk pembangunan tugu api Monas. Benar atau tidaknya klaim ini memang masih menjadi perdebatan. Namun, satu hal yang pasti dari sosok Teuku Markam adalah, fakta kalau dirinya merupakan pengusaha kaya era Sukarno. Dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia (1984), diketahui kalau Teuku Markam lahir di Panton Labu pada 12 Maret 1924 dari keturunan bangsawan (uleebalang). Meski punya keistimewaan, dia memilih untuk tidak bersekolah. Memasuki usia 20 tahun, Markam memutuskan untuk berjuang angkat senjata melawan Belanda. Di usia tersebut dia memilih untuk menjadi penyelundup senjata dari Singapura ke Pekanbaru. Perjuangan ini dijalankannya selama 10 tahun. Bahkan, dia termasuk dalam golongan perwira meneng...