DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menilai pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang blak-blakan menyebut ada tanda-tanda kecurangan Pemilu 2024 merupakan sentilan keras terhadap keluarga besar Presiden Jokowi.
Khoirul Umam mengatakan, bahwa Megawati Soekarnoputri sudah terlanjur kecewa dengan sikap politik Presiden Jokowi.
"Statement Mega menyatakan saat ini sudah ada tanda-tanda kecurangan pemilu merupakan sentilan sekaligus pukulan Mega terhadap Jokowi dan keluarganya,” kata Umam kepada wartawan, Senin (13/11/2023).
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) itu pernyataan tersebut juga merupakan bentuk kekecewaan Megawati terhadap Presiden Jokowi.
Sebab, Presiden Jokowi telah berkhianat dengan mengusung putranya, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.
“Sikap resmi Bu Mega menjadi tanda titik pisah antara PDI-P dan Megawati dengan Jokowi dan keluarga besarnya,” tutur Umam.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebut kecurangan menjelang pemilu 2024 mulai terlihat.
Maka itu, dia mengingatkan agar rakyat menggunakan hak pilih dengan tuntunan hati nurani di Pilpres 2024.
"Jangan biarkan kecurangan pemilu yang akhir ini terlihat sudah mulai, akan terjadi lagi," ujar Megawati dalam pidatonya yang disiarkan secara daring, Minggu, 12 November 2023.
Megawati mengimbau agar rakyat jangan takut berpendapat. Hal ini penting, agar tidak terjadinya kesewenangan pada Pemilu 2024.
"Tegakkan demokrasi, kewajiban kita sebagai warga negara bahkan keharusan agar tidak terjadi kesewenang-wenangan," jelasnya.
Presiden Republik Indonesia ke-5 ini pun tak ingin rakyat diintimidasi seperti dahulu. Terlebih, saat ini kecurangan pemilu mulai terlihat lagi.
"Rakyat jangan diintimidasi seperti dulu lagi," katanya.
Selain itu, Megawati Soekarnoputri juga berharap agar ajang kontestasi pemilu 2024 menjadi momentum yang tepat untuk mendapatkan pemimpin terbaik, yang mewakili seluruh kehendak rakyat Indonesia. [Democrazy/PojokSatu]