DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya menyayangkan perilaku orang kaya Indonesia yang lebih senang berobat ke luar negeri sehingga memicu capital outflow atau aliran dana keluar negeri mencapai Rp100 triliun lebih.
Kali ini, curhatan Jokowi terungkap saat meresmikan groundbreaking pembangunan rumah sakit Mayapada Hospital Nusantara, di lokasi proyek IKN, Kalimantan Timur, Rabu (1/11/2023).
"Seingat saya hampir 2 juta masyarakat kita kalau sakit itu pergi keluar, dan itu bawa uang ke luar, capital outflow. Hampir lebih dari Rp 100 triliun setiap tahun masyarakat kita bawa uang ke luar negeri hanya untuk berobat," ungkap Jokowi.
Sejauh ini di ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Jokowi mengatakan sudah ada dua rumah sakit yang dibangun. Mulai dari Rumah Sakit Abdi Waluyo dan Rumah Sakit Mayapada Hospital Nusantara.
Dia berharap dengan banyaknya fasilitas kesehatan berkualitas di IKN dapat mengurangi masyarakat yang pergi berobat ke luar negeri. Khususnya masyarakat yang berada di sekitar IKN dan kota-kota lain di sekitarnya.
"Dengan berkualitasnya fasilitas kesehatan di IKN, masyarakat di IKN dan kota lainnya di sekitarnya, sekali lagi tak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Dengan berdirinya Mayapada Hospital hal tersebut seharusnya bisa dikurangi sebanyak-banyaknya," jelasnya.
Sindiran Presiden Jokowi ke kalangan orang kaya Indonesia sebelumnya pernah diungkapkan bulan Oktober 2022 lalu saat meresmikan pabrik Biofarmasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Padahal menurut Jokowi, sumber daya manusia di Indonesia tidak kalah dibandingkan di negara lain.
Pernyataan yang sama juga dilontarkan Jokowi saat saat meresmikan Mayapada Hospital Bandung di Jalan Terusan Buah Batu Nomor 5, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023).
Kata Jokowi, setidaknya Rp165 triliun devisa hilang. Karena itu dia meminta Menteri Kesehatan untuk mencari jalan keluar, salah satunya memperbanyak dokter spesialis dan subspesialis.
Jokowi juga pernah mengungkapkan pengobatan yang paling banyak dijalani warga negara Indonesia di luar negeri yakni onkologi atau kanker.
Kemudian, ortopedi atau sendi otot. Pengobatan lain yang juga marak dilakukan di luar negeri yaitu yang terkait dengan gigi, kecantikan, dan bedah estetika.
"Kita kehilangan devisa, karena bayarnya ke luar negeri, kehilangan devisa 11,5 miliar dollar AS, Rp 170 triliun hilang gara-gara berobat ke luar negeri,” Jokowi saat meresmikan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Bahkan Jokowi mengungkapkan data lebih detail seperti 60 persen warga Indonesia yang berobat ke luar negeri berasal dari Jakarta. Kemudian, 15 persen dari Surabaya. Sisanya, berasal dari Medan dan Batam. [Democrazy/Inilah]