DEMOCRAZY.ID - Anak-anak mengadakan konferensi pers di luar rumah sakit Al-Shifa di Gaza pada hari Selasa, memohon agar dunia mengambil tindakan ketika Israel terus melakukan pemboman yang tak henti-hentinya terhadap wilayah Palestina.
Sekelompok anak-anak berdiri di belakang beberapa mikrofon yang diletakkan di atas meja kayu di halaman luar rumah sakit tempat puluhan ribu orang mencari perlindungan dari serangan udara dan darat.
“Sejak 7 Oktober, kami telah menghadapi pemusnahan, pembunuhan, pemboman, semua ini terjadi di hadapan dunia,” salah satu dari anak-anak tersebut berkata, pertama dalam bahasa Arab kemudian dalam bahasa Inggris. “Kami datang ke Al-Shifa untuk mencari perlindungan, kami menghadapi kematian lagi ketika mereka menargetkan rumah sakit,” lanjutnya, melansir The Palestine Chronicle, Sabtu, 10 November 2023.
“Kami datang sekarang untuk berteriak, dan mengundang Anda untuk melindungi kami. Kami ingin hidup, kami menginginkan perdamaian, kami ingin keadilan bagi para pembunuh anak-anak. Kami ingin tempat tinggal, makanan dan pendidikan, dan kami ingin hidup sebagaimana anak-anak lain hidup,” lanjut anak laki-laki yang membaca pesan mengharukan tersebut.
“Mereka berbohong kepada dunia, mengatakan bahwa mereka menargetkan pejuang Perlawanan, namun sebagai anak-anak, kita telah lolos dari kematian lebih dari satu kali. Kami, sebagai anak-anak, telah lolos dari kematian lebih dari satu kali,” tambahnya.
“Since October 7, we have been subjected to genocide, killing, displacement, and bombs falling on our head in front of the whole world,”
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) November 7, 2023
A group of #children on Tuesday night made use of their time at the Al-Shifa Hospital in #Gaza and held a press conference. pic.twitter.com/OIiJ9nPTR8
Anak-anak yang paling menanggung dampak buruk dari perang Israel di Gaza, dimana jumlah mereka adalah setengah dari jumlah penduduk Gaza.
Hampir setengah dari lebih dari 10.000 orang yang terbunuh sejak Israel mulai membom wilayah tersebut pada tanggal 7 Oktober adalah anak-anak.
Seorang anak terbunuh setiap 10 menit selama serangan gencar tersebut, kata kantor media Gaza pekan lalu.
Rumah sakit, yang seringkali menjadi tempat perlindungan selama perang bagi mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman, juga tidak luput dari serangan bom Israel.
Serangan udara terhadap rumah sakit Al-Ahli pada 7 Oktober menewaskan hampir 500 orang, dan serangan Israel terhadap ambulans di luar Al-Shifa pekan lalu menewaskan 15 orang.
Awal pekan ini, 100 dokter di Israel menyerukan agar rumah sakit itu dibom, dan mengklaim bahwa pejuang Hamas menggunakannya sebagai basis.
Konferensi pers yang ditonton jutaan kali di media sosial itu menggugah hati para pengguna.
“Ini menghancurkan saya dalam banyak hal,” kata salah satu pengguna platform media sosial 'X' menanggapi video tersebut.
“Tidak ada anak yang boleh memohon belas kasihan untuk tidak di bunuh, apalagi mengadakan konferensi pers untuk mengemis demi nyawanya.” [Democrazy/VIVA]