POLITIK

Wamen Desa Beri Arahan Menangkan Gibran, Pengerahan Birokrat dan Aparat Pernah Terjadi di Pilkada Solo dan Medan

DEMOCRAZY.ID
Oktober 30, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Wamen Desa Beri Arahan Menangkan Gibran, Pengerahan Birokrat dan Aparat Pernah Terjadi di Pilkada Solo dan Medan



DEMOCRAZY.ID - Gerakan memenangkan keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan baru terjadi dalam Pemilihan Umum 2024 dengan kandidat Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Peristiwa serupa juga terjadi di pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2020.


Majalah Tempo menurunkan laporan yang mengungkap gerakan memenangkan menantu Jokowi, Muhammad Bobby Afif Nasution-Aulia Rachman pada Pilkada 2020. Bobby dan Aulia ketika itu terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan.


Gerakan memenangkan Bobby-Aulia yang saat itu bernomor urut dua dilakukan dari tingkat kelurahan. 


"Lurah juga meminta suara Bobby bisa 60 persen di setiap tempat pemungutan suara," kata Mahfud, bukan nama sebenarnya, salah satu kepala lingkungan yang diminta berkumpul di Kantor Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, untuk meraup suara memenangkan Bobby.


Menurut Mahfud, dalam rapat saat itu kepala lingkungan diminta mengumpulkan data 55 orang disertai alamat, nomor telepon, nomor induk kependudukan, supaya mencoblos Bobby. Menurut Mahfud, perintah memenangkan Bobby datang dari Camat Medan Perjuangan Afrizal.


Para pemilih pun dijanjikan mendapat Rp 50 ribu per orang jika Bobby Nasution menang. Tak hanya iming-iming duit, para peserta rapat itu mendapat ancaman dicopot dari jabatan jika tidak melaksanakan perintah memenangkan ipar Gibran itu.


Pasangan Bobby-Aulia didukung delapan partai, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Gerakan Indonesian Raya, Partai NasDem, Partai Amanat Nasional, Partai Pesatuan Pembangunan, Partai Solidaritas Indonesia, dan Partai Hanura. 


Saat itu, sejumlah narasumber Tempo mengatakan ada pengarahan aparat pemerintah memenangkan Bobby-Aulia.


Di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2020 itu membawa Gibran dan Teguh Prakosa, wakilnya, berhasil menang telak dari rivalnya Bagyo Wahono dan F.X. Supardjo. Cerita memenangkan putra dan menantu Jokowi ini juga terjadi di Pemilu 2024.


Upaya menggunakan perangkat pemerintahan ini yang tengah dijalankan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Paiman Raharjo. 


Paiman kini bekerja mengatur anggota relawan Sedulur Jokowi menangkan Gibran. Rapat penyusunan panitia kerja itu dipimpin Paiman di rumahnya, Ahad, 29 Oktober 2023.


"Bapak-ibu kita menindaklanjuti rapat yang kedua, kita sudah sepakat membantu Mas Gibran memenangkan pemilu (pemilihan umum) di 2024," kata Paiman, dalam sebuah video pendek yang diterima Tempo, pada Senin, 30 Oktober 2023.


Mantan Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo itu menjelaskan kepada tamu hasil rapat akan dilaporkan ke Jokowi, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, dan anggota tim pemenang Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, kini Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara. 


"Setelah rapat hasilnya apa, saya akan sampaikan kepada Pak Pratikno dan Pak Jokowi," tutur Paiman.


Dimintai konfirmasi perihal rapat tersebut, Paiman mengatakan itu sekadar rapat rutin biasa bersama anggota Sedulur. 


Namun dia mengakui organisasi yang kini dipimpinnya itu jelas mendukung Gibran. Perihal kehadirannya di rapat itu, Paiman berdalih hanya memantau rapat di belakang layar.


Dia juga membantah terlibat sebagai tim sukses. Juga mengakui bukan anggota panitia yang tengah bekerja memenangkan Prabowo-Gibran. 


"Saya kan pejabat negara, enggak boleh," tutur dia. Dia mengakui relawan itu telah ada sejak 2012.


Dalam rapat itu, Paiman meminta kepada para anggota relawan supaya segera membentuk struktur kepanitiaan. Menunjuk ketua panitia, sekretaris, serta bendahara. 


"Nanti Om Edi sama saya jadi pengarah," ucap dia, dalam video tersebut.


Sumber: Tempo

Penulis blog