DEMOCRAZY.ID - Peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunikasi Indonesia (G30S PKI) kerap dikaitkan dengan isu keterlibatan presiden RI pertama, Soekarno.
Namun, tak pernah ada bukti yang menunjukkan bahwa Soekarno benar-benar terlibat dalam peristiwa G30S PKI.
Kendati begitu, putri sulung korban kekejaman G30S PKI Jenderal Ahmad Yani, Indria Ami Rulliati alias Rully mengatakan bahwa Soekarno memiliki kedekatan dengan PKI.
"Presiden itu ada tiga partai kan, komunis, nasionalis, sama nasakom, si komunis ini yang paling gencar, dan paling dekat dengan Bung Karno," ujar Rully, seperti dikutip dari Youtube Deddy Corbuzier.
Lebih lanjut, Rully percaya bahwa Soekarno adalah sosok simpatisan PKI. Namun bukan berarti presiden pertama itu adalah bagian dari PKI.
"Bung karno juga simpatisan PKI, tapi dia bukan PKI," ungkapnya.
Rully menambahkan bahwa hal tersebut terbukti dari beberapa pidato yang disampaikan Soekarno.
Bukan tanpa tujuan, Soekarno disebut ingin menyantukan semua ideologi hingga terbentuknya nasionalisme, agama, dan komunisme (Nasakom).
Namun, Rully menegaskan bahwa hal-hal tersebut tidak akan mungkin bisa disatukan.
"Supaya kekuatannya tuh bener-benar satu, tujuannya itu, kan hebat kalau bisa nyatuin," tutur Rully.
"Tapi kan nggak mungkin," sambungnya.
Selain itu, sumber lain pun mengatakan terdapat dua alasan Soekarno dekat dengan PKI.
Pertama, Soekarno tidak punya organisasi karena Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mengusungnya pada dasarnya adalah partai kaum priayi yang tidak mengakar dan tidak memiliki pengikut yang kuat.
Kedua, Soekarno membutuhkan organisasi yang bisa bantu mengimbangi kekuatan TNI di mana mereka memiliki kekuasaan politik yang resmi dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden Juli 1959.
Dijaga 12 Tentara Bersenjata Lengkap, Untung Mufreni Bongkar Cara Kejam Cakrabirawa Tembaki Ahmad Yani
Untung Mufreni mengungkap bagaimana cara pasukan Cakrabirawa masuk ke rumah sebelum akhirnya membunuh ayahnya, Jenderal Ahmad Yani.
Cara masuk pasukan Cakrabirawa ke rumah Jenderal Ahmad Yani ini menimbulkan pertanyaan, sebab dijaga oleh tentara bersenjata lengkap.
Untung Mufreni mengakui bahwa rumah dinas Jenderal Ahmad Yani memang saat pasukan Cakrabirawa tiba dijaga oleh 12 tentara.
"Mereka (Cakrabirawa) masuk dari pintu belakang, ada 12 tentara yang setiap hari berjaga di situ," kata Untung Mufreni dalam podcast close the door Deddy Corbuzier dikutip Rabu 4 Oktober 2023.
Untung menjelaskan, tentara yang berjaga di rumah dinas Ahmad Yani bersenjata lengkap. Hal itu diungkapkannya menjawab pertanyaan Deddy Corbuzier.
"Bersenjata lengkap," katanya.
Dikatakan Untung lebih lanjut, tentara yang bertugas di rumah dinas Ahmad Yani berjumlah total 17 orang.
"Tambah lima orang lagi yang biasa melekat sama bapak dari Korps Polisi Militer," ujarnya.
Akan tetapi, pada saat kejadian kata Untung lagi bahwa tidak semua tentara yang bertugas berada di lokasi.
"Malam itu Korps Polisi Militer tidak ada, sebetulnya ada sebabnya," katanya.
Pada saat itu lanjut Untung, tentara dari Korps Militer diperintah Ahmad Yani untuk mengawal istrinya ke rumah dinas yang kedua di taman senopati.
"Disuruh ngawal ibu Yani ke taman Senopati rumah Dinas yang kedua, Ibu Yani memang tidak ada di rumah malam itu," katanya.
Dikatakan Untung Lima orang pengawal pribadi yang biasa melekat ditambah ajudan bernama Letnan Sandi berangkat ke taman Senopati sekira pukul sepuluh, sebelas malam.
"Yang merintah bapak," katanya.
Pada kesempatan itu, Untung juga mengatakan bahwa 12 tentara yang berjaga merupakan anak buah Kolonel Latif.
"Yang berjaga 12 orang bersenjata, anak buahnya Kolonel Latif," katanya.
Mendengar penjelasan Untung, Deddy pun menanyakan bagaimana cara pasukan Cakrawabirawa masuk sementara rumah dijaga tentara bersenjata.
Kepada Deddy, Untung menjelaskan bahwa pasukan Cakrabirawa yang datang bukan hanya satu, dua, empat orang.
"Yang datang bukan satu, empat orang. Hampir satu kompi Cakrabirawa ditambah lagi mungkin anak buahnya Latif itu atau dari Bataliyon mana itu," ungkapnya.
Sementara itu, anak sulungnya Ahmad Yani, Indria Ami Rulliati mengatakan sebelum masuk, pasukan Cakrabirawa terlbih dahulu melucuti senjata pasukan yang berjaga.
"Yang masuk hanya Cakrabirawa, yang 12 orang tetap di luar jaga, tapi sudah dilucuti senjatanya," katanya.
Rulli mengatakan pasukan Cakrabirawa yang masuk orang yang paham lokasi karena sering datang.
"Yang masuk Cakrabirawa yang memang dari luar, dan memang Cakrabirawa itu hampir tiap hari datang ke rumah kami," ungkapnya.
[VIDEO LENGKAP]
[Democrazy/Kilat]