DEMOCRAZY.ID - Sejumlah media ternama dunia kini menyoroti kereta cepat RI. Tak Hanya dari Asia tapi juga Amerika.
CNN International misalnya. Pada artikelnya yang terbit Minggu, media yang berbasis di Atlanta AS itu memuat judul "With China's help, Indonesia is launching Southeast Asia's first bullet train" alias "Dengan Bantuan China, Indonesia meluncurkan kereta cepat pertama di Asia Tenggara".
"Indonesia meluncurkan kereta cepat pertama di Asia Tenggara pada hari Minggu, jalur layanan kereta api berkecepatan tinggi yang akan menghubungkan dua kota terbesar di negara ini," tulisnya, Minggu (1/10/2023).
"Sebagai bagian dari inisiatif infrastruktur Belt and Road (BRI) China dan sebagian besar didanai oleh perusahaan milik negara China, proyek senilai US$7,3 miliar ini dibuka untuk umum pada hari Minggu, setelah serangkaian penundaan dan kemunduran," tambahnya lagi.
Dijelaskannya pula bagaimana kereta cepat diberi nama WHOOSH. Disebut juga kereta menggunakan listrik tanpa emisi karbon langsung dan melaju dengan kecepatan sekitar 217 mil per jam.
Posisi RI yang selama ini memang secara aktif dan terbuka menarik investasi China juga dipaparkan. Bukan hanya kereta repat saja tapi sejumlah proyek baru ke depan bakala dibuat.
"Pada pertemuan tingkat tinggi bulan Juli antara pemimpin Indonesia dan China, (Presiden) Joko Widodo (Jokowi) dan (Presiden) Xi Jinping, mengungkap serangkaian proyek, termasuk rencana untuk membangun pabrik kaca China bernilai miliaran dolar di Pulau Rempang di Kepulauan Riau, Indonesia, sebagai bagian dari proyek baru," tulisnya.
"'Eco-City', memicu protes sengit selama berminggu-minggu dari penduduk asli pulau yang menentang penghancuran desa mereka," tambah media itu.
Melansir AP, The Washington Post juga memuat tulisan soal kereta cepat RI, Sabtu. Judulnya "Indonesia is set to launch Southeast Asia's first high-speed railway, largely funded by China".
Pendapat tak biasa warga dan pengamat soal kereta cepat dijabarkan.Di mana sebagian merasa kereta berkecepatan tinggi untuk rute Jakarta-Bandung tak terlalu dibutuhkan.
"Saya sangat senang dan bersemangat akhirnya kita bisa naik kereta cepat di Indonesia," tulis media itu memuat komentar warga, Christianto Nusatya, yang mengikuti uji publik pekan lalu.
"Tapi tetap saja saya lebih suka memilih kereta biasa atau mobil, karena jarak Jakarta-Bandung terlalu pendek dan tidak layak dicapai dengan kereta kecepatan tinggi," tambahnya.
"Kereta cepat tidak bisa menggantikan angkutan lama yang sudah ada sebelumnya," tulis media itu lagi memuat Direktur Eksekutif LSM Institute for Transportation Studies yang berbasis di Jakarta, Deddy Herlambang.
"Masyarakat tentunya akan lebih memilih menggunakan moda transportasi yang jauh lebih murah untuk perjalanan jarak dekat," ujarnya lagi.
Pemberitaan juga dimuat South China Morning Post (SCMP). Namun media Hong Kong itu menyorot kereta cepat sebagai "warisan" mahal Jokowi di RI.
"Setelah bertahun-tahun tertunda dan anggarannya habis, kereta cepat Jakarta-Bandung senilai US$7,2 miliar akan menjadi 'warisan mahal' Presiden Joko Widodo," muatnya dalam rangkuman artikel berjudul "Indonesia's China-backed high-speed railway: a 'burden to carry' for years to come?".
"Namun dengan adanya pembayaran kembali, bunga dan biaya pemeliharaan, proyek Belt and Road kemungkinan besar tidak akan menghasilkan keuntungan 'bahkan setelah tiga presiden berikutnya," tambah pemberitaan media itu lagi. [Democrazy/CNBC]