DEMOCRAZY.ID - Politikus PDIP Nusyirwan Soejono melontarkan kritik keras ke Presiden Jokowi. Hal ini terkait dengan langkah Jokowi yang mengumpulkan para Pj kepala daerah.
Nusyirwan yang juga Ketua DPP PDIP ini menyampaikan, sikap dan ucapan Jokowi soal netralitas saat mengumpulkan para Pj kepala daerah harus dibuktikan dalam pelaksanaannya.
"Karena tidak bisa dipungkiri rakyat sudah tidak percaya atas apa yang diucapkan Jokowi dengan kenyataannya yang selalu berbeda," beber Nusyirwan, Selasa (31/10).
Nusyirwan menegaskan, pengumpulan Pj kepala daerah di tengah situasi politik yang memanas menimbulkan tanya.
"Itu bukan sikap negarawan," tegas dia.
Nusyirwan kemudian membandingkan Jokowi dengan Megawati ketika menjabat presiden pada 2004 lalu.
"Berbeda sekali dengan pada awal pemilu langsung 2004, Ibu Mega sama sekali tidak gunakan kekuasaannya," tutup dia.
Djarot: Megawati Sangat Sayang kepada Jokowi dan Gibran, Kini Semua Kecewa
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat menyayangi Presiden Jokowi dan anaknya Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, Jokowi merupakan kader terbaik yang pernah dimiliki partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Ibu Megawati Soekarnoputri itu sangat sayang kepada Pak Jokowi, kepada Mas Gibran," kata Djarot di DPR, Selasa (31/10).
"Rasa sayang itu disampaikan dengan berbagai macam bentuk gitu ya penugasan-penugasan kepada beliau, sangat sayang," tambah dia.
Namun kini, Djarot mengatakan Megawati dan seluruh kader PDIP kecewa dengan Jokowi dan keluarga.
Kekecewaan itu memuncak imbas Mahkamah Konstitusi mengubah syarat capres dan cawapres. Berubahnya syarat capres-cawapres menjadi pintu bagi Gibran untuk maju di Pilpres 2024.
Ia berpasangan dengan Prabowo Subianto dan akan melawan Ganjar-Mahfud MD yang diusung PDIP.
"Kita semua sayang tetapi dengan langkah seperti ini kita menyayangkan," kata Djarot.
"Dan ketika kita turun ke bawah memang ada kekecewaan, kejengkelan, ada mungkin kemarahan dari teman-teman ranting, anak ranting, PAC, satgas partai, simpatisan pada manuver yang dilakukan oleh Mas Gibran," tambah dia.
Meski begitu, eks Gubernur DKI ini enggan larut dalam kekecewaan. Kejadian ini akan menjadi pemicu kader PDIP untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Keputusan untuk memilih, mencalonkan Mas Ganjar dan Pak Mahfud MD ini adalah keputusan yang tepat dan bisa menjawab tantangan Indonesia ke depan terutama di dalam penegakan hukum dan mewujudkan keadilan," tutur Djarot.
"Kita percaya bahwa kedaulatan di tangan rakyat dan rakyat tidak bohong," tutur dia. [Democrazy/Kumparan]