DEMOCRAZY.ID - Ketua Badan Pemenangan Pilpres Relawan Pro Jokowi (Projo), Panel Barus mencatat setidaknya Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto telah menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara terbuka, sebanyak dua kali.
"Saya melihat sedikitnya ada dua kali serangan langsung terbuka oleh pak Hasto kepada pak Jokowi ya. Yang pertama pak Hasto menyerang pak Jokowi itu dengan diksi kejahatan lingkungan, saat beliau mengomentari tentang kegagalan food estate," terang Panel saat dihubungi di Jakarta, Minggu (29/10/2023).
Terlebih memang food estate ini, menjadi salah satu program Jokowi. Hanya saja ia menilai diksi yang digunakan Hasto kala itu tidak pas.
"Ini satu hal yang keliru, ini satu hal upaya memberikan stigma, framing gitu ya yang ugal-ugalan menurut saya dengan pemilihan kata kejahatan lingkungan terhadap suatu program pak Jokowi, ini kurang pas dan sedikit ugal-ugalan," ujarnya.
Lalu serangan kedua yang coba dilancarkan oleh Hasto, yakni mengeluarkan kembali isu perpanjangan masa jabatan tiga periode.
"Ini juga serangan langsung ke pak Jokowi, ini juga framing, ini juga stigma yang ugal-ugalan yang ditempelkan pak Hasto kepada pak Jokowi gitu lho," tegasnya.
"Kami Projo sudah menjawab sebenarnya dalam rilis kami terdahulu bahwa urusan jabatan tiga periode ini, pak Jokowi secara tegas dan berulang-ulang serta terbuka beliau menyampaikan bahwa beliau tidak menginginkan itu," lanjutnya.
Bahkan sejak 2019 lalu, kata dia, Jokowi selalu dalam pidatonya menyatakan tidak ingin jabatan tiga periode ini. Hanya saja, Panel menilai tentu hal ini berkaitan dengan kontestasi Pemilu 2024.
"Dan pasti ada kaitannya dengan pendaftaran Paslon pak Prabowo Subianto dan Gibran, saat ini ya untuk pembahasan yang kedua ini," imbuh dia.
"Jadi ada kekhawatiran saya lihat ya dari pak Hasto terhadap majunya pak Prabowo Subianto dan mas Gibran sehingga pak Hasto, menempelkan dan membangun framing yang buruk terhadap pak Jokowi seperti itu," tutur Panel menambahkan.
Sebelumnya, Hasto berbicara soal perpanjangan masa jabatan presiden jadi 3 periode. Hasto membenarkan soal itu, bahkan menyebut isu tersebut atas permintaan 'Pak Lurah' alias Jokowi.
"Jadi saya sendiri mengalami itu. Jadi ketika saya sedang nyekar di Makam Bung Karno, Blitar, tiba-tiba muncul berita salah satu menteri yang mengatakan berdasarkan big datanya, itu ada cukup banyak yang mendorong perpanjangan jabatan atau tiga periode," kata Hasto usai menghadiri deklarasi Yenny Wahid mendukung Ganjar-Mahfud di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
Namun Ketua DPP PDIP Puan Maharani memastikan bahwa Jokowi dan Megawati tidak pernah membahas soal isu masa jabatan presiden 3 periode dalam berbagai pertemuan.
“Enggak, enggak pernah setahu saya enggak pernah beliau meminta untuk perpanjangan tiga periode,” kata Puan.
Puan juga meragukan adanya permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya menjadi tiga periode.
Sebab masa jabatan presiden sudah diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945. “Jadi kalau kemudian ada perpanjangan itu mekanismenya dari mana kemudian seperti apa,” ujarnya.
Hasto tak berhenti menyerang, meski isu permintaan tiga periode menuai serangan balik dari berbagai pihak, bahkan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pun membantah. Hasto coba mainkan isu politik sandera.
Ia menuduh para ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM) terpaksa mengusung Gibran sebagai pendamping Prabowo karena sudah tersandera oleh Jokowi.
“Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang," ujar dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (29/10/2023). [Democrazy/Inilah]