DEMOCRAZY.ID - Soekarno dikenal memiliki hubungan politik dengan DN Aidit yang merupakan petinggi dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kedekatan politik tersebut terbangun setelah Soekarno mengemukakan sebuah doktrin yang disebut nasionalisme, agama, dan komunis (Nasakom).
Doktrin tersebut membuat PKI berlindung kepada Soekarno atas ancaman-ancaman yang muncul kepada mereka terutama dari kalangan militer.
Sehingga dengan adanya Nasakom membuat PKI semakin gencar untuk mengembangkan agenda-basar mereka.
Hingga pada akhirnya, PKI malakukan satu tindakan yang mencoreng sejarah bangsa Indonesia.
Tindakan yang dilakukan oleh DN Aidit dan antek-anteknya yaitu membunuh sejumlah Jenderal TNI Angkatan Darat Indonesia.
Dan gerakan tersebut disebut dengan sebutan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).
Sehingga dengan peristiwa tersebut lantas membuat masyarakat Indonesia bertanya-tanya terkait kedekatan Soekarno dengan PKI?.
Malansir dari kanal YouTube RJL 5 - Fajar Adityta, Minggu, 1 Oktober 2023, seorang akademisi senior, Prof Salim Said menjelaskan tentang hubungan politik antara Soekarno dan PKI.
Menurut prid kelahiran 1943 itu, Soekarno merupakan sosok pemimpin yang memiliki kekuasaan di Indonesia, akan tetapi, dirinya tidak memiliki kekuatan secara langsung dilapangan.
Sehingga dalam hal ini, menurut Prof Salim Said, Soekarno memanfaatkan PKI untuk untuk kepentingan pribadi dan negaranya.
"Bung Karno ini serba salah waktu itu, saya kira sekarag sebagai ilmuan politik, salah satu persoalan Soekarno, beliau itu politikus punya kekuasaan besar, karena menurut undang-undang dasar 1945, beliau itu pengusaha tertinggi, tapi dia tidak punya kekuatan kongkrit di lapangan," kata prof Salim Said, Minggu, 1 Oktober 2023.
"Jadi dia pakai PKI," sambungnya.
Dengan demikian, Prof Salim Said menjelaskan bahwa Soekarno itu bukan seorang Komunis, hanya saja ia sudah tidak memiliki pilihan lain selain hal itu.
"Jadi Bung Karno itu bukan komunis, dia kepepet aja gak punya pilihan, terpaksa dia pakai PKI, tapi dia tidak membubarkannya," ungkap Prof Salim Said.
"Terpaksa dia pakai PKi dan dia tidak membuabarkannya," sambungnya lagi.
Prof Salim Said juga menjelaskan alasan Soekarno tidak pernah membubarkan PKI karena jika hal itu dilakukan, presiden pertama Indonesia itu akan kehilangan kekuatan politiknya.
"Dia hilang kekuatannya, tapi toh itu membawa bencana kepada Bung Karno," pungkas prof Salim Said dalam keterangannya. [Democrazy/Hops]