POLITIK

Minus Jokowi, Ini Julukan 6 Presiden Indonesia Yang Jarang Orang Ketahui

DEMOCRAZY.ID
Oktober 04, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Minus Jokowi, Ini Julukan 6 Presiden Indonesia Yang Jarang Orang Ketahui



DEMOCRAZY.ID - Sepanjang sejarah, Indonesia sendiri dipimpin oleh 7 presiden. Tercatat nama-nama presiden Indonesia Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan yang masih menjabat saat ini Jokowi.


Namun, tahukan anda jika ternyata para presiden-presiden ini ternyata mempunyai julukan yang jarang diketahui orang banyak.


Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) sendiri pernah mengunggah julukan untuk enam Presiden Indonesia yang telah habis masa jabatannya. Masing-masing Presiden memiliki pencapaian berbeda-beda semaja menjabat.


"Tahu kah #SobatSetneg bahwa tak hanya Indonesia yang memiliki julukan, tetapi Presiden Indonesia juga memiliki julukan, lho!" tulis akun IG @kemensetneg.ri, dikutip Rabu 4 Oktober 2023.


Dalam unggahannya, ada presiden pertama RI Soekarno, presiden kedua, Soeharo, presiden ketiga BJ Habibie, presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, presiden kelima Megawati Soekarnoputri, dan presiden keenam SBY. Namun, tidak ada nama Jokowi dalam daftar tersebut.


Untuk itu, berikut julukan enam Presiden Indonesia.


1. Soekarno (Bapak Proklamator)


Soekarno atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno, adalah presiden RI pertama. Beliau lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901.


Bung Karno memiliki peranan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan sosok yang membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.


2. Soeharto (Bapak Pembangunan)


Soeharto adalah Presiden RI ke 2. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.


Julukan bapak Pembangunan yang tersemat pada Soeharto karena beliau memfokuskan program kerjanya terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).


3. B.J Habibie (Bapak Teknologi)


B.J Habibie adalah Presiden RI ketiga menggantikan Soeharto. Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. BJ Habibie di masa kecilnya disapa Rudy, dikenal memiliki kecerdasan luar biasa di bidang teknologi dan industri pesawat terbang.


Dan oleh karena itulah alasan B.J Habibie dijulukmi sebagai Bapak Teknologi. Pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat buatan Indonesia pertama yang digagas BJ Habibie.


4. Gus Dur (Bapak Pluralisme)


Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik Indonesia yang menjadi Presiden RI ke 4. Beliau lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940.


Gus Dur mendapatkan julukan Bapak Pluralismen karena beliau memberikan gagasan-gagasan universal mengenai pentingnya menghormati perbedaan sebagai bangsa yang beragam dan lantang dalam membela minoritas.


Salah satu buktinya adalah pencabutan peraturan yang melarang kegiatan adat warga Tionghoa secara terbuka seperti perayaan Imlek.


5. Megawati Soekarnoputri (Ibu Penegak Konstitusi)


Megawati Soekarnoputri sendiri menjadi Presiden RI ke lima setelah menggantikan Gus Dur. Dia lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947.


Megawati sendiri merupakan presiden wanita pertama di Indonesia dan merupakan anak dari Presiden Soekarno.


Dia juga sebagai pencetus berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menyiapkan sistem pemilihan umum (Pemilu) pertama kali.


Ketika itu masyarakat Indonesia dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden, di samping memilih calon anggota legislatif. Itulah alasan kenapa Megawati diberi julukan Ibu Penegak Konstitusi.


6. SBY (Bapak Perdamaian)


Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Presiden RI ke 6 kelahiran 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur.


SBY sendiri mempunyai latar belakang militer, namun ia mengundurkan diri dari militer setelah diangkat menjadi Menteri Pertambangan dan Energi tahun 1999 oleh Gus Dur.


Dijuluki sebagai Bapak Perdamaian, lantaran pada masa jabatan beliau sebagai presiden, Indonesia banyak berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia, baik di tingkat nasional maupun internasional.


Seperti Perjanjian Perdamaian Aceh melalui Nota Kesepahaman Helsinki, membangun Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC).


Sumber: HOPS

Penulis blog