DEMOCRAZY.ID - Warga Pulau Rempang terus bersuara. Warga Rempang terus menyatakan penolakannya terhadap rencana penggusuran dari desa tempat mereka tinggal selama ratusan tahun.
Keinginan untuk tetap bertahan dalam ruang hidup masyarakat Melayu di kampung Pulau Rempang tercermin dari sikap yang diungkapkan langsung oleh warga. Mereka bertemu dan mengumumkan penolakan terhadap rencana penggusuran.
Di Desa Sembulang, Kelurahan Semblang, Kecamatan Garang, warga yang sebagian besar adalah ibu-ibu mengungkapkan penolakannya dengan berbicara dan memposting teks serupa. Warga pun turut melantunkan Sholawat.
“Nangis kami,” kata salah satu warga.
Hasmahniah (49), salah satu warga, berkata mereka bertahan demi tetap terjaganya kampung, tempat tumbuh dan berkembangnya anak-anak mereka yang diwariskan oleh orang tua mereka jauh sebelumnya.
Atas dasar itu, warga terus bersuara, menyerukan penolakan dengan berbagai rupa ekspresi.
Berharap dapat menyentuh hati mereka yang terkait dengan rencana pengembangan Pulau Rempang ini.
“Kami terus menolak, kami sudah turun-temurun di sini,” kata dia.
Tidak hanya di Kampung Sembulang, warga di beberapa kampung seperti Sembulang Hulu, Pasir Panjang, Belongkeng dan kampung-kampung lain di Pulau Rempang juga melakukan hal serupa. Menyatakan penolakan yang menjadi inti pesan mereka.
Momen ini bertepatan dengan rencana pemerintah yang menggelar kegiatan Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen AMDAL Kawasan Rempang Eco City di Kantor Camat Kecamatan Galang.
Warga pun menyatakan sikap menolak kegiatan Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen AMDAL Kawasan Rempang Eco City ini.
Meskipun perwakilan masyarakat sekitar lokasi terdampak langsung dan tokoh masyarakat Kecamatan Galang masuk dalam daftar undangan kegiatan, kegiatan ini tetap saja tidak memberikan ruang bagi seluruh masyarakat terdampak untuk menyatakan sikapnya
Iwan warga sembulang yang dikenal dengan panggilan Pak Long Sembulang juga menyesalkan sikap pemerintah yang mendahulukan pematokan lahan dan menggusur warga tanpa memenuhi penyeselesaian AMDAL.
“Saya sabagai anak Kampung Sembulang, tak faham apa maksud pemerintah ye, kanapa setelah kita banyak korban warga kena panjara demi mempertahankan kampung, baru bicara AMDAL, kenapa tidak di awal, bertemu warga bicarakan baek-baek,” ungkapnya.
Apa pun upaya pemerintah dan BP Batam, kata Pak Long tak akan mengubah sikap warga tetap menolak direlokasi dari kampung halaman.
“Mereka (pemerinta-red) cakap AMDAL tak gune bagi warga Sembulang, karena kami semua warga sepakat tak nak tinggalkan kampung nenek moyang kami,” tegas Pak Long. [Democrazy/TvOne]