DEMOCRAZY.ID - Indonesia telah meresmikan kereta cepat pertama, dengan proyek senilai US $7,3 miliar atau setara dengan Rp108,7 triliun, yang didukung oleh Tiongkok.
Media asing BBC, menuliskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road yang telah berlangsung selama 10 tahun oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Menurut media asal Inggris itu, proyek ini merupakan rencana ambisius Xi untuk menghubungkan Asia dengan Afrika dan Eropa, melalui serangkaian jaringan darat dan laut melalui investasi pada infrastruktur lokal.
Bulan lalu, Perdana Menteri China Li Qiang, saat kunjungannya untuk KTT ASEAN di Indonesia, ikut mengendarai kereta cepat bersama Menko Luhut Pandjaitan.
Ketika itu, Luhut mengatakan kepada reporter bahwa Presiden Joko Widodo berencana mengundang Xi Jinping untuk mencoba mengendarai kereta cepat, namun tidak memberi rincian lebih lanjut.
Sementara itu, Indonesia negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, secara aktif mencari investasi dari Tiongkok, mitra dagang terbesarnya.
Presiden Jokowi secara resmi meluncurkan layanan, yang menghubungkan antara ibu kota Jakarta-Bandung, yang merupakan pusat perekonomian terkemuka di RI.
Kereta cepat tersebut diberi nama Whoosh, akronim Bahasa Indonesia yang berarti hemat waktu dan dapat diandalkan.
Pembangunan transportasi ini, menurut Jokowi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang parah di negara ini.
Jalur kereta api tersebut awalnya dijadwalkan beroperasi pada 2019 lalu, tetapi tertunda karena sengketa tanah, dan pandemi COVID-19.
Selain itu, ada masalah lainnya seperti pembengkakan anggaran sebesar US$1,2 miliar atau Rp18,6 triliun.
Whoosh sendiri dioperasikan oleh PT KCIC, perusahaan patungan yang terdiri dari empat perusahaan negara Indonesia dengan China Railway International milik Beijing.
Nama kereta cepat Whoosh merupakan kependekan dari “Hemat Waktu, Operasi Optimal, Sistem Handal”.
Kereta cepat tersebut juga dapat mencapai kecepatan hingga 350km/jam (217mph) dengan jarak perjalanan 142 km.
“Nama ini terinspirasi dari suara kereta berkecepatan tinggi yang melaju kencang,” kata Presiden Joko Widodo kepada wartawan saat peluncuran, dikutip dari BBC Internasional, Senin, 2 Oktober 2023.
Para pejabat Indonesia mengatakan kereta api berkecepatan tinggi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perekonomian.
Mereka juga memuji fakta bahwa kereta api tersebut menggunakan tenaga listrik, yang akan membantu mengurangi jejak karbon di negara tersebut.
Bandung, ibu kota provinsi Jawa Barat, sering disebut sebagai jawaban Indonesia terhadap Silicon Valley.
Kecepatan kereta peluru ini nantinya akan menarik bagi pelancong bisnis dan wisatawan, menurut Dedi Dinarto, analis utama Indonesia di perusahaan penasihat strategis Global Counsel.
“Hal ini menimbulkan ketidakpastian mengenai apakah investasi infrastruktur yang besar ini, yang didanai oleh Tiongkok dan anggaran nasional, akan terbukti menguntungkan bagi pemerintah,” ujarnya.
Meskipun harga tiket kereta api tersebut belum final, KCIC memperkirakan bahwa tiket sekali jalan bisa berkisaran antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu.
Beberapa kritikus mengatakan besarnya biaya proyek ini mungkin membebani keuangan publik Indonesia, yang sudah terbebani oleh pandemi COVID-19.
Jokowi juga setuju untuk menggunakan dana negara untuk membantu proyek mengatasi penundaan proyek kereta cepat. [Democrazy/VIVA]