POLITIK

Makin Panas! Babak Baru PKB-Gus Yaqut Soal 'Jangan Hanya Pilih Pemimpin Ganteng Mulut Manis'

DEMOCRAZY.ID
Oktober 03, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Makin Panas! Babak Baru PKB-Gus Yaqut Soal 'Jangan Hanya Pilih Pemimpin Ganteng Mulut Manis'



DEMOCRAZY.ID - Pernyataan Menag Gus Yaqut Cholil Qoumas soal Pemilu 2024 masih ramai dibicarakan publik. 


Kata-kata jangan pilih pemimpin hanya karena ganteng dan bermulut manis berbuntut panjang.


"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," katanya di Solo, dikutip dari Antara, Sabtu (30/9).


Ia meminta agar masyarakat tidak mempertaruhkan negeri ini pada orang-orang yang tidak memiliki perhatian pada masyarakat.


Katanya, agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Namun demikian, agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk memenuhi nafsu kekuasaan.


PKB menilai pernyataan Menag ini 'menjurus'. Cawapres sekaligus Ketum PKB Muhaimin Iskandar bahkan menyebut pernyataan itu khas 'buzzer'.


"Ah, itu omongan buzzer," kata Cak Imin di Menteng, Minggu (1/10).


Memang tak sedikit yang mengaitkan pernyataan Gus Yaqut ini 'menyindir' Anies. Meskipun ia juga telah membantahnya. 


Sementara Waketum PKB Jazilul Fawaid meminta Menag lebih hati-hati dalam melempar pernyataan. Sama seperti Cak Imin, Jazilul menilai pernyataan Yaqut seperti buzzer.


"Hati-hati menjaga mulutnya. Ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement yang enggak perlu. Rakyat itu lebih paham, enggak mungkin akan milih pemimpin yang mukanya jelek, alatnya, ngomongnya jelek," kata Jazilul dalam keterangannya.


"Ini untuk apa mengeluarkan begitu? Buang buang statement menurut saya, buang-buang omongan yang nggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator," imbuh dia.


PKB Sebut Bakal Disiplinkan


Menurut Jazilul, pernyataan itu justru dapat memecah belah. Ia mengatakan sebagai kader PKB, Gus Yaqut akan mendapat pendisiplinan partai. Meski, ia tak merinci pendisiplinan yang dimaksud.


"Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisplinan. Publik tentu juga akan memberikan penilaian juga, menurut saya itu yang lebih penting. Jangan membuat publik ini berspekulasi, bingung, dan menggiring opini yang nggak perlu," kata Jazilul, Minggu (1/10).


"Kita serahkan ke mekanisme internal organisasi. Saya yakin cepat atau lambat itu sudah ada pendisiplinan, kok. PKB selalu menempatkan diri sebagai partai terbuka untuk menjaga kebersamaan, menjadi partai pemersatu," imbuh dia.


Jazilul meyakini sebelum mendapat disiplin, Gus Yaqut pasti juga sudah mendapat penilaian publik terkait pernyataan itu. Menag pun sudah merespons pernyataan Jazilul.


"Yang manggil siapa dulu? [Kalau] Dewan Syura, ya, saya taat kepada kiai, to'atan [taat]," kata Gus Yaqut di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/9).


Gus Yaqut mengatakan, dirinya masih berstatus sebagai pengurus PKB. Sampai saat ini belum ada panggilan terkait pendisiplinan itu.


"Saya salah satu ketua di DPP PKB, enggak tahu apakah sudah direvisi atau belum, saya enggak tahu. Tapi soal apakah dipanggil, saya belum dapat surat panggilan sampai sekarang," tambah Gus Yaqut yang menjabat Ketua DPP PKB Bidang Pertahanan dan Keamanan ini.


Sementara itu Gus Yaqut menilai sosok Jazilul adalah politisi yang hebat dan terhormat dan memiliki banyak jasa untuk PKB. Ia pun menghormati Jazilul. Tapi untuk pernyataan itu, Yaqut tetap pada sikapnya.


"Tapi untuk satu hal itu ya untuk apa, mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan janji-janji, dengan mulut manis, mencabut [pernyataan] itu saya enggak mau," kata Gus Yaqut kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/10).


Gus Yaqut menuturkan, masyarakat harus memilih pemimpin dengan cara yang baik dan rasional, bukan hanya melihat tampilan fisik belaka.


"Kedua, harus dicek track record pemimpin, ini urusan bangsa dan negara kalau karena itu kemudian saya didisiplinkan, ya silakan, saya tidak akan cabut [pernyataan] itu," ujar putra Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri PKB, ini. [Democrazy/Kumparan]

Penulis blog