DEMOCRAZY.ID - Pada masa sejarah yang penuh ketegangan, nama Soekarno sebagai presiden pertama Republik Indonesia menjadi sentral dalam berbagai peristiwa yang mengguncang negara tersebut.
Salah satu momen yang paling kontroversial adalah ketika Soekarno dituduh sebagai dalang Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam G30S, sebuah kudeta militer yang terjadi pada tahun 1965.
Dalam artikel berikut akan membahas kesaksian dari mantan ajudan terakhir Soekarno yang bernama Maulwi Saelan.
Maulwi Saelan sendiri telah menjabat sebagai Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa sejak awal pembentukannya pada tahun 1962 dengan pangkat awal sebagai kolonel. Sebelum menjadi bagian dari Tjakrabirawa, ia pernah berdinas di Corps Polisi Militer (CPM).
Pada saat terjadinya peristiwa PKI 1965 di Jakarta, Maulwi Salean tak terhindarkan dari ditangkap dan dipenjarakan. Ia dipenjara di Rumah Tahanan Militer Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, selama lima tahun.
Hal ini disebabkan oleh hubungannya dengan Soekarno yang menyebabkan dia dikirim ke penjara tanpa melalui proses pengadilan.
Tuduhan keterlibatan Maulwi dengan PKI segera dicabut. Setelah dibebaskan dari penjara, ia bahkan mengunjungi kantor CPM dan mengajukan pertanyaan kepada petugas yang ada.
Korps yang pernah mendukungnya segera mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa Maulwi tidak terlibat dengan PKI.
Saat diwawancarai oleh Metro TV kapan terakhir kali ia bertemu dengan Soekarno, jawaban yang diberikan sungguh menyedihkan.
"Terakhir waktu beliau itu sakit pada Agustus, beliau sakit pusing kita bawa ke kamar, dokter periksa beliau sudah sakit dan harus kembali periksa untuk ginjalnya harus dioperasi, dibuang sebetulnya," ungkapnya yang dikutip dari unggahan ulang YouTube picapaulpcao pada Minggu, 8 Oktober 2023.
"Tapi beliau bilang jangan dulu dioperasi, sebelum tugas saya yang terakhir Irian Jaya harus kembali dulu baru saya mau dioperasi," lanjutnya.
Momen yang dituturkan Maulwi ini saat Soekarno sebelum resmi dilengserkan. Setelahnya, ia menuturkan tuduhan Soekarno yang dikatakan dalang PKI yang menurutnya tidak benar.
"Di PKI itu ada 2 pihak, satu yang ke komunis ke Rusia, satu ke komunis Tiongkok yang paling radikal itu kan Tiongkok. Nah itu, selalu ingin supaya kuasai Indonesia dan semuanya," ungkapnya.
"Pada waktu itu dikatakan bahwa Bung Karno yang merencanakan, itu semua tidak benar semua bohong semua," lanjutnya.
Maulwi Saelan sangat meyakini bahwa Soekarno tidak tahu menahu tragedi peristiwa G30S PKI kala itu. Ia bahkan kaget saat menerima laporan tragedi tersebut.
[VIDEO]
Sumber: HOPS