DEMOCRAZY.ID - Tiap gelaran pemilihan umum, mulai dari Pemilihan Presiden, Gubernur, Walikota hingga Bupati, selalu ada kelompok yang menyerukan agar tak mencoblos. Para penyerunya mengidentifikasi diri sebagai golongan putih alias golput. Para penyeru golput biasanya menjadikan rekam jejak buruk para calon pemimpin sebagai alasan tak menyoblos. Menurut mereka, dengan tak datang ke tempat pemungutan suara, mencegah ikut berbuat dosa bila calon dengan rekam jejak buruk tadi terpilih. Seruan-seruan terkait golput ini, rupanya telah dibahas ratusan lalu oleh ulama kelahiran Mesir Syekh Ibrahim Al-laqqani, dalam kitab Jauharoh At-tauhid. Kitab ini menjadi salah satu Kitab kuning yang sering dibaca dan dipelajari oleh KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha dalam sejumlah pengajian. Syekh Ibrahim, kata Gus Baha, mewajibkan umat Islam menggunakan hal pilihnya dalam memilih pemimpin. Di Indonesia, pemilihan umum adalah wadah untuk memilih pemimpin lewat hajatan lima tahunan. Baik itu memilih p
DEMOCRAZY.ID - Tiap gelaran pemilihan umum, mulai dari Pemilihan Presiden, Gubernur, Walikota hingga Bupati, selalu ada kelompok yang menyerukan agar tak mencoblos. Para penyerunya mengidentifikasi diri sebagai golongan putih alias golput. Para penyeru golput biasanya menjadikan rekam jejak buruk para calon pemimpin sebagai alasan tak menyoblos. Menurut mereka, dengan tak datang ke tempat pemungutan suara, mencegah ikut berbuat dosa bila calon dengan rekam jejak buruk tadi terpilih. Seruan-seruan terkait golput ini, rupanya telah dibahas ratusan lalu oleh ulama kelahiran Mesir Syekh Ibrahim Al-laqqani, dalam kitab Jauharoh At-tauhid. Kitab ini menjadi salah satu Kitab kuning yang sering dibaca dan dipelajari oleh KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha dalam sejumlah pengajian. Syekh Ibrahim, kata Gus Baha, mewajibkan umat Islam menggunakan hal pilihnya dalam memilih pemimpin. Di Indonesia, pemilihan umum adalah wadah untuk memilih pemimpin lewat hajatan lima tahunan. Baik itu memilih p