DEMOCRAZY.ID - Siapa yang akan menjadi presiden Republik Indonesia pada tahun 2024? Pertanyaan ini mungkin masih menjadi misteri bagi banyak orang.
Namun, ada sebuah ramalan yang berasal dari Kerajaan Kutai, salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang mengklaim telah mengetahui sosok calon presiden RI 2024.
Ramalan tersebut disampaikan oleh Raja Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXVIII, Aji Muhammad Salehuddin II, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media online Tribunnews.com.
Menurut Raja Kutai, calon presiden RI 2024 adalah seorang putra mahkota yang tertukar saat lahir.
“Dia adalah putra mahkota yang tertukar saat lahir. Dia tidak tahu asal-usulnya yang sebenarnya. Dia dibesarkan oleh orang tua angkat yang sederhana dan rendah hati. Dia memiliki bakat dan kemampuan luar biasa dalam berbagai bidang. Dia sangat dicintai oleh rakyat karena kebaikan dan kebijaksanaannya,” kata Raja Kutai.
Raja Kutai mengatakan bahwa ramalan tersebut didasarkan pada kitab suci Kerajaan Kutai, yaitu Kitab Sang Hyang Tapak. Kitab tersebut berisi tentang sejarah, ajaran, dan ramalan Kerajaan Kutai.
Raja Kutai mengaku telah mempelajari kitab tersebut sejak kecil dan menemukan banyak kesesuaian antara kitab tersebut dengan kenyataan.
“Kitab Sang Hyang Tapak adalah kitab suci yang diturunkan oleh leluhur kami. Kitab ini sangat akurat dan terpercaya. Kitab ini telah meramalkan banyak peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, seperti kemerdekaan, reformasi, tsunami, gempa bumi, dan lain-lain. Kitab ini juga meramalkan tentang sosok presiden RI 2024,” ujar Raja Kutai.
Raja Kutai menambahkan bahwa ramalan tersebut juga sesuai dengan ramalan lain yang berasal dari kerajaan-kerajaan lain di Indonesia, seperti Ramalan Jayabaya dari Keraton Yogyakarta, Ramalan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Banten, dan Ramalan Kerajaan Mataram.
Raja Kutai mengatakan bahwa semua ramalan tersebut memiliki kesamaan dalam menggambarkan sosok calon presiden RI 2024.
“Saya yakin bahwa ramalan-ramalan tersebut saling mendukung dan melengkapi. Saya juga yakin bahwa sosok calon presiden RI 2024 sudah ada di antara kita. Dia adalah orang yang sangat istimewa dan berjodoh dengan Indonesia. Dia akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan lebih maju,” tutur Raja Kutai.
Namun, Raja Kutai tidak mau menyebutkan nama atau inisial dari sosok calon presiden RI 2024 tersebut.
Raja Kutai mengatakan bahwa hal tersebut adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhan dan para leluhur.
Raja Kutai hanya berpesan agar rakyat Indonesia bersabar dan berdoa agar dapat mengetahui siapa sosok calon presiden RI 2024 tersebut.
“Saya tidak bisa menyebutkan nama atau inisialnya. Itu adalah rahasia yang harus dijaga dengan baik. Saya hanya bisa memberikan petunjuk-petunjuk umum tentang sosoknya. Saya harap rakyat Indonesia bisa bersabar dan berdoa agar Tuhan memberikan petunjuk kepada kita semua. Saya yakin bahwa pada saatnya nanti, kita akan mengetahui siapa sosok calon presiden RI 2024 tersebut,” pungkas Raja Kutai.
HEBOH! Ramalan Jayabaya Memprediksi Beberapa Sosok Pemenang Pilpres 2024: Prabowo Tidak Termasuk?
Pemilu dan Pilpres tahun 2024 semakin dekat, beberapa kandidat calon presiden sudah mulai terlihat dari partai pengusung.
Baru-baru ini, sebuah ramalan dari Jayabaya menjadi viral, tentang sosok pengganti dari presiden Jokowi yang terpilih di Pilpres 2024 nanti.
Ada beberapa nama yang disebut-sebut sangat berpotensi untuk menggantikan Joko Widodo dan terpilih di Pilpres 2024 nanti berdasarkan ramalan dari Prabu Jayabaya.
Lalu, siapa saja sosok tersebut? Silahkan simak artikel ini sampai selesai!
Dikutip dari YouTube Aliqul Channel, ada beberapa sosok yang diyakini akan menggantikan presiden Joko Widodo di tahun 2024 nanti.
Pada dasarnya, sosok ini disebut sebagai ‘satrio piningit’ yang akan datang mengatasi konflik dan permasalahan yang telah terjadi di Indonesia.
Sosok ini disebut-sebut sebagai pemimpin yang akan memulihkan Indonesia dari keterpurukan.
“Disebut sebagai satrio piningit. Disebutkan olehnya sosok yang adil seperti raja-raja pada masa lalu,” ucap narator.
“Sosok ini akan datang ketika Indonesia mengalami banyak konflik dan diterjang berbagai bencana,” jelasnya.
“Disebut-sebut sebagai tokoh yang akan mampu mengatasi konflik permasalahan dan memulihkan Indonesia agar kembali subur,” tambahnya.
Dari sini, narator video kemudian mulai membahas lebih spesifik mengenai sosok satrio piningit yang akan memimpin Indonesia tahun 2024.
Dalam keterangannya, ia mencoba menganalisis sosok kandidat presiden berdasarkan istilah yang ada di bahasa jawa.
“Dari ramalan Jayabaya, prediksi ini didapat dari istilah ‘Notonegoro’ yang memiliki arti menata negara,” ujarnya.
“Dalam ramalan itu, Indonesia akan mendapatkan kemakmuran atau puncak kejayaan setelah dipimpin dengan inisial nama ‘Notonegoro’,” tambahnya.
Narator video kemudian mencoba mengulas nama-nama presiden Indonesia yang sebelumnya memiliki nama dengan penggalan kata dari ‘Notonegoro’, antara lain sebagai berikut:
Ir. Soekarno (no)
Suharto (to)
Susilo Bambang Yudhoyono (no)
Joko Widodo/ Mulyono (no)
Dari hasil analisanya, ia kemudian memprediksi bahwa akan ada sosok dengan nama yang mengandung suku kata ‘go’ atau ‘ga’ yang memimpin Indonesia dan memenangkan Pilpres di tahun 2024 nanti.
“Tentu yang selanjutnya adalah go atau ga yang diramalkan akan memimpin Indonesia,” ucapnya.
Ia kemudian secara terang-terangan menjelaskan tiga sosok yang diramalkan akan memimpin Indonesia dan terpilih menjadi presiden.
Menariknya, Prabowo tidak disebutkan termasuk dalam sosok yang akan memenangkan Pilpres 2024. Tiga sosok tersebut antara lain adalah Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, dan Gatot Nurmantyo.
“Adapun nama yang memiliki kata go atau ga adalah Ganjar Pranowo atau Sandiaga Uno,” ungkapnya.
“Dia adalah Jenderal Gatot Nurmantyo yang masuk dalam ramalan, memiliki kata ‘ga’ dalam namanya,” tambahnya.
Walaupun demikian, narator video mengatakan bahwa ada kemungkinan hadir sosok-sosok lain yang terpilih menjadi presiden Indonesia tahun 2024.
Ramalan ini juga cenderung tidak menyebutkan secara khusus tentang sosok yang akan menjadi presiden Indonesia 2024, melainkan berdasarkan hasil analisis saja. [Democrazy/Grid]