HOT NEWS

Demi Proyek Ambisius, Arab Saudi Tega Korbankan Suku Asli Padang Pasir: 'Ada Yang Sampai Ditembak Mati'

DEMOCRAZY.ID
Oktober 24, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
Demi Proyek Ambisius, Arab Saudi Tega Korbankan Suku Asli Padang Pasir: 'Ada Yang Sampai Ditembak Mati'



DEMOCRAZY.ID - Arab Saudi kini tengah mengerjakan megaproyek ambisius yang bertajuk NEOM. Ini merupakan proyek yang dicetuskan oleh Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman. 


Namun proyek tersebut tidak lepas dari isu pelanggaran HAM, yakni menyebabkan suku asli padang pasir setempat terusir.


NEOM sendiri terdiri dari beberapa proyek yakni The Line, Trojena, Oxagon, dan Sindalah, serta sejumlah proyek lainnya yang menunjang kota futuristik baru Arab Saudi di wilayah barat laut tersebut.


Salah satu proyek NEOM yang banyak menarik perhatian adalah The Line. Ini adalah kota yang direncanakan punya bentuk lurus memanjang sepanjang 170 km, dengan lebar 200 meter. Kota ini nantinya 'dibungkus' dengan tembok kaca setinggi 500 meter.


Namun di balik ambisiusnya Arab Saudi membangun NEOM, ada isu pelanggaran HAM yang mencuat di sana, yakni terusirnya suku asli padang pasir setempat, suku Huwaitat.


Untuk informasi, suku Huwaitat merupakan bagian dari kelompok Bani Judham, sebuah kelompok masyarakat yang tinggal di selatan Syam dan barat laut Semenanjung Arab.


Saat ini, kelompok tersebut banyaknya tersebar di Yordania dan Arab Saudi, khususnya di wilayah barat laut Arab Saudi, di wilayah yang bakal jadi kawasan NEOM.


Menurut The Guardian, saat ini terdapat sekitar 20 ribu masyarakat suku Huwaitat yang terancam diusir paksa akibat megaproyek NEOM.


Padahal menurut sejarahnya, keberadaan suku ini sudah ada di wilayah tersebut sejak abad ke-18, jauh sebelum Bani Saud mendirikan Arab Saudi.


Melansir YouTube Sepulang Sekolah pada 24 Oktober 2023, sejumlah aktivis dari suku Huwaitat pun vokal menyuarakan penolakan mereka terhadap ancaman pengusiran akibat megaproyek NEOM ini. Salah satu yang vokal adalah Alia Hayel Aboutiyah Al-Huwaiti.


Menurutnya, pembangunan NEOM ini jelas hanya untuk kaum elit saja, bukan buat rakyat jelata. 



Menurut dia, enggak akan ada masyarakat Huwaitat asli sana yang bakal diajak tinggal di proyek-proyek NEOM. Kalau kata dia, masyarakat asli sana malah dipaksa buat angkat kaki.


Bahkan, ada salah satu aktivisi dari suku Huwaitat yang ditembak mati akibat vokal menolak penggusuran pemukiman sukunya.


"Ketegangan makin memuncak ketika aktivis yang vokal menolak penggusuran pemukiman suku Huwaitat, Abdul Rahim Al-Huwaiti ditembak mati di rumahnya, dan pelaku penembakannya dipercaya adalah otoritas Arab Saudi," ujar Koirapat, creator Sepulang Sekolah.


Selain itu, ada juga tiga orang aktivis lain yang ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, serta ada tiga orang lainnya juga yang dijatuhi hukuman penjara.


PBB sendiri sudah mengutuk keras tindakan Arab Saudi tersebut dan meminta untuk membebaskan para terdakwa. 


Tapi menurut pemerintah Saudi, justru Abdul Rahim lah yang melakukan serangan duluan. Makanya, aparat terpaksa mengambil tindakan dengan menembak dia.


Lebih jauh kata pihak Saudi, aktivis yang dipenjara mengancam keselamatan aparat, sehingga akhirnya ditangkap-tangkapi.



Namun demikian, menurut Ali Shihabi, anggota Dewan Penasihat NEOM, masyarakat yang terusir nantinya akan dapat kompensasi besar dari pemerintah Saudi.


Selain pengusiran, proyek NEOM juga dikhawatirkan akan menghancurkan warisan budaya yang dianggap menghalangi berjalannya proyek. [Democrazy/Hops]

Penulis blog