DEMOCRAZY.ID - Supermodel terkenal asal Amerika Serikat (AS), Bella Hadid yang juga memiliki keturunan Palestina, membuka suara di akun Instagramnya yang menyatakan dukungan dan solidaritasnya untuk masyarakat Palestina.
Melalui akun Instagram pribadi @bellahadid, ia mengunggah sebuah surat terbuka yang diawali dengan permohonan maaf atas kebungkamannya selama dua minggu terakhir ini atas isu Palestina.
Bella Hadid, yang dikenal sebagai seorang publik figur berusia 27 tahun yang lantang menyuarakan hak-hak rakyat Palestina mengungkapkan bahwa selama beberapa minggu ini, ia mendapatkan ancaman teror setiap hari.
"Saya menerima ratusan ancaman pembunuhan setiap harinya, nomor telepon saya dibocorkan, dan keluarga saya merasa berada dalam bahaya," tulis Bella dalam surat terbuka yang dikutip Minggu (29/10).
Meskipun menghadapi ketakutan itu, Bella menyebutkan bahwa ketakutan pribadinya tidak sebanding dengan penderitaan rakyat Palestina, terutama anak-anak di Gaza yang saat ini menghadapi serangan brutal dari Israel.
"Aku tidak bisa diam atau dibungkam lagi. Ketakutan bukanlah suatu pilihan. Rakyat dan anak-anak Palestina, khususnya di Gaza, tidak bisa membiarkan kita diam," tegasnya.
Dalam surat tersebut, Bella Hadid mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi Palestina, di mana serangan udara secara beruntun menghantam Gaza, yang menyebabkan Gaza kini lumpuh total, dengan banyaknya korban tewas.
"Hati saya berdarah karena rasa sakit akibat trauma yang saya saksikan, serta trauma turun-temurun dari darah Palestina saya. Melihat dampak serangan udara di Gaza, saya berduka bersama semua ibu yang kehilangan anak-anak dan anak-anak yang menangis sendirian, semua ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, bibi, teman-teman yang hilang yang tidak akan pernah lagi hidup di muka bumi ini," ujar Bella.
Lebih lanjut, Bella menceritakan bagaimana sang ayah, Mohamed Hadid mengalami pengusiran paksa oleh Israel, dan tidak pernah diizinkan untuk kembali selama puluhan tahun lalu.
"Ayah saya lahir di Nazareth pada tahun Nakba (pengusiran 750 warga Palestina pada 1948). Sembilan hari setelah lahir, ayah dan keluarganya diusir dari tanah kelahiran mereka di Palestina," ungkap Bella.
"Keluarga saya menyaksikan 75 tahun kekerasan terhadap rakyat Palestina, yang paling menonjol adalah invasi brutal pemukim yang menyebabkan kehancuran seluruh komunitas, pembunuhan, dan pemindahan paksa keluarga dari rumah mereka. Praktik pemukiman di tanah Palestina masih terus berlanjut hingga saat ini," tambahnya.
Untuk itu, dalam unggahan tersebut, Bella menyerukan seluruh masyarakat untuk berdiri bersama Palestina dalam membela kemanusiaan dan kasih sayang, serta menuntut para pemimpin dunia melakukan hal yang sama.
"Kita perlu terus menekan para pemimpin kita, di mana pun kita berada, untuk tidak melupakan kebutuhan mendesak rakyat Gaza, dan untuk memastikan bahwa warga sipil Palestina yang tidak bersalah tidak menjadi korban yang terlupakan dalam perang ini," tegasnya.
Dalam unggahan itu pun Bella terlihat bernyanyi sambil mengunggah video yang menggambarkan kondisi mengerikan di Palestina, dengan serangan bom bertubi-tubi dan korban jiwa berhamburan.
"Saya mendukung kemanusiaan, perdamaian dan keamanan adalah milik kita semua," pungkasnya. [Democrazy/RMOL]