'Cengkeraman Jokowi Terhadap Koalisi, Bahaya Partai Membebek Kekuasaan'
Tepat sepekan setelah Mahkamah Konstitusi membacakan putusan kontroversial yang membuka peluang pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden, Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendeklarasikan putra sulung Presiden Joko Widodo itu sebagai pendamping Prabowo Subianto.
Sejumlah kalangan menilai keputusan itu menguatkan indikasi besarnya pengaruh Jokowi terhadap koalisi tersebut.
Tadi malam, setelah menggelar rapat di rumahnya, Prabowo Subianto mengumumkan pemimpin delapan partai politik pengusungnya sepakat menunjuk Gibran sebagai calon wakil presiden.
“Ini aklamasi bulat, konsensus,” kata Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Ahad, 22 Oktober 2023.
Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak banyak berbicara dalam woro-woro yang tak disertai sesi tanya-jawab dengan awak media tersebut.
Pengamat politik Agung Baskoro menilai putusan MK cukup menjadi pesan yang kuat kepada semua partai, terutama yang bergabung di KIM.
“Bahwa instrumen kekuasaan sudah bekerja. Mau ikut gerbong ini atau tidak,” kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis itu, kemarin.
Di sisi lain, Agung mengatakan, partai-partai di KIM pada dasarnya tidak ada pilihan selain menerima Gibran. KIM sejak awal tak kunjung bersepakat atas sejumlah kandidat awal.
Pencalonan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, misalnya, tak didukung Golkar kendati sejak awal diajukan oleh PAN.
Sedangkan niat awal Golkar mengusung ketua umum mereka juga mustahil terwujud karena Airlangga dibayangi ancaman kasus hukum dan digoyang gejolak internal partai.
Namun, menurut Agung, dukungan Jokowi tetap menjadi faktor utama yang mendorong KIM akhirnya mengusung pasangan Prabowo-Gibran.
Jokowi beberapa kali menyatakan akan merestui langkah politik Gibran. Dengan begitu, kata Agung, Jokowi diyakini tidak lagi berdiri di dua kaki kendati ia kader PDIP yang mengusung pencalonan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Agung memperkirakan Jokowi bakal all out mengerahkan sumber dayanya sebagai presiden untuk memastikan Gibran menjadi wakil presiden dalam pemilihan presiden 2024.
“Sebagaimana dia memenangkan Gibran di Solo, Bobby di Medan, dan Kaesang di PSI. Kalau tidak ada Jokowi, tak akan bisa,” kata Agung.
Kemarin, di sela peringatan Hari Santri yang digelar di Surabaya, Jokowi kembali berkomentar ihwal pencalonan Gibran.
Jokowi menyatakan penunjukan Gibran sebagai cawapres merupakan ranah partai, bukan ranah dia sebagai presiden. Namun, sebagai orang tua, dia mengaku mengikuti perkembangan anaknya.
“Ya, orang tua tuh tugasnya mendoakan dan merestui. Keputusan semuanya di dia,” kata Jokowi ketika ditemui setelah menjadi inspektur apel Hari Santri di Tugu Pahlawan, Surabaya.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, juga menilai faktor Jokowi amat kuat di balik kesepakatan KIM mengusung Gibran.
Ujang menilai Prabowo memahami betul bahwa kansnya untuk menang akan semakin besar dengan dukungan Jokowi.
“Prabowo tahu persis kekalahannya dalam pilpres sebelumnya karena Jokowi,” kata Ujang, kemarin.
“Maka, ketika Jokowi all out, potensi menang itu ada.”
Senada dengan Agung, Ujang menilai Jokowi akan all out mendukung pemenangan Prabowo-Gibran.
Menurut dia, kemenangan pasangan ini tak hanya menguntungkan Prabowo, tapi juga Jokowi.
“Dengan Gibran sebagai cawapres, Jokowi masih berkuasa lagi,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.
[Koran Tempo, Senin, 23 Oktober 2023]