DEMOCRAZY.ID - Serangan Hamas atau para pejuang Palestina yang dilakukan Sabtu 7 Oktober 2023 ke Israel, langsung mengejutkan mata dunia, termasuk Eropa yang mengutuk keras serangan tersebut dan dinilai sebagai serangan teroris.
Tentara Hamas sendiri, terbilang cukup masif menyerang Israel pada Sabtu pagi dan membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan peringatan kepada rakyatnya negaranya dalam kondisi perang.
Serangan Palestina ke Israel sendiri, diperkirakan menjadi yang terbesar. Petinggi Hamas Ezzedine al-Qassam mengklaim kepada media internasional, jika serangan tersebut bertujuan mengakhiri kejahatan Israel kepada rakyat Palestina selama ini. mereka akan mengakhiri kejahatan Israel.
Sebanyak 5.000 rudal ditembakkan ke Israel dalam serangan tersebut dan menghantam langsung ke beberapa kota dengan tingkat kehancuran yang cukup besar. Bahkan membuat rakyat Israel ketakutan.
"Kami telah menembakkan sebanyak 5.000 rudal ke Israel dalam serangan dengan durasi sekira 20 menit." ungkap Ezzedine.
Mengenal Rudal Hamas
Serangan sebanyak 5 ribu rudal yang diluncurkan pejuang Hamas ke Israel, dalam sejarah perjuangannya tak lepas dari peran Iran yang selalu mendukung bahkan mensuplai senjata termasuk rudal kepada pejuang Hamas.
"Diketahui Iran telah menjalin hubungan dengan Hamas dan PIJ sejak tahun 1980 hingga saat ini. Iran juga telah melakukan transfer beberapa jenis roket artileri, termasuk roket Fajr 3 dan Fajr 5 serta M302 yang dibuat Suriah." tulis keterangan Wilsoncenter dikutip Minggu 8 Oktober 2023.
Sejak tahun 2021, pejuang Hamas telah menggunakan banyak roket Badr 3 yang telah dilakukan uji coba di Iran dan pertama kali digunakan pejuang Palestina pada tahun 2019.
Diatas kertas, roket tersebut membawa hulu ledak dengan berat antara 300 kg dan 400 kg (661 pon hingga 882 pon), yang jauh lebih berat daripada hulu ledak sebagian besar roket Palestina. Semakin berat hulu ledaknya, semakin besar pula ledakannya.
Namun roket tersebut tampaknya tidak terlalu besar dalam hal jangkauan. Pada Mei 2021, PIJ menyerang kota Ashkelon dan Netivot di Israel dengan Badr 3, yang menunjukkan bahwa rudal tersebut memiliki jangkauan setidaknya 13 km.
Badr 3, yang tidak canggih, mungkin dirancang di Iran khusus untuk negara-negara Timur Tengah untuk diproduksi secara lokal.
Badr 3 hampir identik dengan roket al Qassim yang ditampilkan oleh Direktorat Teknis Produksi Militer (TDMP), produsen senjata yang berafiliasi dengan Pasukan Mobilisasi Populer Irak, payung milisi, termasuk beberapa kelompok Syiah yang didukung Iran.
Meski demikian belum diketahui pasti jenis rudal yang digunakan pejuang Palestina yang telah melakukan serangan ke Israel.
Hamas reveals its home made 114 mm short-range “Rajum” missile system, which was used during the latest offensive by the Palestinians against Israel pic.twitter.com/p6r1oSgLhP
— Ragıp Soylu (@ragipsoylu) October 7, 2023
🔴 Bir İsrail vatandaşı, hava saldırısı sırasında füze sirenleri çaldığında aracını hemen yol kenarına çekti ve bir bina köşesine sığındı. Ancak, füze tam da sığındığı yere düştü. pic.twitter.com/h1oPQj4RaS
— Conflict (@ConflictTR) October 7, 2023
🚨🚨BREAKING UPDATES: INTELLIGENCE FAILURES | POLICE STATION UPDATES
— Mario Nawfal (@MarioNawfal) October 7, 2023
- 20 Police Officers are said to have been Killed in the Sderot Police Station this morning when it was Stormed by Hamas members. a Majority of the Officers are said to have been Unarmed and on Break when they… pic.twitter.com/xiVdqdeU3J
Sumber: Hops